Happy reading 😘
Jgn lupa vote+comment+share ya kalau suka sama cerita ini
~
~
~
~"Selamat pagi semuanya," sapaku dengan ceria.
"Pagi anaknya Umi."
"Pagi juga anaknya Abi."
Aku duduk di kursi samping umi dan mulai mengambil selembar roti tawar.
"Bagaimana acara study tour lusa? Kamu sudah menyiapkan semuanya Kayla?"
Aku menganggukkan kepala sambil tersenyum sumringah.
"Sudah semuanya, Abi," jawabku dengan semangat.
"Berangkatnya jam berapa, Nduk?" tanya umi sambil mengelus kepalaku yang tertutup jilbab putih dengan sayang.
"Berangkatnya pagi, Umi. Jadi nanti sampai di Bedugul kemungkinan subuh," jelasku.
Lalu aku mengambil segelas susu putih yang memang khusus dibuatkan Umi untukku. Aku sangat menyukai susu putih dari dulu, makanya setiap sarapan, Umi selalu membuatkannya untukku.
"Umi, Abi, Kayla sudah selesai sarapannya. Kayla pamit berangkat sekolah dulu ya."
Aku berdiri dari tempat duduk ku dan mencium tangan Abi dan Umi.
"Hati-hati di jalan ya sayang. Jangan ngebut bawa motornya."
Aku tersenyum mendengar nasehat umi. "Iya, Umi."
"Kamu enggak mau berangkat bareng Abi, Kayla?"
Aku menatap Abi sambil tersenyum dan menggelengkan kepala pelan.
"Tidak perlu Abi. Arah sekolah Kayla dan kantor Abi tidak searah." Aku menolak tawaran abi dengan halus.
Aku tidak mau merepotkan Abi jika harus mengantarku ke sekolah lebih dulu. Karena jalan yang tidak searah akan membuat Abi terlambat sampai di kantor nanti.
Abi ini seorang direktur utama di salah satu perusahaan yang ada di Kota Semarang. Walaupun abi memiliki jabatan yang tinggi, keluarga kami cenderung lebih sederhana. Walaupun dua lantai, tapi tidak mewah.
Aku pernah mendengar jika harta yang kita punya sewaktu masih hidup akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Waktu itu aku pernah bertanya pada Abi, kenapa tidak membeli mobil baru saat mobil yang biasanya Abi gunakan sudah tua dan sering keluar masuk bengkel, dan jawaban abi membuatku tahu apa arti dari sebuah kesederhanaan.
"Abi tidak perlu mengantar Kayla ke sekolah. Kayla bisa berangkat sendiri, Abi."
Abi menaikkan kacamatanya yang melorot sambil tersenyum ke arahku. "Yasudah, kamu hati-hati di jalan ya, Nduk."
Aku berjalan keluar sambil memakai helm. "Kayla pamit dulu ya, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
🍁🍁🍁
Aku memarkirkan sepeda motor ku di parkiran khusus siswa. Lalu aku melepaskan helm yang ku kenakan.
"Hei, Kayla!"
Aku membalikkan badanku dan melihat perempuan berambut pendek berponi yang tersenyum lebar ke arahku sambil melambaikan tangannya.
Aku tertawa kecil saat melihatnya berlari hingga membuat poninya bergerak-gerak lucu.
"Selamat pagi Kayla kesayangan," sapanya dengan senyuman yang menghiasi wajah imutnya.
"Selamat pagi juga Katherine kesayangan," balasku sambil mencubit kedua pipi chubby miliknya dengan gemas.
"Aduh! Sakit tau," ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya yang membuatnya semakin terlihat imut di mata ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Mr. Bule [END]
Teen FictionJudul lama : Pernikahan atau Permainan Cover by Pinterest Aku tidak menyangka perjalanan study tour ku ke Bali akan mempertemukan ku dengan pria bule itu. Pria bule yang kini resmi menjadi suamiku bahkan disaat umurku belum genap 18 tahun. Berawal d...