Aneh

6.3K 520 5
                                    

Happy reading!! 

Jgn lupa vote+comment+share y klau suka ma cerita ini..

~

~

~

Setelah selesai sarapan, aku dan teman-temanku memilih untuk berfoto di depan sebuah pura. Satu informasi yang kudapat, bahwa penduduk di sekitar Bedugul ini mayoritas beragama Islam. Hal ini dibuktikan dengan adanya masjid agung yang ada di sini, tempat ku menunaikan salat subuh tadi.

"Kayla, kita naik perahu yuk."

Belum sempat aku menjawab, sahabatku ini sudah menarik ku begitu saja.

"Permisi, Pak. Saya dan teman saya mau naik."

"Hanya berdua?" tanya seorang bapak-bapak yang menjaga perahu.

Aku melirik ke arah Katherine. "Bagaimana kalau kita ajak teman-teman yang lain? Supaya lebih murah juga," usulku.

Katrine menganggukkan kepala setuju dengan usulan ku. Tak sengaja kami melihat ada gerombolan teman-teman sekelas kami.

"SAFIRA! SINTHYA! SINI!" teriak Katherine keras sekali, hingga membuat pasang mata melihat ke arah kami.

Aku menyenggol bahu sahabatku. "Jangan keras-keras teriaknya," bisikku.

Katherine hanya cengengesan dan menggaruk kepalanya yang aku yakin itu tidak gatal. Kebiasaannya saat dia sedang gugup dan malu.

"Ada apa?" tanya Sinthya.

"Naik perahu yuk, muter-muter danau. Kalau makin banyak orang kan makin murah harganya."

Sinthya terlihat berpikir. "Boleh deh."

Aku melihat Katrine tampak antusias sekali dan dia menarik tangan ku untuk segera naik. Jujur aku sedikit takut saat menginjakkan kaki ke perahunya karena sedikit bergoyang. Bukan apa-apa, aku takut kalau aku terjatuh ke dalam air dan tenggelam. Aku bergidik ngeri membayangkan jika itu benar terjadi.

"Hei! Jangan keseringan melamun."

Lagi-lagi aku melamun di tempat seperti ini. Bukan melamun, lebih tepatnya memikirkan hal yang tidak-tidak.

"Sudah siap adik-adik semua?" tanya bapak-bapak tadi dengan aksen Bali yang kental sekali.

"Siap, Pak!" teriak kami dengan serentak.

Kami semua tertawa bersama saat perahu yang kami tumpangi bergerak dengan kecepatan tinggi. Celana kulot yang kupakai sedikit basah akibat cipratan air. Ini adalah pengalaman pertama ku menaiki perahu dan aku merasa sangat senang sekali.

"Terimakasih, Pak," ucap kami serentak setelah aku membayar harga estimasinya.

Bapak itu hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Eh! Itu kayaknya disuruh kumpul deh."

Aku melihat ke depan, dimana semua kelas sebelas berbaris dengan rapi.

"Ayo cepat kita kesana!" ucapku sambil menarik pelan tangan sahabat ku.

"Anak-anak, sekarang kita akan melanjutkan perjalanan menuju tempat yang kedua yaitu Joger," jelas Pak Ismail.

Katrine menarik-narik tangan ku. "Kita beli sandal jepit saja yuk. Aku lupa nggak bawa sandal dari rumah," bisiknya.

"Oke siap," jawabku dengan berbisik juga.

"Karena waktu yang ditentukan sudah habis, sekarang kalian masuk ke dalam bus masing-masing."

Aku melihat ke sekeliling ku dan mata ku terpaku dengan mobil sport hitam yang kulihat tadi subuh. Refleks aku mencekal pergelangan tangan Katherine yang membuatnya berhenti melangkah.

Married with Mr. Bule [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang