Bully

3.9K 291 11
                                    

"KAYLA!!!"

Aku yang sedang mencatat materi pelajaran minggu lalu di meja ku pun mendongak.

"Katherine?!" Dengan sigap aku menghindar dari pelukan mautnya.

"Ish! Kenapa ngehindar?" rajuknya dengan pipi mengembang.

Aku tertawa kecil dan menarik tubuh sahabat ku ke dalam pelukan. "Kayla kangen banget."

"Suruh siapa lupa sama sahabat sendiri," ketusnya seraya melepaskan pelukan kami dan berkacak pinggang.

Aku tertawa kecil dan menariknya untuk duduk di sampingku. "Kamu kemana seminggu ini?"

Katherine tersenyum tipis dan menggenggam tangan ku. "Aku ada urusan yang harus aku selesaikan, biasa lah."

Aku hanya mengangguk-angguk. Sebenarnya bukan satu dua kali sahabat ku ini sering menghilang tanpa kabar. Biasanya dia menghilang paling lama itu tiga hari. Namun sekarang, seminggu kemudian baru kembali membuat ku merasa khawatir sekaligus penasaran.

"Ini masih istirahat kan? Yuk, ke kantin!"

Tanpa menunggu persetujuan ku, Katherine langsung menarik ku untuk mengikutinya.

"Kamu mau pesan apa? Biar aku yang pesan. Tenang aja, aku yang bayar," ucapnya setelah kami mendapat tempat duduk dekat dengan anak laki-laki dari kelas kami.

Di sana juga ada Aldo bersama teman-temannya di sana. Aku tersenyum tipis saat dia menoleh ke arah ku. Segera aku mengalihkan pandangan ku ke arah lain.

"Hei!" Aku tersentak kaget dan refleks melotot ke arah Katherine yang cengengesan.

"Ditanya malah ngelamun aja. Mau pesan apa Kayla sayang?"

"Bakso aja deh sama es jeruk," jawabku.

"Oke! Silakan ditunggu tuan putri," ucapnya seraya membungkukkan badan.

Aku hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabat ku ini. Sedangkan dia hanya tertawa kecil dan berlari menuju stand yang menjual bakso.

Sambil menunggu Katherine memesan makanan. Aku mengambil ponsel dari saku dan mengaktifkannya. Saat sedang fokus membaca novel online, tiba-tiba....

Brrakk

Byurrr

Aku merasakan dingin di kepala dan baju ku.

"Masih berani juga lo sekolah di sini?!"

Clarissa dan antek-anteknya berdiri di ujung meja dengan gelas kosong di masing-masing tangan mereka.

"Ka..kamu kenapa ngelakuin ini sama aku?" tanyaku dengan terbata-bata karena menahan rasa dingin di sekujur tubuhku.

Tanpa aku duga, Clarissa menarik jilbabku dengan kasar. "Lepas aja jilbab lo!"

Aku menangis sambil berusaha menahan tangannya yang menarik jilbabku. "Tolong lepasin, sakit."

Krrekk

Clarissa dan antek-anteknya malah tertawa terbahak-bahak dan bertepuk tangan puas setelah berhasil membuat jilbab ku sobek. Penampilan ku sekarang acak-acakan, baju seragam basah dan jilbab yang sudah tidak layak pakai.

Aku mendongak saat Aldo datang dan menyodorkan jaketnya padakuu. "Pakai! Bajumu tembus."

Aku menunduk malu dan mengambil jaket itu. "Terimakasih," cicit ku.

Laki-laki itu hanya mengangguk. Clarissa yang melihat Aldo begitu baik dengan ku menggeram tidak terima.

"Sayang! Kamu kenapa belain perempuan jalang ini sih?!" rajuknya pura-pura dengan suara aneh.

Married with Mr. Bule [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang