Happy reading!!
Jgn lupa vote+comment yaa ❤️
~
~
~"Kayla baik-baik saja, Umi. Umi jangan terlalu khawatir sama keadaan Kayla."
Aku masih merasa bersalah telah membuat Umi menangis.
"Sebagai seorang ibu, Umi khawatir saat mendengar anak gadis Umi satu-satunya pingsan. Hati ibu mana yang tidak cemas," ucap Umi sambil mengusap kepala ku dengan tangan kasar miliknya.
Dengan tangan ini, beliau menyiapkan segala keperluan ku dan keperluan Abi setiap hari. Dengan tangan ini, Umi dulu menyuapi ku saat aku masih kecil. Dengan tangan ini pula, Umi menimangku saat aku menangis sewaktu bayi.
Aku memegang tangan Umi dan menciumnya. "Maafin Kayla, Umi."
"Kayla janji tidak akan lagi membuat Umi khawatir," ucapku dengan meneteskan air mata.
Umi menghapus linangan air mata di pipi ku dengan lembut. Seulas senyum juga terpampang di wajah cantiknya meskipun sudah tidak muda lagi.
"Sekarang kamu makan dulu ya. Kamu tadi pagi cuma sarapan roti kan? Pasti kamu lapar."
Aku tersenyum dan tiba-tiba saja aku teringat dengan sahabatku Katherine.
"Umi, Katherine dimana?" tanyaku pada Umi yang sedang mempersiapkan makanan untuk ku.
"Sahabatmu itu sudah Umi suruh pulang. Kasihan dia pasti capek."
Aku mengangguk-anggukkan kepalaku paham.
"Kamu bisa duduk kan? Mau Umi suapin?"
Aku menggelengkan kepala dan mengambil makanan yang ada di tangan Umi.
"Biar Kayla makan sendiri saja, Umi. Kayla kan sudah besar."
Umi hanya tersenyum dan melihat ku makan.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Aku dan Umi menjawab dengan serentak.
"Abi kok tumben pulang lebih awal?" tanyaku dengan mengernyitkan dahi.
Abi duduk di samping ranjang ku dan mengecup kepalaku sekilas.
"Ayah mana yang tidak khawatir saat mendengar anak perempuannya pingsan hem?"
"Seharusnya Abi tidak perlu terlalu khawatir sama Kayla. Apalagi sampai bela-belain pulang lebih awal. Pasti kerjaan Abi yang banyak akan menumpuk, nanti Abi tidak bisa is__"
"Sstt, kamu ini masih sakit tapi cerewetnya nggak ilang ya."
Aku menggembungkan pipiku sebal. "Kayla cerewet karena Kayla sayang sama Abi. Kalau nggak mau yaudah, Kayla nggak akan perduli lagi sama Abi."
Aku memalingkan kepala ku ke arah lain. Aku lagi mode pura-pura ngambek sama Abi. Aku hanya tidak ingin Abi kurang istirahat yang akan berakibat buruk pada kesehatannya. Apalagi Abi punya penyakit asma.
"Iya-iya anak Abi yang paling cantik. Jangan cuekin Abi ya, cerewet saja sama Abi. Abi seneng dicerewetin sama anak Abi ini."
Aku menatap Abi dengan mata yang berkaca-kaca, lalu memeluk tubuh renta Abi dengan erat.
"Abi pokoknya harus banyak-banyak istirahat ya. Kayla tidak mau Abi sakit lagi."
Aku merasakan elusan tangan besar Abi di kepala ku yang tertutup jilbab.
"Iya, Abi janji."
"Ekhem, Umi nggak diajak pelukan nih?"
Abi menarik Umi ke dalam pelukannya yang hangat. Aku pun ikut memeluk Umi dan akhirnya kami bertiga pun saling berpelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Mr. Bule [END]
Teen FictionJudul lama : Pernikahan atau Permainan Cover by Pinterest Aku tidak menyangka perjalanan study tour ku ke Bali akan mempertemukan ku dengan pria bule itu. Pria bule yang kini resmi menjadi suamiku bahkan disaat umurku belum genap 18 tahun. Berawal d...