Badai

4.1K 279 9
                                    

Jangan lupa vote+comment+share

===≠=================≠============

"Kamu sudah membuat ku bangun Kayla."

Aku bergidik takut menatap matanya yang sayu seperti menahan sesuatu.

"Lepasin Kayla, Mas!" Aku memberontak di dalam gendongannya. Namun, Mas Darren semakin memegang kuat tubuhku.

"Tidak akan. Kamu harus bertanggung jawab."

Aku semakin meronta-ronta dan memukul-mukul pelan dadanya. "Turunin, Kayla! KAYLA LAPAR MAU MAKAN!!"

Aku menatap Mas Darren dengan wajah cemberut. Sedangkan dia malah tersenyum aneh dan tiba-tiba saja wajahnya tepat di depan ku.

"Aku yang akan memakan mu," bisiknya.

Aku terkejut dan dengan sengaja membenturkan jidatku dengan jidatnya.

"HAH!" Aku memekik kaget karena Mas Darren tiba-tiba membalas ku dengan menggigit hidungku.

Mas Darren mengusap-usap jidatnya yang memerah dan menatapku tajam.

"Nanti jika kamu jatuh bagaimana? Ingat, kamu sedang mengandung," ucapnya sambil menurunkan tubuh ku dari gendongannya.

Aku cemberut sambil menyilangkan kedua tangan ku di dada. "Hidung Kayla juga sakit," rajuk ku.

Mas Darren duduk di samping ku, lalu mengelus-elus dan meniup-niup hidung ku yang memerah akibat ulahnya.

"Sudah tidak sakit kan?"

Aku mengangguk kaku dengan wajah memerah seperti kepiting rebus. Ya Allah aku malu sekali. Kenapa sikapku jadi seperti ini? Apa bawaan bayi?

"Terpesona heh?"

Aku tersentak kaget saat wajahnya berada tepat di depan ku. Refleks aku memundurkan wajahku yang ditanggapinya dengan senyuman miring yang justru membuatnya berkali-kali lipat lebih tampan.

Astaghfirullah! Tidak dosa kan jika seorang istri mengagumi ketampanan suaminya sendiri?

Ting tong ting tong

Mas Darren berdecak sebal dan melangkah menuju pintu. Sedangkan aku? Aku tertawa kecil melihat sikapnya yang baru aku lihat sekarang. Dipikir-pikir jika suamiku terus tersenyum dan bersikap seperti tadi, sepertinya aku akan semakin jatuh cinta dengannya.

"Semoga saja."

Aku menunggu Mas Darren sambil menonton televisi. Hampir setengah jam aku menunggunya, tapi tidak terdengar suara apapun di luar. Dengan rasa penasaran, aku menyusul Mas Darren.

Sayup-sayup aku mendengar suara suamiku dan seorang perempuan. Aku menggigit bibirku takut. Ya, takut jika harus melihat hal yang membuatku sakit, tapi tidak berdarah.

"Sudah jangan menangis. Aku akan bertanggungjawab untuk menjaga kalian berdua."

Degg

Itu suara Mas Darren, lalu apa maksud dari perkataannya itu? Aku mengintip sedikit dari celah pintu dan aku melihat Mas Darren sedang memeluk seorang perempuan. Tapi aku tidak bisa melihat wajah perempuan itu karena terhalang tubuh suamiku.

Dengan menahan rasa sakit dan air mata, aku memutuskan untuk  kembali masuk ke dalam kamar dan menguncinya.

Aku terduduk di ranjang dengan pandangan kosong. Pikiran ku terus mengarah pada percakapan Mas Darren dengan seorang perempuan di depan sana. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya mereka bicarakan sampai harus peluk-pelukan seperti tadi.

Married with Mr. Bule [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang