Husnul khatimah

7.2K 371 24
                                    

Isak tangis memenuhi ruangan dimana tubuh Kayla terbujur kaku dengan wajah pucat. Semuanya menangis, tidak perduli dia laki-laki sekalipun. Tapi, hanya Darren lah yang tidak menangis. Tatapan matanya kosong, ekspresi wajahnya pun datar.

Alex menatap sahabatnya prihatin. "Dar, lo jangan kayak gini. Nangis aja gapapa. Cowok juga berhak untuk nangis. Kalau nangis bikin hati lo lega, nangis aja." Alex menepuk-nepuk pundak Darren memberinya dukungan moral.

Tiba-tiba Darren meneteskan air matanya lalu terisak pelan hingga hidung dan matanya memerah.

"Apa ini karma untuk ku karena telah menyia-nyiakan istri sebaik dia?" gumamnya sambil menatap Kayla.

Alex yang mendengar gumaman itu langsung memeluk sahabatnya. "Jangan salahin diri lo sendiri. Ini semua takdir," nasehatnya.

Ini menjadi guncangan besar bagi keluarga Kayla. Anak satu-satunya di keluarga ini telah pergi meninggalkan mereka dan si kecil yang baru lahir.

"Kayla, Nduk. Bangun ya anak Umi, kasihan anak kamu. Dia masih membutuhkan ibunya." Umi mencium tangan anaknya yang sudah mendingin.

Abi tidak berani mendekat. Hatinya terasa sakit melihat anak perempuannya terbujur kaku seperti ini. Lelehan air matanya membuktikan betapa beliau sangat mencintai dan menyayangi anaknya.

Mama dan Elen tidak berani berlama-lama di dalam. Mereka memilih menunggu di luar dengan menahan kesedihan.

Aldo tidak menyangka jika pertemuannya dengan Kayla akan sesingkat ini. Sangat disayangkan perempuan sebaik Kayla harus menderita seperti ini.

"Mungkin Allah lebih menyayanginya."

Tok..tok...tok

"Permisi."

Seorang dokter dan dua orang perawat memasuki ruangan.

"Mohon izin, kami akan melepas__"

BUGHH

Belum selesai dokter itu berbicara, Darren langsung meninju wajah dokter itu hingga terhuyung ke belakang.

"JANGAN BERANI-BERANINYA ANDA MELEPAS PERALATAN ITU SEMUA DARI TUBUH ISTRI SAYA!!"

Alex menahan tubuh Darren yang ingin menerjang dokter itu kembali.

"B.. baik, kami akan menunggu satu jam lagi. Setelah itu kami akan melepas paksa tanpa persetujuan Anda." Dokter itu pergi dengan raut wajah kesal diikuti kedua suster di belakangnya.

"Cih! How dare he to me."

Darren menghempaskan tangan Alex dengan kasar dan mendekati brankar dimana Kayla terbaring.

"Kayla, saya mohon bangunlah. Maafkan saya, maafkan saya. Jangan tinggalkan saya dan anak kita. Saya mohon," lirihnya dengan mencium pucuk kepala Kayla dan menggenggam tangannya erat.

Umi membalikkan badannya tidak kuat menatap menantunya yang menangis memohon-mohon istrinya untuk kembali.

"Ikhlasin Kayla pergi, Nak. Sekarang dia tidak akan merasakan sakit lagi." Umi mengelus kepala Darren dengan sayang.

"Tapi saya selama ini belum menjadi suami yang baik untuk dia. Saya ingin menebus kesalahan saya selama ini." Darren menundukkan kepalanya.

Semuanya terdiam. Darren tidak henti-hentinya terus memanjatkan doa kepada Allah agar istrinya dapat bangun dan kembali pada mereka.

"Assalamu'alaikum."

Darren melirik pria berpakaian dokter itu tanpa minat.

"Waalaikumsalam. Masuk, Nak Abraham." Umi mempersilahkan.

Married with Mr. Bule [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang