Tragedi

8.9K 480 0
                                        

Happy reading!!
Jgn lupa tinggalin jejak 👣 kalian, dg cara vote+comment+share cerita ini ya..

~
~
~

“Huh! Akhirnya bisa istirahat juga.”

Aku melirik sekilas ke arah Katherine yang sedang tiduran di ranjang. “Barang-barang kamu beresin dulu gih.”

“Nanti aja deh ya, aku capek banget Kayla. Badan aku pegal semua karena terlalu lama duduk di bus tadi,” keluh Katrine sambil merenggangkan otot-ototnya.

Ya memang tidak dipungkiri aku pun merasakan hal yang sama. Badan ku rasanya pegal semua, terlebih itu di bagian kaki karena terlalu sering ditekuk. Tapi aku memilih membereskan barang-barang ku lebih dulu, lalu bersih-bersih dan langsung istirahat nanti.

Kami sampai di hotel sekitar pukul 20.00 WITA, jadi di Semarang sana masih pukul 19.00 WIB. Selesai membereskan segala keperluan, aku pun langsung bergegas menyiapkan segala keperluan mandi ku. Rasanya tubuh ini sudah lengket sekali, meminta segera diguyur air.

“Aku yang mandi duluan ya,” ucapku sambil menenteng handuk dan peralatan mandi.

“Oke deh, kami juga mau istirahat sebentar dan beres-beresin barang bawaan dulu,” sahut Sinthya yang diangguki oleh Katherine dan Safira.

“Yaudah, aku duluan ya,” ucapku dan segera masuk ke dalam kamar mandi.

🍁🍁🍁

21.30 WITA

“Aku lapar nih.”

Aku yang sedang sibuk membalas pesan dari Umi seketika menengok ke arah Katherine.

“Kamu lapar? Aku bawa roti, ada di koper. Kamu mau aku ambilin?” tawarku padanya, siapa tahu dia mau.

“Tapi aku mau makan nasi goreng,” ucap Katrine sambil mengelus perutnya.

“Aku juga tiba-tiba jadi pengen nasi goreng deh,” celetuk Safira yang disetujui Sinthya.

“Terus mau beli dimana malam-malam? Kata guru tadi nggak boleh keluar dari hotel,” ucapku memperingati mereka semua.

“Gimana kalau pesan online aja?” usul Katherine dengan tersenyum sumringah.

“Nah! Setuju. Pesan online aja. Nanti minta abang-nya buat nunggu di lobi hotel,” ucap Sinthya yang diangguki serentak oleh mereka berdua.

“Yaudah terserah kalian aja. Aku tunggu di dalam kamar. Capek banget rasanya, mau istirahat,” ucapku sambil menarik selimut hingga leher.

“Oke deh, kami keluar dulu kalau gitu.” Aku menganggukkan kepala sebagai jawaban.

“Jaga kamar ini baik-baik ya, Kayla. Jangan bawa masuk cowok loh,” goda Katherine yang ku balas delikan mata. Sedangkan dia hanya cengengesan setelah membuat ku kesal.

“Sudah sana keluar! Nanti kalian tidak akan ku bukakan pintu,” ancamku yang tentu saja tidak serius.

“Yah! Jangan gitu dong, Kay. Nanti kita mau tidur dimana?” ucap Safira dengan tatapan memelas yang diangguki dua orang di sampingnya.

Aku pun tertawa kecil karena sudah berhasil menggoda mereka. “Aku cuma bercanda. Mana mungkin aku tega membiarkan kalian tidur di luar.”

“Udah sana, nanti kalau aku tidak dengar kalian mengetuk pintu, kalian telpon aku aja.”

Ketiganya serentak menganggukkan kepala. “Siap laksanakan!”

Aku hanya geleng-geleng kepala melihat mereka bertiga dan setelah mereka pergi, aku memilih untuk menonton televisi saja karena aku masih belum mengantuk. Saat sedang asik-asiknya menonton, aku mendengar suara ketukan pintu.

Married with Mr. Bule [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang