Happy reading!
Jgn lupa vote+comment share ya..
~
~
~
"Are you okay?"
Aku cepat-cepat menundukkan kepala ku dan segera berdiri dengan benar. Aku tidak berani menatap kemana-mana selain ke bawah.
"Kayla, kamu tidak apa-apa?"
Aku melirik sekilas ke arah Bu Rani yang baru saja datang dan aku menggelengkan kepala pelan sebagai jawaban.
"Thank you sir and sorry for disturbing your comfort."
(Terima kasih tuan dan maaf mengganggu kenyamananmu)
Aku merasakan elusan di bahu ku, ternyata Katherine mencoba untuk menenangkan ku.
"No problem, Ma'am."
"Kayla, ayo ucapin terimakasih dulu!" ucap Bu Rani padaku.
Jujur aku merasa takut saat ditatap begitu dalam oleh laki-laki bule yang telah menolong ku tadi.
"Ayo, Kayla!" bisik Katherine.
Dengan ragu-ragu aku mengangkat kepala ku, dan tanpa sengaja tatapan ku bertemu dengan mata biru milik laki-laki bule itu.
"Astaghfirullah." Aku beristighfar dalam hati saat tidak sengaja menatap matanya.
Seketika aku teringat dengan perkataan Umi. Sebagai seorang perempuan muslimah itu harus menundukkan pandangannya pada lawan jenis yang bukan mahramnya.
"Thank you, Sir," ucapku dengan pelan, sangat pelan.
Laki-laki bule itu seperti ingin menyentuh ku, refleks aku beringsut menjauh.
"I'm sorry," cicitku.
Aku melirik sekilas ke arahnya, dan dia hanya terkekeh kecil.
"Oke, lain kali hati-hati," ucapnya menggunakan bahasa Indonesia yang belum fasih.
Tangan ku ditarik sahabatku Katherine ke dalam, dengan aku yang masih setia menundukkan kepala.
"Duduk dulu."
Aku menuruti perkataan Katherine. Aku mendudukkan diri di kursi dan menutup wajah ku dengan kedua tangan.
"Kamu bisa cerita sama aku, Kayla."
Air mata ku meleleh begitu saja. Aku merasa jika tubuh ku tidak suci lagi karena telah disentuh oleh laki-laki yang bukan mahram ku. Aku semakin terisak-isak dan tiba-tiba aku merasakan sebuah pelukan. Aku tahu itu sahabat ku, lalu aku menumpahkan semua tangisan ku di pelukannya.
"Menangis lah jika itu membuatmu lega. Tidak masalah kalau kamu tidak mau mengatakannya."
Aku semakin mengeratkan pelukanku pada Katherine.
"Sudah, jangan menangis lagi! Nanti ada guru yang tau, kamu pasti akan disidang."
Aku melepaskan pelukan kami dan mengambil tisu di dalam tas selempang ku untuk menghapus sisa-sisa air mata di wajah ku.
"Ayo kita turun!"
Aku menganggukkan kepala dan tersenyum tipis. Kepala ku terasa sedikit pening karena menangis tadi, mungkin sekarang mata ku juga memerah.
"Kayla, tadi kamu kenapa?" tanya salah satu teman sekelas ku.
"Aku tidak apa-apa Sinthya," jawabku dengan mengulas senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Mr. Bule [END]
Teen FictionJudul lama : Pernikahan atau Permainan Cover by Pinterest Aku tidak menyangka perjalanan study tour ku ke Bali akan mempertemukan ku dengan pria bule itu. Pria bule yang kini resmi menjadi suamiku bahkan disaat umurku belum genap 18 tahun. Berawal d...