Awal dari Segalanya

6.6K 459 1
                                    

Happy reading!!
Jgn lupa vote+comment+share cerita ini klau kalian suka ya..
Jgn lupa tinggalin jejak 👣 kalian 🥰



“Lo harus bayar mahal gue,” ucap Alex dengan raut wajah bad mood.

Darren melepaskan kacamata hitam yang dipakainya, memperlihatkan mata yang berwarna biru safirnya yang berkilau.

“Tapi lumayan sih, gue bisa liat senyum tuh cewek. Adem banget gue liatnya,” ucap Alex dengan senyum-senyum sendiri.

Darren melirik laki-laki yang berstatus sebagai temannya ini dengan tajam. Alex yang sadar ada bahaya segera menormalkan mimik wajahnya.

“Ma.. maksud gue tuh temen cewek yang lo taksir,” ucap Alex dengan terbata-bata karena merasa terintimidasi dengan tatapan tajam milik Darren.

Darren kembali memakai kacamata hitamnya sembari mengamati segala tingkah perempuan yang membuatnya penasaran itu. Menurutnya, perempuan itu masih kalah cantik dengan perempuan-perempuan yang pernah menjadi kekasih atau teman kencannya dulu. Tapi entah kenapa, di matanya perempuan ini memiliki keunikan sendiri.

Alex yang melihat Darren tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari perempuan itu hanya memutar bola matanya malas.

“Dasar bucin.”

🍁🍁🍁

Aku berlari menjauh dari Katherine yang masih mencoba untuk mengejarku.

“KAYLA! BERHENTI!” teriak Katrine dari arah belakang.

Aku membalikkan badanku dengan aku yang masih berlari.

“TIDAK MAU!” teriakku tak kalah keras.

Saat aku berbalik, tanpa sengaja aku menabrak seorang laki-laki hingga aku terpental dan terjatuh ke pasir.

“Aduh!”

Aku terduduk di pasir dan pakaian yang aku kenakan kotor semua.

Watch your way.”
(Perhatikan jalanmu.)

Aku mendongakkan kepala dan melihat laki-laki yang ku tabrak tadi sedang mengulurkan tangannya padaku. Aku merasa tidak asing dengan laki-laki ini.

Are you okay?”

Aku membulatkan mataku tidak percaya. Sekarang aku ingat, laki-laki ini adalah laki-laki yang sama yang telah menolongku di kapal waktu itu. Aku merasakan kedua tangan ku gemetar, keringat dingin pun mulai bercucuran.

“Hei! Are you okay?”

Aku cepat-cepat berdiri tanpa menyambut uluran tangannya, karena dia bukan mahram ku. Sungguh malangnya aku, ternyata kaki kananku terkilir.

“Aduh! Sakit,” ringisku tertahan.

Laki-laki itu berjongkok dan terlihat ingin memegang pergelangan kakiku.

Don’t touch me!” ucapku yang membuatnya berhenti.

“Kayla! Kamu kenapa? Ada yang sakit?”

Aku mengucap syukur di dalam hati. Untung saja Katherine datang diwaktu yang tepat.

“Kaki kananku terkilir,” cicitku sambil menahan sakit.

Katherine melirik ke arah laki-laki yang tanpa sengaja ku tabrak tadi.

Thank you sir and sorry.”

Lalu Katherine membantu memapah ku dan membawa ku ke guru untuk diobati. Aku melirik sekilas laki-laki bule tadi, dia masih tetap di posisinya dengan memandangku dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

Married with Mr. Bule [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang