Sebuah gubuk tua di pinggir perkampungan kumuh terdengar ramai oleh jeritan dan tawa. Seorang perempuan terlentang di ranjang kayu dengan kedua tangan dan kakinya terborgol kuat. Keadaannya sungguh mengenaskan dengan sekujur tubuh dipenuhi darah.
Binar matanya meredup dengan napas terengah-engah. Sekali lagi ia meronta mencoba melepaskan diri. Tapi itu hanya angannya belaka.
"Sakit?"
Perempuan itu menatap takut-takut. "Le..lepas...kan," mohonnya dengan lirih.
Seseorang di pojok ruangan gelap berjalan mendekati perempuan yang terbaring tidak berdaya itu.
"Tenang, gue bakalan lepasin lo."
Perempuan itu terlihat senang, namun itu tidak bertahan lama. Kedua matanya melotot dengan mulut terbuka menyemburkan cairan berwarna merah dengan bau anyir. Sebilah pisau menancap tepat di dadanya, membuat napasnya terhenti seketika.
"Setelah lo mati maksudnya."
Seseorang itu menyeringai puas melihat perempuan itu akhirnya mati.
"Selamat tinggal Clarissa."
🍁🍁🍁
Aku tidak pulang ke rumah. Aku memutuskan untuk pergi ke taman kota. Semilir angin menerpa wajah ku membuat air mata ku mengering dengan sendirinya. Menatap sepasang muda-mudi yang sibuk bermesraan dengan pandangan kosong.
Jam sekolah memang belum selesai, tapi mereka sama sepertiku. Membolos.
Karena semakin lama taman ini semakin ramai, aku memutuskan untuk beranjak pergi.
Aku tidak tahu berapa lama kakiku ini berjalan. Jalan kanan kiri ku hanya ada rumah-rumah kumuh yang terbuat dari kardus. Jujur saja mulai memasuki kawasan ini perasaan ku tiba-tiba tidak enak. Namun, aku terus berjalan hingga rumah-rumah tadi tergantikan oleh pohon-pohon yang semakin lama semakin lebat.
Aku menghentikan langkah ku dan menatap sekitar dengan waspada. Mataku tidak sengaja menangkap sebuah mobil mewah di depan gubuk reyot yang sudah rapuh dimakan usia.
Mataku memicing tajam. "Mobilnya familiar," gumamku.
Tak lama seseorang keluar dari gubuk itu, membuat ku cepat-cepat bersembunyi dibalik pohon. Napas ku terengah-engah dan mataku melotot tidak percaya dengan apa yang ku lihat.
Saat aku ingin memastikannya lagi, tiba-tiba...
Bughh
🍁🍁🍁
"Nona, saya menemukannya sedang bersembunyi di balik pohon."
Samar-samar aku mendengar orang berbicara. Namun, kepala ku masih terasa sakit akibat pukulan tadi. Sehingga untuk membuka kedua mata ku saja terasa berat.
"Hem, kau boleh pergi."
Aku mengernyitkan dahi mendengar suara seseorang yang sangat ku kenal. Dengan sedikit paksaan, aku membuka kedua mataku. Hal pertama yang ku lihat adalah lampu gantung yang penuh dengan sarang laba-laba.
Aku menahan napas ku saat bau anyir menusuk hidung. Perut ku bergejolak kuat. Hingga terdengar langkah kaki seseorang mendekat.
"Sudah sadar?"
Aku ingin beranjak bangun dari ranjang, tapi tertahan oleh kedua tangan dan kakiku yang terborgol kuat. Aku menatap seseorang di hadapanku dengan tatapan tidak percaya.
"Kenapa kamu melakukan ini?"lirihku.
Wajahnya penuh dengan darah mengering. Aku tidak tahu itu darahnya atau darah orang lain. Bau amis semakin merengsek masuk ke indra penciumanku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Mr. Bule [END]
Teen FictionJudul lama : Pernikahan atau Permainan Cover by Pinterest Aku tidak menyangka perjalanan study tour ku ke Bali akan mempertemukan ku dengan pria bule itu. Pria bule yang kini resmi menjadi suamiku bahkan disaat umurku belum genap 18 tahun. Berawal d...