Aku sudah siap dari subuh tadi. Cukup membawa satu koper yang didalamnya ada beberapa pakaian ku dan Mas Darren. Dan sekarang aku hanya memakai pakaian sederhana. Jilbab segiempat warna krem dan blouse agak longgar warna pink dengan hiasan bunga-bunga.
Tidak lupa juga aku membawa sebuah tas berukuran kecil yang berisi ponsel dan dompet.
Dengan langkah lebar, aku menuju lobi apartemen sambil menggeret koper. Tidak lama setelah sampai di sana, sebuah mobil Pajero sport warna hitam terparkir rapi di depan pintu masuk lobi.
"Kayla!"
Aku tersenyum tipis dan bergegas menuju mobil itu.
"Assalamu'alaikum Kak Alex," sapaku setelah duduk nyaman di kursi belakang.
"Wa.. waalaikumsalam, Kay."
Selama perjalanan aku lebih banyak diam, tapi aku tahu jika dari tadi Alex terus melirik-lirik ke arahku. Lama-lama aku jadi risih dan tidak nyaman.
"Ada apa, Kak?"
Alex terlihat gugup dan salah tingkah. "E..eum.. i itu__"
Aku mengernyitkan dahi bingung dengan sahabat suami ku ini.
"Iya kenapa, Kak?"
Alex menunjukkan cengirannya ke arah ku dan berkata, "Nggak apa-apa, Kay. Gue cuma memastikan kalau istri sahabat gue sehat tanpa kekurangan apapun."
Lantas aku mengangguk ragu. Sebenarnya aku tidak yakin dengan jawabannya, tapi ya sudahlah tidak perlu ku pikirkan. Tidak mungkin juga Alex akan berbuat yang tidak-tidak padaku. Kepada istri sahabatnya, walaupun tidak dianggap.
Di dalam hati aku tersenyum miris mengingat fakta itu. Dengan tidak bisa merubah apapun, aku tetap menjadi seorang istri dari Darren secara sah dimata hukum dan agama. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka aku harus menghormati dan menuruti semua perintahnya.
"Kak Alex, sebenarnya kantor Mas Darren itu dimana?" tanyaku penasaran, karena hampir satu jam perjalanan tidak sampai-sampai juga.
Alex terlihat kaget dan memasang ekspresi tidak percaya. "Lo gak tahu dimana kantor suami lo?"
Dengan memasang wajah bingung aku menggeleng. Dapat ku dengar Alex berdecak pelan setelah melihat respon ku.
"Tega bener si Darren, sampai istrinya gak dikasih tahu kantornya dimana," gerutunya.
"Kantor suami lo itu ada di Jogja."
Aku menganga mendengar jawaban Alex. "Jadi selama ini Mas Darren keluar kota tiap hari?"
Pantas saja jika dia pulang selalu larut malam dan terlihat lelah. Ternyata selama ini Darren harus bolak-balik keluar kota terus.
"Kayla belum bisa menjadi istri yang baik buat Mas Darren. Andai saja Kayla tidak meneruskan sekolah, pasti Kayla bisa ikut Mas Darren tinggal di Jogja, supaya Mas Darren juga tidak perlu pulang pergi tiap hari."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Mr. Bule [END]
Teen FictionJudul lama : Pernikahan atau Permainan Cover by Pinterest Aku tidak menyangka perjalanan study tour ku ke Bali akan mempertemukan ku dengan pria bule itu. Pria bule yang kini resmi menjadi suamiku bahkan disaat umurku belum genap 18 tahun. Berawal d...