Aku masih memikirkan apa yang dikatakan dokter tadi, hingga tanpa sadar kami sudah berdiri tepat di depan ruang rawat umi.
"Ayo masuk!"
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aku langsung masuk, meninggalkan Darren yang sepertinya bingung dengan perubahan sikapku.
"Lebih baik seperti ini," batinku tersenyum miris.
Melihat senyuman hangat umi, membuatku merasa lebih kuat.
"Assalamu'alaikum Umi, di mana Abi?" tanyaku saat tidak melihat abi di sana.
"Waalaikumsalam, Nduk. Abimu Umi suruh pulang untuk mengambil pakaian Umi."
Aku menganggukkan kepala mengerti. "Umi sudah sarapan?"
"Umi sudah sarapan. Di mana suamimu? Kamu datang dengannya kan?" tanya umi.
Aku mengernyitkan dahi bingung. "Tadi Mas Darren di luar umi. Coba Kayla cek dulu."
Aku berjalan keluar ruang rawat umi untuk mencarinya. Tapi setelah hampir sepuluh menit aku memutari lantai tiga ini, aku masih tidak menemukannya.
"Mungkin dia sudah pergi," gumamku dengan tersenyum sedih.
Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke ruang rawat Umi. Tapi sebelum itu, aku mampir ke kantin untuk membeli makanan. Perut ku terasa lapar karena dari kemarin belum ku isi.
"Terimakasih, Bu."
"Iya sama-sama."
Aku kembali melanjutkan jalanku menuju ruang rawat umi dengan menenteng plastik berisi makanan. Melihat plastik berisi makanan yang ku beli, aku menjadi teringat sesuatu.
"Apa dia sudah makan?"
🍁🍁🍁
Setelah mengantar Kayla, Darren mendapat telpon dari Alex. Sahabatnya itu memintanya untuk bertemu. Alhasil, Darren langsung pergi begitu saja tanpa memberitahu Kayla.
"Mau pesan apa?"
Darren duduk di hadapan Alex dengan arogan. "Ada apa?" tanyanya tanpa basa-basi.
Alex terkekeh kecil. "Santai aja dulu, nggak usah buru-buru. Gue tebak, apa karena istr lo itu?"
Darren menggeram tidak suka. "Bukan urusan lo," ketusnya.
Lagi-lagi Alex terkekeh. "Oke gue nggak akan ikut campur urusan rumah tangga kalian. Tapi gue ingetin, dia cewek baik-baik yang nggak sepatutnya berjodoh sama orang kayak lo."
Darren hanya menatap datar Alex yang sedari tadi mengoceh. Alex yang sadar jika Darren menahan amarahnya yang suatu saat bisa meledak, akhirnya dia mengatakan alasannya menyuruh Darren kemari.
"Bokab lo datang. So, lo pasti tau kan apa yang akan terjadi selanjutnya?"
Darren tiba-tiba saja menggebrak meja di depannya, yang membuat orang-orang di sekitarnya menatap aneh dirinya.
"Lo ngadu?!" Darren mencengkram kerah baju yang dipakai Alex hingga kusut.
"Itu tugas gue, Dar. Di sini gue kerja sama bokab lo, gue digaji sama dia," jawab Alex kelewat santai.
Bughh
Darren meninju wajah Alex yang membuat suasana menjadi semakin ricuh. Orang-orang di sana tidak berani untuk melerai mereka berdua.
"Dengan lo ngadu, lo tahu apa yang akan terjadi sama Kayla?"
Alex masih bungkam dengan menahan perih di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Mr. Bule [END]
Novela JuvenilJudul lama : Pernikahan atau Permainan Cover by Pinterest Aku tidak menyangka perjalanan study tour ku ke Bali akan mempertemukan ku dengan pria bule itu. Pria bule yang kini resmi menjadi suamiku bahkan disaat umurku belum genap 18 tahun. Berawal d...