Pembaca yang baik akan mengklik bintang sebelum membaca. Yuk absen dulu ^^
.
.
.
.Jefrey sungguh tidak enak hati pada Anna, walaupun ia tak melakukan kesalahan tapi teriakan adik bungsunya tadi pagi berhasil membuat Jefrey seperti tertangkap basah sedang mesum oleh banyak orang.
“Nggak usah dipikirin lah, kan lo udah bilang kalo itu cewek temen adek lo. Yakin gue nggak bakalan salah paham si DuKam. Dia orang cerdas.” saut Daresta.
“Nggak kaya lo ya, Doy.” sambut Yasha yang langsung dilempari Daresta dengan batu es.
“Tapi cewek kan emang ngampang nething, coy.” timpal Juan yang menobatkan diri sebagai prang paling paham cewek se-dunia.
“Gue perjelas ya omongan lo.” imbuh Abiyu. “Cewek bakalan nething sama orang yang dia suka,”
“Pertanyaannya, tu DuKam suka nggak sama elo?” sambung Yasha yang diangguki oleh Abiyu.
“Haaa iya, gimana tuh?” Daresta ikut menoleh pada Jefrey meminta kepastian.
“Udah pasti kagak.”
Keempat kepala itu langsung menoleh kompak pada Juan, dan Jefrey langsung berdecak kesal.
“Lah lo pada nggak percaya?”
“Murtad gue kalo percaya sama lo.” Yasha berucap sambil menyeruput nutrisari jeruk perasnya.
“Lo inget kata si Adin, cewek sejenis Roseanna nggak akan jatuh ke cowok kaya elo, Jep. Nggak se-level lo sama dia.” ucap Juan.
“Halah!! nggak peduli gue. Sekarang jaman modren, nggak ada sistem kasta.”
“Nah gitu dong, demen gue kalo semangat begini.” tepuk Daresta di bahu Jefrey.
“Ngomong-ngomong soal Adin, lo semalam kemana berduaan?” Daresta yang ditanyai langsung menoleh pada Yasha.
“Nemenin Adin cari angin, kenapa?” sautnya santai.
“Cari angin sampe cuddle segala?”
“Lah seriusan Doy? Lo mepet sama Adin?” heboh Juan.
“Lo liat, Tak?”
“Jadi beneran, Doy?” imbuh Jefrey tak kalah kaget.
Cuma Abiyu yang bertindak sewajarnya, tak seperti dua makhluk jantan lebay itu--Jefrey dan Juan.
“Panjang ceritanya. Dia lagi ada masalah sama kakaknya, jadi gue sebagai sahabat yang baik meminjamkan pelukan untuk Adin agar lebih tenang.”
“Itu sih elo yang keenakan bangsat!” hardik Juan.
“Jangan salahin gue dong. Gue kan cuma bertindak sebagai laki-laki yang baik. Salah gue di mana coba?” sungut Daresta sambil sedikit menaikan volume suara.
“Nip, dia salah kan Nip? Pelukan tanpa dilandasi status itu haram kan, Nip?” Juan dengan heboh berusaha mencari suara terbanyak.
“Nggak salah sih, selama konteksnya jelas. Kaya yang Idoy bilang, kalo emang Adin butuh temen cerita dan si saat itu butuh pelukan ya nggak masalah. Asalkan tau batasan.”
“Noh!!! denger noh!!!” sambar Daresta mencocol mulut Juan dengan bakwan.
“Asin tangan lo, bangsat!!”
“Eh, Eh gue mau minta pendapat lo pada.” Jefrey menurunkan tubuhnya lebih mendekat ke meja.
“Gue nggak ada ide.” jawab Juan.
“Gue belum nanya, item!!” kesal Jefrey.
“Anjrit, bawa-bawa kulit.” bahak Yasha.
“body Shaming lo.”
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR BUAT ABANG|| JAEROSE (ENDING)
FanfictionJefrey si tampan yang masih saja jomblo dengan semua yang ada di badannya. Jika dilihat tidak ada kekurangan yang fatal yang bisa dijadikan alasan ia masih sendiri sampai saat ini. Alasan kenapa Jefrey sampai sekarang belum pernah punya pasangan, i...