27. ALASAN ANNA

3.3K 638 49
                                    

Pembaca yang baik akan mengklik bintang sebelum membaca. Yuk absen dulu ^^
.
.
.
.

Hari ini Anna akan datang ke sidang kasus yang sebelumnya sudah pernah ia pelajari bersama dosennya. Hari ini Anna juga bersama dua mahasiswa lain yang juga juniornya di kampus. Ia mengenakan setelan pink yang ia padukan dengan sneakers sertas totebag.

Saat sampai di pengadilan mereka di sambut oleh Khiyara yang tidak lain adalah orang yang mengundang mereka.

“Haii rose, your look so pretty.” puji Khiyara yang dibalas senyuman manis oleh Anna.

“Ibu Khiyara juga look’s amazing.” balas Anna yang memang sudah hukum alam di kehidupan wanita.

“Setelah persidangan, how about some coffee?”

Sure..”

###

Persidangan berjalan lancar, Anna pun juga merasa kan bahagia dan lega karna pelaku di dakwa hukum mati atas kejahatan yang telah mereka lakukan. Ia berserta dosen dan kedua juniornya pun ikut keluar dari ruang sidang dan bersiap menuju tempat tujuan selanjutnya.

Cafe latte menjadi tempat yang mereka setujui untuk menikmati secangkir kopi di pagi menjelang siang itu.

“Na, kayanya ibu harus balik ke kampus duluan deh. Ibu lupa kalo ada kelas jam 1.”

“Ohh iya buk,”

“Maaf ya, bilangin ke Khiyara ibu nggak bisa gabung.”

“Kak, Aku juga pamit ya.” ucap Zahwa- salah satu juniornya.

“Ahh, iya. Kelas kamu ya.” desis Anna. Zahwa mengangguk.

“Yaudah, kita aja, Stev.” junior semester empat bernama Stevani itu mengangguk sambil terkekeh.

Anna dan Stevani langsung duduk di meja bulat dengan empat kursi yang tersedia.

“Kakak apa?”

“Samain aja.”

“Hai ladies~” Khiyara datang bergabung dengan mereka.

“Ibu pesan apa?” tanya Anna sopan.

“Saya kaya biasa ya, Mbak.” ucapnya pada sang pelayan. “Udah langganan.” ucap Khiyara pada Anna.

“Who this?”

“Stevani, semester 4 psikologi.” ucap Stavani menyambut tangan Khiyara.

“Khiyara, jaksa yang tadi.” balasnya ramah.

“Stevani juga ikut forum yang kaya Rose?”

“Iyaa Bu.” jawab Anna.

“kak Khiya aja. Ketuaan nggak sih kalo manggil ibu?” balas Khiyara tersenyum.

Mereka terkekeh pelan. Setelah dua kali bertemu Bu Khiyara, Anna rasa beliau adalah sosok yang hamble dan ramah. Terbukti saat ia membawa Stevani pun Bu Khiyara menyambut dengan baik.

“Bu Desi minta maaf karna nggak bisa ikut karna beliau harus ngajar jam 1, Kak.” Anna menyampaikan pesan dosennya pada Khiyara.

“Ohh gitu, yaudah lain kali aja kakak ketemu beliau.” Anna dan Stevani mengangguk.

Pesanan mereka datang. Dan Khiyara lah yang bertama menyentuh minumannya karna sadar kedua gadis di hadapannya sedang menunggu yang paling tua diantara mereka untuk minum.

“Skripsinya lancar, Rose?”

“Lancar, Kak. Berkat bantuan kak Khiya juga waktu itu.”

Ya sebelum bertemu langsung, Anna sudah pernah meminta ibu jaksa itu membantunya terkait satu kasus.

PACAR BUAT ABANG|| JAEROSE (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang