Pembaca yang baik akan mengklik bintang sebelum membaca. Yuk absen dulu ^^
.
.
.
.Entah apa yang ada di kepala Anna saat itu yang membuatnya berakhir dengan mengiyakan ajakan Jefrey untuk bergabung bersama orang yang tidak ia kenali pergi meghabiskan akhir pekan ke daerah puncak.
Katakan lah ia hilang akal untuk sementara karna keesokan harinya Lala langsung mengeluarkan sumpah serapahnya saat tau Anna akan ikut Jefrey dan teman-temannya. Anna pun tidak tau alasan pasti kenapa ia mengiyakan, tapi Anna hanya merasa ingin ikut. Itu saja.
Bahkan wajah Lala langsung berubah masam saat tau Anna mau ikut dengan cuma-cuma.
“Gue masih nggak tau apa yang ada di kepala lo. Ini serius lo mau ikut? Lo nggak lagi sakit kan, Na? Gue tanya sekali lagi, sekali lagi,” Lala menghirup nafas dalam. “Lo serius mau ikut ke puncak bareng Jefrey?”
Anna mengatupkan bibirnya sambil mengangguk. Lala terperanggah dan langsung membuang wajah ke arah lain.
“Lo nggak lagi ngerencanain sesuatu kan? Lo nggak biasanya terjun ke biang masalah kaya gini, Na. Jefrey itu bakalan jadi masalah buat lo.” Lala tetap bersikukuh dengan kalimat yang sempat keluar dari mulutnya dua hari yang lalu.
“Udah lah, La. Kita kan nggak tau gimana Jefrey sebenarnya. Nggak mau menilai orang cuma dari penampilan doang.”
“Roseanna Abraham! Gue nggak akan julid kalo cuma karna berita angin. Gue nggak masalah selagi yang deketin lo cowok biasa. Tapi dia big no, Na. Lo jangan kaya nggak tau rumor ya, Na.”
Anna menghembuskan nafas pelan. “Gue tau, La. Apa yang lo denger gue juga bisa denger. Tapi, apa salahnya kasih dia kesempatan yang sama kaya orang lain?” ucap Anna sabar.
“Na, gue tau, berbuat baik dan selalu berprasangka positif itu harus, tapi please, Jefrey pengecualian. Feeling gue nggak enak sama tu cowok.” Anna menggenggam tangan Lala, meyakinkan sang sahabat jika yang ia lakukan adalah keputusan yang baik.
“Gue tau lo peduli sama gue, lo sayang sama lo. Dan cuma lo yang gue punya di sini. But, if I can try to give him a chance, you should too. We are human we are psychologist, Hm?”
“Nggak usah pake yel-yel juga kali.” desir Lala.
“Gue bakalan jaga diri kok. Lagian yang pergi juga ada Adinaya anak sasing.”
“Anak UKM seni itu?” Anna mengangguk.
“Yaudah deh, gue juga nggak bisa ngelarang lo kalo emang elo-nya yang mau. Tapi lo musti janji sama gue, pulang dari sana lo harus happy. Muka lo cemberut dikit, Jefrey gue bantai.” Ancam Lala, bukannya takut, Anna malah terkikik. “Gue serius!!”
“Iya-iya. Gue bakalan hati-hati kok.”
“Lo nggak suka kan sama Jefrey?”
Anna tidak menjawab, si duta kampus itu hanya mengulas senyum ambigu yang jawaban pastinya sudah ada di kepala seorang Laluna Aziya.
###
Dari siang Anna sudah mengemasi barang bawaannya. Ia tidak ingin membuat Jefrey menunggu sedangkan posisinya juga diajak. Prinsip Anna, tak apa jika dirinya yang menunggu karna ia belajar memaklumi keterlambatan tapi tidak dengan orang lain. Anna tidak mau hanya karna dirinya semua orang merasa tidak nyaman.
Ya, itu lah seorang Roseanna.
Jam tiga sore kurang Jefrey sudah mengiriminya pesan jika sudah sampai di depan pagar kos Anna. Tas ransel standar dan satu slingbag diselempangkannya di bahu lalu segera turun ke bawah. Setelah berpamitan dengan teman satu kostnya Anna pun memakai sepatu yang ia jinjing dari kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR BUAT ABANG|| JAEROSE (ENDING)
FanfictionJefrey si tampan yang masih saja jomblo dengan semua yang ada di badannya. Jika dilihat tidak ada kekurangan yang fatal yang bisa dijadikan alasan ia masih sendiri sampai saat ini. Alasan kenapa Jefrey sampai sekarang belum pernah punya pasangan, i...