38. ISI HATI JEPRI

3.8K 645 76
                                    

Pembaca yang baik akan mengklik bintang sebelum membaca. Yuk absen dulu ^^
.
.
.
.

Sepanjang jalan pulang Jefrey terus memutar otak untuk mempersiapkan diri dengan apa yang akan ia hadapi setibanya di rumah.

Dari siang sampai gelap menutup hari Jefrey tidak berhenti menyumpahi Daresta dengan semua jenis kata umpatan dari berbagai daerah saking kesalnya.

Bagaimana Daresta bisa keceplosan mengatakan pada Kak Kiya dan Ariella jika Jefrey punya pacar. Ah, tidak. Kalimatnya tidak persis seperti itu.

“Jepri jam segini kayanya lagi nunggu doinya kelar bimbingan di aula gedung serba guna, Kak.” tak lupa dengan wajah santai dan tidak berdosa.

Dan tau siapa yang akhirnya menyadarkan Daresta? Yap, betul. Adin. Jika Adin tidak menarik Daresta untuk segera pergi dari McD yang berada di sebelah kampus mereka, mungkin sudah dijabarkan oleh Daresta semua data dan informasi hubungan Jefrey ke BIN-J (Badan Intelejen Negara Jhaguar)

Dan jelas alasan ini juga lah yang membuat Jefrey malas untuk pulang, karna sebenarnya ia bisa pulang ke rumah dari jam 4 sore tadi setelah mengantar Anna pulang, namun ia memilih tidur di sekretariat mapala untuk merenung sekaligus mencari ide jawaban apa yang akan diajukan kepadanya nanti.

Setelah membuka pintu, Jefrey berusaha setenang mungkin, masuk tanpa banyak kata dan berniat langsung ke kamarnya. Walaupun di sela matanya dapat diliat ketiga saudaranya kita menujukan arah pandang pada dirinya.

“Lo punya pacar?”

Jefrey tak menggubris dan semakin mempercepat langkahnya supaya bisa bersembunyi di dalam kamar, namun sepertinya isi kepala Jefrey sudah dibaca oleh si Cerdas di rumah ini. Ariella langsung berlalu dan berdiri di depan pintu kamar Jefrey sembari merentangkan tangan supaya Jefrey tidak bisa masuk.

“Awass curut!!”

“Ape lu?” tantang Ella.

Jefrey memejamkan mata lalu menghela nafas. Tidak ada gunanya juga ia menghindari mereka semua.

“Nah gitu dong.” Ella tersenyum manis. “Mohon kerja samanya ya Mas.”

Jefrey akhirnya mengalah dan menghampiri dua saudaranya yang lain di meja makan. Ya, seperti biasa mereka bertiga pasti sudah menyiapkan berbagai macam cara untuk membuat Jefrye mengak. Dan kali ini Jefrey bertekad tidak akan kalah.

“To the point aja ya. Lo mau cerita ke kita langsung atau kita yang cari tau sendiri tentang cewek lo?” ucap Khiaya.

Jefrey memilih diam, karna menanggapi seorang jaksa seperti Khiyara hanya akan membuatnya terdesak. “Okey, berarti lo mau kita yang cari tau sendiri.” putus Khiyara lalu mengupah postur tubuhnya menjadi lebih tegap.

“Jangan salahin kita, lagi kalo endingnya bakalan sama kaya yang kemaren.” ancam Khiyara. Jefrey masih diam. Ia sudah tau bahwa ini adalah taktik yang biasa dipakai kakak keduaunya untuk membuat Jefrey angkat suara.

“Abang kalo ditanya itu jawab dong. Itu mulut difungsiin.” desak Ariella.

“Saya memilih untuk diam dan tidak ingin menjawab.” ucap Jefrey persis seperti seorang yang diintrogasi oleh penyidik membuat Ariella langsung mendengus kasar.

Khiyara langsung tersenyum sinis. “Jadi lo mau main kucing-kucingan sama kita?”

“Selagi gue bisa harus dimanfaatkan.” balas Jefrey juga disertai dengan senyum mengejek kepada ketiga saudarinya.

“Kayanya lo masih salah paham sama kita, Jef?”

“Waw? Kata salah paham?” Si tampan menatap saudarinya satu per satu. “Ohhh, iyaa. Mbak Jeje, Kak Kiya sama El kan mau yang terbaik ya buat Jefrey.”

PACAR BUAT ABANG|| JAEROSE (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang