Pembaca yang baik akan mengklik bintang sebelum membaca. Yuk absen dulu ^^
.
.
.
.“Jep, hari ini nggak usah pulang bareng Anna ya. Soalnya yang bakalan jemput Anna Gue.”
Jefrey menatap sinis kaka keduanya dengan wajah janggal. “Kenapa gue harus?”
“Ada yang mau gua bahas sama Anna. Lu nggak bakalan paham.”
“Apa dulu yang mau dibahas. Secara kan gue cowoknya, harus tau dong. Siapa yang tau ya apa yang bakalan terjadi.” ucap Jefrey yang sengaja menyindir Khiyara dan kebiasaannya di masa lampau.
Khiyara menghela nafas. “Gue dapet kasus pelecehan mahasiswi. Dan lo tau kan kalo Anna punya organisasi buat orang-orang kaya gitu?” Jefrey ber’oh’ ria dengan wajah yang bagi Khiyara sangat lah menyebalkan. “Puas?”
”Ya, gue cuma jaga-jaga. Supaya yang ini nggak gagal lagi.” balasnya sambil tersenyum jahil.
Setelah acara Jessica, akhirnya Jefrey merasakan yang namanya kebebasan dalam hidupnya. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Jefrey tidak perlu lagi menyembunyikan hubungan asmaranya bersama Anna. Tidak sia-sia ia menuruti permintaan mbak-nya untuk menghadiri acara kantor yang nyatanya tidak disesali Jefrey. Justru Jefrey sangat berterima kasih atas momen itu.
Seiring berjalannya waktu, Anna semakin akrab dan sering bertemu para saudarinya. Ya walaupun sebagian besar para saudarinya lah yang menghampiri Anna. Namun Jefrey ikut senang karna dengan begitu, ketiga saudarinya benar-benar menyukai Anna. Walaupun tidak sebanyak Jefrey tentu saja.
Jika dia hitung dari hari setelah event JLC, Anna jauh lebih sering jalan dan menghabiskan waktu dengan para saudarinya dari pada berdua bersama Jefrey. Sampai ia kesal sendiri karna tidak punya waktu untuk dinikmati berduan dengan sang kekasih.
Namun begitu, Jefrey tetap menikmati hidupnya yang sekarang. Tidak jarang mereka berlima berkumpul dan melakukan kegiatan yang menyenangkan atau sekedar menghabiskan akhir pekan bersama-sama.
“Jep. Mbak mau belanja nih besok. kamu sama Anna temenin mbak ya. Kalian besok nggak ada jadwal kan?”
“Lah? Biasanya juga bareng El.”
“Mbak maunya shoping bareng Anna. Kayanya bakalan banyak belanjaan, jadi ntar kamu yang bawain.”
Atau..
“Bang Jep. Nanti kak Anna mau ke sini. Tolong jemput dong. Mau ngebahas soal sama materi buat persiapan utbk nih.”
Atau yang ini..
“Jef, Di rumah formasi lagi lengkap kan? Boleh jemput aku ga? Tadi aku abis bikin puding sama cake, ayo makan rame-rame.”
Begitu lah Jefrey akhir-akhir ini. Hidupnya full senyum dan sangat berwarna. Bahkan warna di pelangi tidak cukup mewakilkan warna hidup Jefrey di periode ini.
###
”Ngeuri euy yang abis dapet restu. Bibirnya ke atas mulu.” Daresta yang menyaksikan wajah berseri Jefrey yang baru masuk ke ruangan mapala menggeleng seraya tersenyum.
“Woyya dong. Lo mau makan apa Doy? Pesen sokk, gue yang bayar.” Jefrey berujar dengan senyum manis di wajahnya.
“Gue pesen unit apartemen aja boleh nggak Jep?”
“Ihhh suka nggak tau diri.” desir Adin yang sekarang juga ada di sana.
“Nggak papa, kalo unit apart-nya bisa lo makan. Ahahahha.” bahak Jefrey dengan suara ketawa khas bapak-bapaknya.
“Ma bro! Bagi dikit lah rasa bahagia mu dengan saudara mu yang di sudut. Liat lah betapa kusutnya wajah seorang Juan di sana.” ujar Yasha sambil merangkul pundak Jefrey.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR BUAT ABANG|| JAEROSE (ENDING)
FanfictionJefrey si tampan yang masih saja jomblo dengan semua yang ada di badannya. Jika dilihat tidak ada kekurangan yang fatal yang bisa dijadikan alasan ia masih sendiri sampai saat ini. Alasan kenapa Jefrey sampai sekarang belum pernah punya pasangan, i...