41. MASALAH LOVE LANGUAGE

2.3K 443 17
                                    

Pembaca yang baik akan mengklik bintang sebelum membaca. Yuk absen dulu ^^
.
.
.
.

Anna keluar dari ruangan dosen pembimbingnya dengan wajah super gembira. Bagaimana tidak, setelah perjuangan panjang akhirnya tanggal sidang skripsinya keluar. Dengan segala usaha dan upaya yang Ia lakukan si cantik berhasil berdiri di titik terakhir, dan itu selangkah mendekati gelar sarjana yang ia impikan.

“Jadinya kapan?” tanya Lala exited.

“30 Juni, sepuluh hari lagiiiii.” pekik Anna yang tak kalah girang.

“Selamattt yaa bestiiii!!” mereka berdua langsung berpelukan khas cewek-cewek, dan yang jelas menimbulkan keributan.

“Walaupun jadwal sidang gue belum keluar, dan kayanya yang ini tetep bakalan revisi lagi. Tapi gue ikut lega seriuss.”

“Makasihh ya La, selama ini selalu bantuin gue.” Anna berucap tulus.

“Elu engga lagi nyindir gue kan? Karna sering mintol elu soal revisi gue?” sidik Lala.

“Itu niat terselipnya. Heheh.”

Lala mendengus. “Eh itu masalah elu mau dikenalin si Jefrey ke keluarganya gimana?”

“Engga tau juga. Bingung gue. Takut juga.”

“Gue biasanya enggak mau kemakan omong kosong. Tapi Yasha juga bilang kalo saudara Jefrey badas-badas, Coy.”

“Yasha?” absen Anna mendengar nama yang ia yakini tidak disukai Lala malah keluar langsung dari mulut sahabatnya.

“Iya, kemaren pas nganterin gue balik dia buka obrolan. Kayanya dia denger kita ngobrol di telpon deh.”

Bukannya menjadi tambah takut Anna justru tersenyum tipis menyadari ada yang berbeda dari Lala. Sejak kapan Lala mau diantar laki-laki asing apalagi ini Yasha. Laki-laki yang paling membuat Lala mendumel kesal karna tingkah anehnya.

“Elu enggak usah senyum-senyum. Gue sama dia enggak ada apa-apa. Kebetulan ketemu doang di depan photocopy seberang kampus.”

”Dih apaan. Gue nggak mint elu ngejelasin kok dijabarin dari sabang sampe merauke, La?” goda Anna.

“Bodo!!”

####

”Anjirr kesel banget sama pemerintah. Segala diblokir anjir.” sungut Juan yang bete game yang menjadi pengisi hari-harinya diblokir oleh kominfo baru-baru ini.

Yasha, Daresta, dan Jefrey yang berada di ruangan yang sama meringis melihat Juan.

“Elu kalo galau, segala pemerintah elu bawa-bawa ya Njeng.” celetuk Jefrey.

“Biasa lah. Nyeselnya baru kerasa pas mantannya udah full move on others people. Ahahah.” sambut Daresta yang ikut me-roasting Juan, si cowok yang baru galau padahal putusnya udah 4 hari yang lalu.

Ya, Juan dan Kaena akhirnya memilih untuk berpisah karena merasa sama-sama sudah tidak sejalan dan semakin toxic.

“Kalau elu akhirnya awut-awutan kaya gini, ngapain kemaren nge-iyain Kaena pas minta putus?” pertanyaan yang sudah lama ditahan Daresta ingin tanyakan, sejak pertama mendengar kabar kandasnya hubungan sohibnya itu.

“Sebenarnya Kaena engga salah apa-apa. Dia enggak pernah main cowok di belakang gue. Pergi sama cowok pun selalu ngomong dan gue juga tau mereka emang ada kepentingan. Enggak kaya gue yang terang-terangan jalan sama Shalira even lagi ada masalah sama Kae. Gue selalu berdalih main biasa doang padahal semua orang pasti mikir gue selingkuh-”

“Ya emang elu lagi selingkuh anjing!” pungkas Jefrey.

“Makanya, gue enggak mau makin bikin Kaena keliatan menyedihkan dengan fakta kalo gue sebejat ini jadi cowonya dia. Gue enggak mau ngehalangin orang yang mau ngebahagiain Kaena dengan tulus, cuma karena gue nggak mau ngelepasin dia. Kaena pasti banyak sakitnya kalo bareng gue.” tutur Juan dengan wajah penuh penyesalan dan rasa bersalah.

PACAR BUAT ABANG|| JAEROSE (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang