31. AKU SIH, LUMAYAN

2.9K 564 42
                                    

Pembaca yang baik akan mengklik bintang sebelum membaca. Yuk absen dulu ^^
.
.
.
.

“Jujur sama gue, bener yang dibilang Jenni kemaren?” desak Lala saat Anna sampai di kantin.

“Apanya yang harus jujur, La? Nggak usah diambil pusing lah.” kilah Anna.

“Nggak usah sok tenang sama gue ya. Gue bukan kenal lo kemaren siang, Na?’ sergah Lala.

“Kenapa sih? Ada aja alasan supaya gue nggak biarin lo sama Jefrey? Hubungan kalian itu sebenarnya kaya apa sih? Selama yang gue liat selalu baik-baik aja. Lo nyembunyiin sesuatu dari gue?”

“Nggak ada, La. Semua kaya yang lo liat. Baik-baik aja kok.” Anna berusaha tetap sabar menghadapi Lala yang emosinya selalu meroket jika sudah membahas Jefrey.

“Tapi wajah lo bilang sebaliknya, lo bisa jelasin?” Anna diam, Lala selalu ahli dalam sarkasme.

“Kalo cowok lo nggak mau diajak jalan, nggak mau ngepublish lo di sosial media harusnya lo penasaran sama tujuan dia macarin elo sebenarnya, Na.”

Anna tidak menanggapi apapun, jika Lala saja bingung apalagi dengan dirinya sebagai pacar Jefrey. Seakan semua yang Anna dapat dari Jefrey sangat jauh berbeda dari fakta yang ia tau. Kadang Anna juga berpikir jika Jefrey main-main, namun saat itu juga Jefrey bertindak sebagai pacar yang baik. Bahkan sangat baik.

“Ini udah satu bulan lo pacaran sama dia, lo nggak ngerasa ada yang perlu kalian bicarain?”

“Ada, banyak malahan. Tapi gue cuma nggak mau masalah selepe kaya gini malah bikin gue sama Jefrey ribut.”

“Please Roseanna Abraham, lo kaya gini karna takut ditinggalin kan?” wajah Anna langsung memerah seketika, ia marah tapi bukan pada Lala tapi pada dirinya sendiri.

“La!”

“Na!” balas Lala ikut meninggi. “Lo perfect, lo punya semua yang bikin banyak cewek iri. Nggak ada alasan yang bisa bikin lo ngerasa takut ditinggalin. Nggak ada!.” pungkas Lala.

“Nggak ada salahnya untuk sedikit berdebat kalo emang lo rasa itu ganggu pikiran elo, nggak papa lo cerewet, merengek, maksa karna lo punya hak! Lo cewek dia. Jangan kaya gini lagi, Na.” Lala mengguncang bahu Anna pelan. “Diem dan nerima semuanya itu nggak bakalan bikin cowok stay sama lo. Kita udah tau itu, kan?”

Anna mengangguk, mata gadis itu sudah memerah dan berkaca-kaca. “Kalo pada akhirnya sikap protektif lo bikin Jefrey ninggalin lo, nggak papa. Ingat masih ada gue yang kenal lo lebih dari siapapun.”

“Makasih, La.”

Lala melepas pelukannya pada Anna, ia membereskan barang-barangnya di atas meja lalu bangkit. “Ada Jefrey, gue pergi dulu.”

Anna membalikan badan, benar saja pacarnya itu sedang berjalan ke arah mereka. Bahkan Jefrey sempat melambai ramah pada Lala walaupun Lala hanya melirik dengan wajah sinis.

“Kenapa?”

“Nggak ada, lagi PMS kayanya.” canda Anna sambil menyembunyikan mata merahnya dengan memakai kaca mata baca.

“Kayanya masih kesel karna disuruh pulang bareng Batak kemaren.” kekeh Jefrey.

“Kamu udah makan siang?” tanya Anna. Jefrey langsung menggeleng dan menyandarkan kepalanya di bahu Anna sambil memasang wajah pura-pura sedih.

“Jadi mau makan apa?” tanya Anna yang gemas sambil mengelus rambut Jefrey.

“Hm~ apa yahhh?”

Apa Anna bisa curiga pada Jefrey jika saat bersama sikap Jefrey sangat menggemaskan seperti ini? Apa membuat perempuan gemas adalah taktik pria yang tidak serius.

PACAR BUAT ABANG|| JAEROSE (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang