3. GADIS BERSELEMPANG

7K 1K 152
                                    

Pembaca yang baik akan mengklik bintang sebelum membaca. Yuk absen dulu ^^
.
.
.
.

Jefrey sudah berniat untuk tidak masuk kuliah hari ini. Sungguh ia sangat tidak mempunya tenaga sekedar untuk mendongakkan kepala saat berjalan. Tapi, ia tidak boleh egois dan membiarkan teman-temannya menghandle pertemuan anggota baru mapala tanpa dirinya.

Sebenarnya ini bukan kali pertama Jefrey dipaksa patah hati. Ia jelas sudah hampir terbiasa dengan hal seperti ini. Hubungannya kandas sebelum berlayar, dan itu semua berkat ketiga saudarinya. Jefrey tidak bisa menyalahkan karna apa yang dianggap salah oleh ketiganya pasti memang salah pada akhirnya, lalu harus kah Jefrey tutup kuping dengan semua yang dikatakan Jessica, Khiyara dan Ariella?.

Berjalan lesu menuju sekretariat mapala, Jefrey bagai raga tak bernyawa. Hanya tubuh yang berjalan karna remote kontrol karna tidak terlihat tanda-tanda hidup di wajah Jefrey.

“Akhirnya lo datang juga. Gue pikir lo bakalan ngegalau di kasur seharian.” kekeh Daresta.

“Maunya juga gitu. Tapi di rumah malah bikin gue tambah emosi.” jawab Jefrey.

“Banyakin istighfar. Mungkin banyak dosa makanya dikasih cobaan mulu.” celetuk Yasha.

“Oh ya gimana Jenni?” sambung Yasha lagi.

“Selesai udah.” Jefrey berucap dengan malas.

“Apa kali ini? Matre? Pansos?” Daresta mencoba menerka.

“Atau Fakgirl?” tebak Juan.

“Kurang lebih begitu.”

“Ha? Yang mana nih? Omongan gue beneran?” tanya Juan heboh.

“Saudari gue dapet foto Jenni lagi cipokan sama cowok, di hari gue sama dia abis jalan.”

Yasha, Daresta dan Juan yang ada di ruangan sekretariat mapala langsung menganga. Sungguh tragis kita mu Jep jep.

“Terus lo nggak minta klarifikasi dari Jenni?” tanya Juan.

“Buat apa? Mastiin kalau itu bukan dia?”

“Terus lo nyerah, Jep?” Yasha menatap Jefrey iba.

“Mau nggak mau. Yang diperjuangin aja milih bareng yang lain.” jawab Jefrey santai.

“Tetap semangat, kawan. Saat rasa tak kunjung terbalas, menepi adalah jalan yang tepat untuk hati yang sudah patah.” Juan yang ada di sebelah Daresta langsung membekap mulut mahasiswa satra itu dengan tisu bekasnya.

“Anjing!! bekas cebok lo masukin ke mulut gue!!”

“Eh, ngumpul di lapangan woi!! junior kita udah pada ngumpul!!” sorak Biyu yang berdiri di ambang pintu sekre. Ke empatnya mengangguk lalu menyusul untuk ke lapangan.

###

Pertemuan pertama dengan anggota baru mapala berlangsung lancar, satu jam lebih tiga menit yang dibutuhkan untuk Yasha dan kawan-kawan menyambut serta mengarahkan junior mereka. Jam setengah sebelas Yasha membubarkan anggotanya. Namun tidak dengan mereka para senior yang asik cuci mata melihat cewek-cewek jurusan psikolog yang sedang berpencar membagikan bunga di sekitar lapangan kampus.

“Sebenarnya ada yang ngeganjal di otak gue.” ke empat kepala langsung menatap Daresta.

“Di kampus anak psikolog pada ramah-ramah, adem diliat gitu, sering senyum juga.”

“Ho’oh. Terus?” potong Juan.

“Kenapa pas udah jadi gue BK serem-serem anjir?” Daresta menatap eman-temannya dengan serius.

PACAR BUAT ABANG|| JAEROSE (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang