Pembaca yang baik akan mengklik bintang sebelum membaca. Yuk absen dulu ^^
.
.
.
.“Keluarga aku hancur, besar dari keluarga broken home, kakak perempuanku meninggal karna bunuh diri akibat depresi masalah percintaan. Ayahku seseorang yang gila kerja sampai nggak peduli keluarga, Ibu nikah lagi dan punya kehidupan baru dengan suami dan anak laki-laki mereka. Dunia aku sehancur itu Jef, bahkan aku gagal menjalin hubungan dengan seseorang karna dihantui ketakutan akan ditinggalkan karna kasus kakakku.” kata demi kata diucap Anna mendiktekan sisi gelap dunianya pada Jefrey.
“Dunia kita beda Jef, di saat masalah kamu cuma susah milih pasangan, ban bocor di jalan, atau skripsi yang revisi karna keasikan main aku berjuang untuk tetap jadi manusia normal supaya nggak ada orang yang menganggap aku aneh.”
Wajah Anna tetap menampilkan senyuman,dan senyuman itu tidak menunjukan kebahagiaan sama sekali.
“Na, kamu tau aku nggak suka mikir kan? Aku masih nggak paham sama ucapan kamu?” keluh Jefrey masih dengan senyum sabar pada Anna.
“Tapi makasih udah mau cerita tentang hidup kamu ke aku, itu tandanya kamu mau berbagi beban kamu ke aku.” ucap si Tampan sambil ditutup dengan senyuman hangat.
Anna menggeleng lalu mengulas senyum kecil, tangannya bergerak mengusap wajah perlahan sambil menghela nafas berat.
“Anna yang selama ini kamu kenal, cuma topeng, Jef. Itu cuma profesi supaya orang nggak tau ada sebuah dunia yang selalu berusaha dihancurkan oleh keadaan. Apa kamu masih jatuh cinta?” tanya Anna dengan wajah pias, namun ia tak menangis. Tapi di sana lah alasan yang membuat Jefrey sesak. Tatapan pedih dari sepasang lentera Anna.
“Selama ini aku berusaha nyari yang namanya cinta tapi aku terus gagal. Keluarga yang seharusnya menunjukan arti cinta bagi aku udah hancur sebelum aku tau arti keluarga sebenarnya. Di saat remaja pun, di waktu semua manusia ngerasain indahnya perasaan berdebar karna lawan jenis aku malah ngerasa kalau laki-laki itu menyeramkan, mereka dengan mudahnya membunuh seseorang.”
“Belum cukup?” Jefrey menatap Anna dengan jantung berdebar. “Aku dengan mudahnya terlena cuma karna perhatian kecil yang ditawarkan orang lain yang akhirnya tetap nyakitin aku. Apa mungkin aku baik-baik aja?”
Wajahnya tak memperlihatkan raut kesedihan, tapi kedua mata Anna tidak bisa berbohong melalui dua bulir air mata yang terjun bebas di pipinya.
“Kamu sekarang bisa berhenti jatuh cinta sama karakter Anna Jef. Dia palsu, kamu cuma jatuh pada permainan orang hancur.”
“Kamu nggak bisa ngatur aku harus jatuh cinta sama siapa, Na. Itu hak aku.” ucap Jefrey menahan gertakan gerahamnya.
“Kamu jatuh cinta pada orang yang salah, Aku cuma bakalan ngasih pengaruh jelek buat kamu.”
“Biarin itu jadi masalah aku, kamu nggak perlu pusing efek yang aku dapetin karna jatuh cinta sama kamu. Aku siap dan selalu siap.” tegas Jefrey. Anna mengusap air matanya.
“You can deserve better, Jef.”
“And you too, Roseanna.” ucap Jefrey dengan suara lebih tinggi dari sebelumnya.
Jefrey meraih kedua tangan Anna dan menggenggam jemari itu dengan hangat. “Kamu udah ngelaluin banyak hal, dan aku tau kamu capek. Jadi mulai sekarang, kamu nggak harus lari kok.” Anna tertegun, apa semua yang ia katakan tidak membuat laki-laki itu takut dan pergi.
Berkat genggaman hangat Jefrey, tangis yang berusaha Anna tahan selama ini ruruh begitu saja tanpa jeda.
Jefrey lalu merengguh tubuh munggil Anna ke dalam pelukannya. Membiarkan wanita-nya mencurahkan segala yang selama ini ditahannya dengan rapi. Jefrey sekarang sadar, betapa beratnya beban yang dipikul Anna selama ini, entah sudah berapa kali gadis itu dipaksa bangkit oleh kenyataan dalam keadaan serapuh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR BUAT ABANG|| JAEROSE (ENDING)
FanfictionJefrey si tampan yang masih saja jomblo dengan semua yang ada di badannya. Jika dilihat tidak ada kekurangan yang fatal yang bisa dijadikan alasan ia masih sendiri sampai saat ini. Alasan kenapa Jefrey sampai sekarang belum pernah punya pasangan, i...