Pembaca yang baik akan mengklik bintang sebelum membaca. Yuk absen dulu ^^
.
.
.
.
Anna tidak henti-hentinya menarik nafas dalam. Ia sadar, peristiwa kemaren tidak boleh mempengaruhi konsentrasinya. Ia harus tetap fokus untuk mempersiapkan sidang skripsinya. Tidak ada waktu lagi untuk menangisi hal yang tidak perlu, karna pendidikan yang sudah ia usahakan sejauh ini harus ia selesaikan dengan sempurna.
Suasana berkabung setelah kandasnya hubungan dengan seseorang sudah pernah ia rasakan sebelumnya. Paling tidak Anna sudah terbiasa dengan suasana hati seperti ini. Walaupun jujur ia masih tidak habis pikir jika Jefrey adalah laki-laki yang akan menyakitinya dengan cara yang cukup keji.
Anna selau percaya bahwa orang yang ia sayangi, adalah oknum paling pasti yang akan membuatnya kecewa suatu saat nanti. Tapi, apa yang terjadi benar-benar mengikis dadanya dan menimbulkan pertanyaan 'kenapa harus Jefrey?'
Akhirnya Anna kembali dibuat merasakan sakit dan sesaknya kecewa pada seseorang. Ya, walaupun itu adalah hal yang sangat pasti, tapi tidak ada manusia yang benar-benar siap dan terbiasa.
Walaupun sekarang hatinya mati, ia masih punya pikiran yang akan menuntunnya untuk hidup yang lebih logis. Sadar bahwa stuck di masalah percintaan hanya akan membuang waktunya lebih banyak lagi.
###
"Sumpah anjir gua masih merinding sama semua kalimat yang keluar dari mulut Anna kemaren siang. Doi nggak marah-marah, dia ngomong tenang banget. Aslii." Juan masih terus bergidik ngeri membayangkan peristiwa kemaren."Aslii, kalo beneran si Jepri ngebuntingin anak orang. Sumpah, siraman jus dari Lala kemaren diganti sama aspal. Wkwk." kekeh Yasha, teringat kembali wajah marah Lala saat mengatai Jefrey.
Ya, semua ini adalah bagian dari skenario Jefrey untuk memberi kejutan pada Anna. Selain untuk merayakan sidang terakhir sang pacar, itu juga bertepatan dengan hari ulang tahun Anna. Jefrey juga baru ingat sehari setelah ia mendiskusikan konsep kejutan bersama Adin di Sekre mapala waktu itu.
"Elu udah dapet izin make tu tempat, Wan?"
"Gue udah ngomong ke Presma. Harusnya si di acc karna emang tempatnya nggak di pake juga hari itu. Itung-itung imbalan karna udah jadi tim sukses dia lah."
"Tapi tetep lo coba ngomong ulang lagi. Kan yang punya hajat elu."
"Ya kan yang jadi rektor bapak elu bangsut." balas Jefrey pada Juan.
"Iya yah. Lupa kalo punya bapak."
"Sialan."
"Tim dekorasi udah lu hubungin, Tak?"
"Gue udah pc EO nya. Tapi belum ada kepastian sih."
"Anjir kok masih belum sih? Kan sidangnya lusa."
"Oi Jep ada Presma nyariin elu." seru Daresta yang baru datang bersama seseorang di belakangnya.
"Wahhh Presiden kitaaa." sambut Jefrey pada laki-laki tampan yang baru datang bersama Daresta.
"Apa kabar Pres."
"Anjirr nggak usah basa-basi lu. Geli gua."
"Ya kan sekarang udah jadi presiden mahasiswa. Jadi harus diagungkan."
"Gaya banget elah."
"Ini gua mau bahas masalah aula SC yang mau elu pake. Gua udah bahas sama anak-anak, malah banyak opini lagi Jep. Apalagi gua kan baru jadi Presma. Takutnya malah mikir yang kagak-kagak. Ya walaupun nggak salah sih make tempatnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR BUAT ABANG|| JAEROSE (ENDING)
FanfictionJefrey si tampan yang masih saja jomblo dengan semua yang ada di badannya. Jika dilihat tidak ada kekurangan yang fatal yang bisa dijadikan alasan ia masih sendiri sampai saat ini. Alasan kenapa Jefrey sampai sekarang belum pernah punya pasangan, i...