Pembaca yang baik akan mengklik bintang sebelum membaca. Yuk absen dulu ^^
.
.
.
.Pagi-pagi sekali sekitar jam setengah 7 Anna sudah bangun, membersihkan wajah dan beres-beres kamar Adin yang masih tertidur pulas. Anna memilih untuk masuk ke dalam kamarnya karna harus memakai beberapa perawatan wajah seperti biasa.
Anna meraih kenop pintu dan benar, Jefrey tidak mengunci pintu dari dalam. Namun setelah Anna masuk, keadaan kamar sudah kosong dengan ranjang yang sudah rapi.
“Jefrey udah bangun?” gumamnya lalu beralih ke kamar mandi untuk perawatan.
Selesai dengan wajah, Anna memutuskan untuk keluar Villa. Ia ingin menikmati hari terakhir di sini sebelum nanti siang mereka pulang. Si cantik berjalan menuju belakang Villa penasaran dengan hamouk yang dibicarakan Raleyya saat mereka makan mie malam tadi.
“Eh Na udah bangun?” Jefrey tersentak kaget saat menoleh ke belakang. Anna yang juga kaget melihat Jefrey duduk di hamouk itu juga sedikit tersentak.
“Duduk sini, Na.” Jefrey menggeser badannya agak ke samping untuk memberi space pada Anna.
“Thanks, Jef.” Jefrey mengangguk ke arah samping.
“Tidur kamu nyenyak?” Jefrey mengangguk.
“Berkat kamu. Adin nggak ngorok kan?” canda Jefrey. Anna menggeleng sambil terkekeh kecil.
Mereka sama-sama menyesap minuman hangat milik masing-masing. duduk dengan kayu terayun di hamouck sambil memandangi view segar membuat keduanya tersenyum bahagia. Tak lupa, bahu mereka yang juga menempel.
“Salah nggak sih kalo aku bilang, aku cinta sama kamu?” tanya Jefrey tanpa menoleh pada Anna.
Anna tidak mengatakan apapun, ia jelas tau bagaimana perasaan Jefrey. Sudah dua bulan mereka menjalani hubungan seperti ini, Anna maklum Jefrey menanyakan hal itu.
“Nggak,” geleng Anna. “Kamu nggak salah, Karna perasaan sejatinya selalu benar.” imbuh si cantik tersenyum tipis.
“Gimana kalo akhirnya aku pengen kamu jadi milik aku? Apa boleh?” Kali ini Jefrey menoleh dan menatap Anna intens, mahasiswa psikologi itu juga sama, ia menatap Jefrey berusaha menyelami hati laki-laki itu.
Anna diam, sekelabat pikiran negatif berkeliling di kepalanya. Semua yang dikatakan Lala tentang Jefrey seakan dibenarkan oleh Anna di dalam hati. Anna bahkan masih teringat jelas bagaimana wajah Jenni mengatakan semua tentang Jefrey padanya.
“Mending nggak usah, Na. Dia tukang ghosting. Buktinya gue sendiri.”
“Lo berkelas, pantas dapat yang jauh lebih baik dari tu buaya.”
“Lo Liat sendiri kan? Dia kemaren pergi CFD bareng cewek. Ya kali temen adeknya diajakin joging. Buaya mah buaya aja.”
Jefrey terus menatap gadis di sampingnya itu, Ia berusaha memaklumi jika wajah Anna terlihat gelisah dan ragu. Jefrey tau apa yang ada di kepala Anna sekarang, ia playboy, laki-laki tukang ghosting.
Jefrey sedikit membenarkan posisi duduknya sedikit lebih menghadap Anna. Ia harus melakukan sesuatu supaya Anna bisa melihat keseriusannya.
Anna mengadah cepat menatap Jefrey kala telapak tangan Jefrey menelusup ke wajahnya. Ibu jarinya mengelus pipi Anna sambil menyelipkan anak rambut Anna ke belakang telinga. Jujur, Anna gugup sekarang. Jefrey semakin mendekatkan wajah mereka berdua sampai Anna merasakan deru nafas Jefrey di bibirnya.
Dengan gerak pelan, Jefrey mendorong wajahnya untuk mendekatkan wajahnya dengan Anna. Ia hanya ingin Anna yakin jika dirinya memang serius dengan apa yang ia katakan. Anna memejamkan matanya, ia sudah merasakan hidung Jefrey menyentuh hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PACAR BUAT ABANG|| JAEROSE (ENDING)
FanfictionJefrey si tampan yang masih saja jomblo dengan semua yang ada di badannya. Jika dilihat tidak ada kekurangan yang fatal yang bisa dijadikan alasan ia masih sendiri sampai saat ini. Alasan kenapa Jefrey sampai sekarang belum pernah punya pasangan, i...