4. NGGAK SALAH PILIH

6.3K 1K 93
                                    


Pembaca yang baik akan mengklik bintang sebelum membaca. Yuk absen dulu ^^
.
.
.
.

Hari ini Jefrey merasa sangat bersemangat untuk pergi ke kampusnya. Walaupun ia harus bimbingan tapi entah kenapa Jefrey seperti disuntik endorfin yang membuatnya sangat bahagia dan bersemangat.

Pemuda itu bersiul sambil memutar ring mainan kunci motornya. Ia berjalan santai seperti orang yang tidak ada beban.

“Yooww, Wasappp geng!!” sorak Jefrey sambil memasuki sekretariat Mapala.

“Pagi kakanda Jefrey” sapa Daresta yang duduk di atas sofa yang biasa digunakan oleh mereka untuk tidur siang. Di sampingnya ada cewek yang mereka tau bernama Adinaya.

“Sepertinya pagi hari berbeda ya saudara Jefrey” singgung Juan yang mengamati wajah cerah Jefrey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sepertinya pagi hari berbeda ya saudara Jefrey” singgung Juan yang mengamati wajah cerah Jefrey.

“Begitu lah, Bung Juan.” kekehnya sambil memamerkan lesung pipi. Lalu ia menyapa Adin dengan mengangkat tangan sebagai isyarat.

“Syukur deh pagi lo cerah.”dengus Yasha dari balik lemari. Sepertinya baru saja membuat kopi.

“Eitss kenapa nih. Masih kepikiran mantan?” Jefrey menghampiri Yasha lalu merangkul pria batak itu.

“Apalagi. kan cuma cewek jogja yang bisa bikin Yasha unmood sampe ber abad-abad.” celetuk Juan.

“Santai aja bro. Nggak usah berlarut-larut. Liat noh si Jepri. Baru dicampakin langsung ketemu lagi penggantinya.” Jefrey mengangguk sambil duduk di kursi plastik.

“Lah nggak sama Jenni lagi, Jep?” timpal Adin.

“Nggak, Din. Nggak jodoh gue.” kekeh Jefrey girang.

“Lo anterin sampe kosnya, Jep?” Biyu ikut berkomentar setelah mengetik sesuatu di ponselnya.

“Iya dong. Nggak mungkin lah gue tinggalin di perempatan.” bangga Jefrey.

“Wihh Anjim ya lo. Langsung gass.” Juan melempari Jefrey dengan tisu yang langsung ditangkap dengan sigap oleh Jefrey.

“Anak mana nih?” Adin yang memang sudah cukup kenal dengan mereka ikut berbaur.

“Nggak main-main, Din. Duta kampus disabi ama dia.” ucap Daresta.

“Roseanna?” Daresta mengangguk.

“Gila sih Jef. Serius lo mau deketin dia?” tanya Adin.

“Emang kenapa?” Yasha pun ikut tertarik.

“Ya nggak papa sih. Cuma kan lo pada tau dia itu duta kampus. Mahasiswi berprestasi juga.” Adin menatap satu-satu para pemuda itu.

“Tenang, Din. Si Jepri kan ganteng bisa itu.” Adin langsung menampar paha Daresta yang ada di sampingnya.

“Bukan itu maksud gue,”

Jefrey, Juan, Biyu dan Yasha menatap Adin dengan serius.

“Dia cerdas. Ber-attitud, cantik dan yang paling penting semua orang tau dia siapa.” ke lima pemuda itu masih menatap Adin dengan wajah cengo. Membuat wanita itu menghela nafas berat.

PACAR BUAT ABANG|| JAEROSE (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang