✨Ada Playlist buat Alfan Sarah, jangan di skip ya ✨
_______________________________________
42. Jembatan Penyeberangan
.
.
.
.Seumur-umur Sarah belum pernah merasa sebahagia ini, padahal Alfan hanya mengajaknya jalan-jalan sore menyusuri jembatan penyeberangan. Mungkin selama ini hidupnya terlalu sibuk dan terkesan membosankan hingga ia menganggap momen kebersamaannya dengan Alfan adalah sesuatu yang amat spesial.
Padahal Sarah tak ingin sampai terbawa perasaan, takutnya pria itu malah menganggapnya biasa saja.
Di tengah jembatan penyeberangan Alfan sengaja berhenti. Pria itu menumpu kedua tangan di atas pegangan jembatan. Alfan terlihat tersenyum kecil sambil menghirup udara dingin di atas jembatan. Sarah menyaksikan sambil menyembunyikan senyum. Berikutnya Sarah ikut menumpu tangan di samping Alfan dengan pandangan tertuju ke depan.
Kali ini Alfan yang diam-diam melirik ke arah Sarah. Bagi Alfan pemandangan di sampingnya jauh lebih menarik dari pada jalanan kota. Diam-diam Alfan tersenyum karena wajah Sarah cantik.
"Apa rencana lo abis ini?" Usai bertanya, pelan-pelan Sarah menoleh. Buru-buru Alfan memalingkan wajah ke depan.
"Pulang dari sini? Ya ke posko lah."
"Oh kirain mau bunuh diri di sini." Sarah tertawa. "Rencana jangka panjang setelah KKN maksudnya."
Alfan ikut tertawa pelan. Padahal ia tahu maksud Sarah. Tapi ia sendiri bingung harus menjawab apa hingga mereka berdua terdiam untuk beberapa saat.
"Berkarya lagi." Sesaat Alfan memejamkan mata, menikmati semilir angin lembut yang meniup wajahnya. "Kalo lo? Apa mimpi lo yang belum terealisasi?"
"Mimpi gue? Uhm ... Nemenin mimpi-mimpi lo terealisasi."
Alfan terdiam.
Sesaat kemudian tawa Sarah pecah. Di atas jembatan penyeberangan yang lapang dan kosong, suara Sarah terdengar renyah. Sarah menoleh, Alfan yang tak siap untuk membuang muka langsung tertegun saat Sarah menyambutnya dengan senyum.
"Becanda." Sarah berusaha meredam tawa. "Gue mau cari kerja freelance selain ngajar privat, semester tujuhkan mata kuliahnya sedikit. Pasti banyak hari liburnya, mending di pake kerja aja, soalnya gue enggak ada organisasi yang harus diikuti." Kemudian Sarah menepuk bahu Alfan. "Ohiya, gue belum pernah baca karya lo. Gue mau baca dong, penasaran nih."
"Masih proses, Sar. Saat ini karya-karya gue baru draft doang. Belum ada yang terbit."
"Ya gapapa, terbit ga terbit gue bakal jadi pembaca lo yang pertama."
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR [END] ✓
Teen FictionSeumur hidup Sarah mencium aroma asing yang menenangkan ini, ia baru tahu jika aroma tanah basah yang muncul saat hujan turun ternyata punya nama. Namanya Petrichor. Ia masih tak menyangka jika harus mendengar hal unik ini dari pria di hadapannya. S...