19 |Fight
.
.
.
.
.
"Jadi kita ga satu posko nih?" Ujar Sarah pada Fia dan Tommy. Perasaan senang dan kesal yang akhir-akhir ini mengungkung hatinya membuat dilema besar.Perasaannya semakin kacau saat menatap layar ponsel dengan intens. Benda pipih tersebut menampilkan nama-nama anggota grup KKN yang baru saja dibuat. Kepala Sarah pening saat mengetahui jika Fia dan Tommy harus terdepak dari kelompoknya karena kelebihan kuota. Akhirnya mereka terpaksa berpisah kelompok.
Meskipun mereka berada di satu daerah yang sama, tetapi posko mereka berbeda kabupaten sehingga sama saja mereka tidak akan bertemu satu sama lain.
"Ya gimana lagi, Sar. Cuma gara-gara selisih beberapa menit daftar online aja kita jadi urutan anggota terbawah. Ya terpaksa lima anggota terbawah yang harus rolling." Fia mengusap bahu Sarah, mencoba menenangkan.
"Gue ga ada temen."
"Kan lo satu kelompok sama Alfi. Harusnya sekarang lo salto saking senengnya." Tommy menyeringai sambil menarik turunkan alis.
Di satu sisi Sarah senang bisa satu kelompok dengan Alfi. Selama satu bulan ke depan ia akan bersama dengan jiwanya kampus itu. Tapi tetap saja status Alfi itu bukan teman dekatnya. Apalagi membayangkan Alfi yang super sibuk membuatnya semakin merasa kesepian.
Ditambah nama Alfan Aditya yang terpampang nyata membuatnya frustrasi seharian. Sarah sudah menduga hal ini akan terjadi. Hanya saja ia tidak siap jika harus berpisah dengan kedua sahabatnya.
"Lo harusnya seneng dong, Sar. Lagian akhir-akhir ini kan lo makin lengket sama Alfi. Sampe-sampe gue ditinggal terus sama si Tomket. Harusnya ini jadi ajang pendekatan kalian."
"Lo bilang apa barusan?" Tommy melotot. Tangannya refleks menarik pipi Fia hingga gadis itu memekik kesakitan.
"Ih Tomkeeeet pipi gue jangan di tarik-tarik entar jadi meral." Fia berusaha memukul-mukul Tommy. Ia khawatir jika wajahnya yang bulat semakin dibuat lebar.
"Siapa suruh pipi Lo gemesin kaya squishy." Tidak ada niatan untuk melepaskan cubitan tangan Tommy di pipinya. Malahan pria itu menikmati pukulan manja Fia sambil terkekeh geli.
Sarah memutar bola mata malas. Pemandangan ini terlalu menggelikan. Semenjak Sarah sering meninggalkan mereka berdua, entah mengapa kedua temannya ini semakin menunjukan perbedaan. Dan Sarah merasa tidak nyaman.
"Udah uwuw-uwuw nya?"
Keduanya menoleh.
"Gue balik duluan ya." Sarah meninggalkan kelas menyisakan Fia dan Tommy yang kembali bertengkar.
Sarah pulang duluan dengan niat menghindari pertengkaran kedua sahabatnya yang menggelikan. Namun di tengah perjalanan ia justru melihat pertengkaran sesungguhnya.
💧💧💧💧
"BANGSAAAT!"Satu umpatan keluar dari mulut seorang pria disertai dengan tonjokan bertubi-tubi pada pria lain yang ditindihnya. Kedua pria itu bertarung begitu brutal.
Banyak orang berkerumun mencoba memisahkan perkelahian tersebut. Sarah yang tadinya penasaran kini mundur ketakutan. Takut-takut malah dirinya yang terkena sasaran.
perkelahian ini bukan tawuran antar anggota geng. Ini perkelahian satu lawan satu. Mereka saling pukul satu sama lain. Meski pria berkameja salur sempat meninju lawannya sehingga membuat sang lawan terhempas. Namun sesaat kemudian pria dengan kaos merah kembali bangkit lalu menendang pria berkameja salur hingga tergeletak di tengah jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR [END] ✓
Novela JuvenilSeumur hidup Sarah mencium aroma asing yang menenangkan ini, ia baru tahu jika aroma tanah basah yang muncul saat hujan turun ternyata punya nama. Namanya Petrichor. Ia masih tak menyangka jika harus mendengar hal unik ini dari pria di hadapannya. S...