12. Insecure

7.8K 996 629
                                    

12| Insecure
.
.
.
.
.

Sesuai dengan persentase kehadiran mata kuliah minimal tujuh puluh lima persen, Sarah sengaja menghabiskan kesempatan bolosnya selama seminggu.  Itu artinya Sarah telah bolos satu kali pada setiap mata kuliah.

Lagipula Sarah hanya tertinggal absen saja, secara teori Sarah justru sudah belajar melebihi materi yang dijadwalkan. Bolos satu kali tidak akan mengurangi nilai mata kuliahnya. Ia akan mengejar ketertinggalannya di nilai UTS dan UAS.

Yang penting Sarah tidak mengambil jatah bolosnya untuk hal yang tidak jelas. Ia punya alasan kuat sehingga jika nilainya turun, ia tidak perlu menyesali perbuatannya. Lagipula besok ia sudah kembali ke kampus setelah seminggu bertukar sift bersama ketiga adiknya untuk merawat ayah.

Sarah mengetuk helm Uji saat motor yang mereka naiki menyalip beberapa mobil dengan serampangan.  Bermaksud agar Uji sedikit mengurangi kecepatan motor.

Mereka baru saja membeli kebutuhan pokok bulanan di supermarket. Sengaja Sarah mengajak Uji untuk menemaninya. Atau lebih tepatnya Sarah yang menemani Uji. 

Untuk masalah berbelanja, Uji paling bisa diandalkan. Dia bahkan bisa menghafal seluruh harga barang-barang pokok dan perbedaan harga sekecil apapun dengan supermarket sebelah.

"Saaar turuuuun!"

Sarah sedikit mendekatkan kepalanya dengan kepala Uji, karena pendengarannya agak berkurang saat telinganya tertutup helm.

"Mau ngapain?" Teriak Sarah.

Kondisi mereka yang sedang berada di persimpangan jalan membuat mereka harus berkomunikasi dengan cara berteriak.

Melihat kecepatan motor yang mereka naiki melambat drastis, Sarah sepertinya tau kesialan apa yang akan menimpanya.

"Abis bensin." Ucap Uji santai.

"Kenapa ngga di cek dulu bensinnya  kalo mau pergi?!" Sarah mendecak sebal sambil turun dari motor.

Untuk mencari SPBU terdekat lumayan jauh jaraknya. Akhirnya tidak ada jalan lain selain harus menggiring motor. Sedangkan Sarah berjalan di sisi Uji dengan bibir maju beberapa senti.

Mereka melipir ke sisi trotoar, kemudian mengambil jalan pintas agar cepat sampai ke SPBU terdekat. Setelah memasuki daerah sepi kendaraan mereka tidak lagi saling berteriak.

"Gimana kuliah aman?" Iseng Uji bertanya, karena besok Sarah sudah akan kembali ke kampus.

Wajah kesal Sarah sedikit melonggar. Ia menolehkan wajah menatap adiknya yang tidak menatapnya balik.

"B aja tuh."

"Belajarnya gimana sih? Susah banget ya sampe setiap malem begadang?"

"Ngga juga, asal Lo bisa show up waktu diskusi Lo udah dapet perhatian dosen. Yang pusing itu cuma tugas nya aja yang ga berperikemanusiaan."

"Lebay ah. Kelas akselerasi juga sama tuh tugasnya numpuk, tapi gue ga ngeluh. Itu mah Lo aja yang ngga bisa memanage waktu." Cara Uji memanggil Sarah sudah seperti pada teman sebaya saja. Dia sampai lupa diri bahwa yang diajak bicara adalah kakaknya.

Kelas akselerasi memang dipenuhi dengan ujian, ujian, dan ujian. Bahkan UTS yang biasa diadakan tiga bulan sekali, di kelas akselerasi bisa dilakukan sebulan sekali.

Wajar sih, anak aksel kan memang ambisi lulus cepat. Mereka biasanya kurang menikmati masa SMA karena sudah dituntut untuk mempersiapkan ujian masuk Universitas.

Hanya saja Sarah malas mengakui jika adiknya lebih pintar darinya. Bisa-bisa anak itu semakin besar kepala.
"Bukannya gue ga bisa memanage waktu ya. Tapi emang yang ngasih tugasnya aja keterlaluan. Jadi ngga ke kejar. Masa iya setiap minggu harus bikin makalah, dan itu setiap matkul. Artinya sama aja bikin makalah setiap hari dengan mata kuliah yang beda. Namanya juga kuliah. Ga begadang ga mahasiswa!"  Ujar Sarah membela diri.

PETRICHOR [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang