39. Perlahan

5.5K 824 475
                                    


Udah saatnya kapal mereka berlayar 🤣 Kalian juga kayaknya udah muak banget di tarik ulur sama Alfan 🤣

Kalo chapter ini siders enggak ninggalin komentar, keterlaluan 😭 kalo pada enggak komen, aku memutuskan hiatus sampe wisuda 😌

Alfan be like : Skripsi dulu, baru kamu ♥️

_____________________________________________

39. Perlahan
.
.
.
.


"Jadi guys, karang taruna tiap tahun emang suka bikin panggung Agustusan buat nampilin tarian anak-anak gitu." Sejak beberapa jam lalu mereka terlibat diskusi proker. Seruan Dika membuat cowok-cowok semakin memusatkan perhatiannya.

Saat ini hanya para cowok saja yang asik berbincang santai di lantai satu sambil membahas proker. Karena hari sudah malam, cewek-cewek tidak ikut bergabung dan memilih untuk istirahat di kamar.

"Kayak di daerah gue tuh. Suka ngadain panggung hiburan terus nanti acara puncaknya ngundang guest star." Rian yang sibuk memainkan ponsel ikut menyahut.

"Nah mereka ngajak anak KKN ikut gabung jadi panitia. Kita cuma diminta nyumbang tenaga sama ide doang, enggak usah ikut iuran."

Mendengar anggota KKN diminta bergabung kepanitiaan lagi, Alfi angkat suara. "Emang acaranya kapan?"

"Harusnya sih akhir bulan Agustus. Tapi gue ngusulin acaranya di mundurin jadi pertengahan September." Imbuh Dika.

"Loh itu bukan acara Agustusan lagi dong namanya."

"Nah itu, tahun ini bakal beda konsep. Gue ngusulin biar acaranya disatuin sama perpisahan KKN. Jadi temanya tetep HUT RI, cuma di tambah perfom dari kita juga. Itung-itung ini sebagai persembahan terakhir kita buat warga desa."

Dayat bangkit dari posisi rebahan, menanggapi dengan raut serius. "Wah sabi banget itu. Jadi kita juga enggak perlu bikin acara perpisahan lagi nanti. Tinggal penutupan formal aja. Berarti kalo gitu kita ikut nyumbang dana dong?"

"Nah itu, menurut kalian gimana? Pada setuju enggak?"

"Kalo gue sih setuju banget, pasti bakal rame banget itu acaranya. Terus menghemat keuangan sama tenaga juga." Usul Hilman langsung disetujui semua orang.

"Nah kalo yang di sini udah pada setuju, nanti tinggal diobrolin sama cewek-cewek. Sekalian bikin konsep tampilannya mau gimana. Btw, gue maunya sih tempat bimbel jadi basecamp latihan anak-anak gimana? Fan, lo yang sering ke tempat bimbel, kira-kira strategis ga?"

Panggilan Dika membuat Alfan menoleh. "Bisa aja. Ruangannya lumayan gede. Berarti anak-anak yang enggak bimbel juga pada gabung?"

"Kayaknya sih. Kalo gitu lo besok bisa langsung koordinasi anak-anak?"

"Oke. Lebih prepare lebih baik." Jawab Alfan.

"Oke, besok gue bantu koordinasi sama yang lainnya."

Alfan menatap Dika lekat, lebih tepatnya menatap pemandangan yang ada di belakang Dika. Alfan tak sengaja menangkap sosok kecil yang sedang melompat-lompat mencoba meraih sesuatu di atas rak. Pemandangan yang membuat Alfan diam-diam menahan senyum.

Sosok Sarah dengan piyama bermotif panda langsung mencuri perhatian Alfan. Alfan yang semula hendak membalas ucapan Dika jadi terdiam. Pria itu pelan-pelan melangkahkan kaki menuju dapur.

Alfan menoleh ke belakang untuk mengecek teman-temanya tak melihat ke arah dapur. Setelah dirasa aman, Alfan berdiri di belakang Sarah sambil menyaksikan tingkah gadis itu. Perlahan bibirnya terangkat kala melihat Sarah susah payah meraih gelas di atas rak.

PETRICHOR [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang