18. Rencana

6.2K 843 643
                                    

18 | Rencana
.
.
.
.
.
.

Mengunjungi perpus umum seminggu sekali menjadi rutinitas baru Sarah setelah liburan semester.

Setelah kesempatan pertamanya gagal beberapa Minggu lalu, Sarah tetap mencoba peruntungannya dengan mengunjungi perpus setiap selesai kelas.  Saat ini Sarah bisa menyelam sambil minum air. Ia bisa mendapat lebih banyak referensi buku sekaligus bertemu Alfi yang ketampanannya semakin hari semakin menguji iman.

Dari kejauhan Sarah bisa mengenali sosok yang duduk sambil menopang tangan di atas meja. Tangan kanannya terangkat di atas meja sambil memutar-mutar bolpoin dengan gaya aesthetic. Sedangkan tangan kirinya sibuk menahan halaman buku agar tidak tertutup.

"Hei. Masih bikin laporan Minggu kemarin?" Sarah menyapa sambil manarik kursi di hadapan Alfi.

"Hei." Alfi tersenyum lebar, alih-alih menjawab pertanyaan Sarah, ia malah balik bertanya antusias. "Udah punya rencana mau KKN dimana?"

Sarah mengusap dagu, matanya menerawang tanda berpikir. Bibirnya maju beberapa senti diikuti alisnya yang ikut menukik. Sungguh Sarah tidak sengaja melakukan itu sehingga membuat Alfi terkekeh gemas. "Belum kepikiran."

KKN atau Kuliah Kerja Nyata memang dilaksanakan liburan semester enam ini. Tapi Sarah belum punya rencana ingin KKN di daerah mana. Yang jelas Sarah tidak mempermasalahkan tempatnya selama ia sekelompok dengan orang-orang yang ia kenal.

"Emang lo udah pilih tempat? Bukannya masih lama ya?"

Setau Sarah pendaftaran KKN dilakukan secara online. Mahasiswa bebas memilih daerah yang sudah disediakan oleh kampus. Sistem pendaftaran bebas ini mengharuskan pengacakan anggota kelompok dari semua jurusan. Meski mahasiswa bebas memilih daerah, tetap saja pendaftaran KKN menjadi momok menakutkan karena khawatir daerah yang dituju diperebutkan banyak orang. Sehingga terpaksa harus terpisah dengan teman-teman terdekat.

"Masih lama dari mana sih, Sar? pendaftaran KKN tinggal sebulan lagi . Kalo ngga cepet-cepet nyari ntar kuotanya keburu penuh. Emangnya Lo mau dapet daerah penyisaan? Gue mah ga mau, lagian gue udah nge booking daerah yang cocok sama proker gue." Ujar Alfi, tangannya sibuk memperbesar layar ponsel.

"Ebuset masih lama, Fi. Tempat aja belum jelas mau dimana, udah nyusun proker aja. Enak banget yang nanti sekelompok sama Lo."

"Kalo gitu kita sekelompok aja."

Sarah tersenyum lebar. Kepalanya spontan mengangguk tanpa bisa ia tahan. Ia jadi bersyukur atas celetukannya barusan yang berujung ajakan satu kelompok dengan Alfi. Mendadak ia begitu semangat dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang katanya banyak menguras dompet ini.

"Rencananya gue mau di daerah ini." Alfi berpindah duduk ke sebelah Sarah. Tangannya mengulurkan ponsel menampilkan nama daerah yang dituju.  Namun atensi Sarah kini bukan berpusat pada ponsel. Melainkan pada wajah Alfi yang mendadak sedekat ini bahkan ia bisa merasakan pipi Alfi menempel pada sisi kepalanya. Untung saja tadi pagi Sarah sudah keramas meski memakai sampo hasil meminta.

Sarah sedikit menjauhkan kepala untuk memberi ruang agar pandangannya sampai ke wajah Alfi.

"Tempatnya agak jauh sih. Tapi semakin pelosok bukannya makin seru kan? Percuma juga kalo kita KKN di kota, kurang berasa aja nuansa pengabdiannya."

"Hmmm." Hanya itu yang mampu Sarah ucapkan. Tanpa di sentuhpun Sarah merasa kehangatan menjalar pada kedekatan mereka. Sarah sebahagia itu menikmati mata, hidung, bahkan bibir Alfi yang sedari tadi tak henti menjelaskan sesuatu. Sarah semakin mendekat beralibi melihat layar ponsel demi menikmati kekagumannya pada Alfi.

PETRICHOR [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang