Semua pembahasan di lapak ini bersifat subjektif ya. Kalau ga setuju gapapa, karena di lapak ini bukan tempat debat 🤣 Ambil baiknya buang jeleknya. Thank you ♥️
_______________________________________
21 | persiapan KKN
.
.
.
.
.
.Keputusan Sarah untuk memberitahu Fia ternyata sedikit menjawab keanehannya. Sarah memang tidak menceritakan secara detail tentang masa lalu keluarga Alfi. Ia hanya memberitahu garis besarnya saja jika Alfi mulai terbuka padanya perihal keluarga.
"Itu artinya lampu ijo, Sar. Bagus dong kalo Alfi udah jujur tentang kehidupannya. Berarti dia pengen lo tau tentang busuk-busuknya dia."
Sarah tersenyum sangsi, "apa faedahnya coba? Seharusnya dia menjaga citra baik-baik di mata gue kan?"
"Gini ya, Sar. Cowok itu biasanya emang suka ngetes gebetannya dengan nyeritain privasi dia. Mereka sengaja ngasih info tentang keburukan mereka supaya lo punya kesan 'oh god he is gentleman, karena mau mengakui kekurangannya.' begitu loh, Sar. Supaya jatohnya lo bisa nerima dia apa adanya. Kok lo senyum-senyum?"
"Aah i see." Sejak Alfi menceritakan masalah keluarganya, Sarah jadi penasaran kenapa Alfi dengan suka rela menjatuhkan image-nya di mata Sarah. Dari cerita Alfi, jelas Alfilah yang punya peran paling bersalah di antara kedua saudara kembar ini. Sikapnya itu terlalu keras kepala.
Tapi ia sudah berjanji untuk tidak memihak siapapun. Meski dalam hatinya ia tidak suka sikap Alfi yang seperti itu. Ia yakin baik Alfan maupun Alfi punya alasan.
Banyak puzzle yang belum ia temukan dari masalah ini. Mulai dari motif Alfi yang bersikap tidak baik pada ibunya, hingga dirinya yang ikut terseret dalam masalah ini. Masa iya mereka memperebutkan Sarah?
Hiiiy mustahil. Membayangkannya saja membuat Sarah bergidik. Ia lebih percaya jika Alfan ingin membunuhnya alih-alih ingin merebutnya. Lagipula mana mungkin seorang Sarah yang biasa saja bisa di notice oleh seorang Alfi.
"Gimana rasanya direbutin dua cogan?"
"Please deh ga usah drama. Mana mungkin mereka rebutin gue. Emang gue secantik itu sampe di rebutin dua cogan?"
"Sumpah deh gue bingung harus kagum apa kesel sama sikap lo ini. Bagus sih lo ngga gampang ge-er, tapi lo terlalu menutup mata juga."
"Lagian gue lebih percaya kalo Alfan mau bunuh gue dibanding suka sama gue."
"Kalo misalnya Alfi yang ngejar lo, lo percaya?" Fia tersenyum aneh.
"Hmm gue maunya sih peka, tapi takut di sangka ge-er. Terlepas dari apapun tujuan Alfi cerita masa lalu keluarganya ke gue, seenggaknya gue jadi tau kenapa mereka diem-dieman."
"Bagus deh kalo lo mulai nangkep sinyal-sinyal dari Alfi. Seenggaknya lo ga terlalu naif. Buat apa coba Alfi suka rela membuka aib keluarganya kalo menganggap lo biasa aja?"
Sarah terdiam.
"Tapi ga dapet adeknya bisa sama kakaknya lah ya. Orang kembar biasanya punya selera yang sama." Fia terkekeh sambil mengedikan dagu, sementara Sarah mengikuti arah pandang Fia.
Ia melihat dua pria memasuki lingkar forum diskusi dari arah yang berbeda. Satu memakai Parka army dan celana panjang khaki dengan gaya slim fit. Sedangkan yang satu memakai polo shirt berwarna hitam dengan celana kargo selutut warna abu sambil menenteng tas sebelah tangan. Si celana selutut menyisir rambutnya dengan sela-sela jari. Dari gaya songongnya, Sarah tau siapa Alfan diantara kedua pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR [END] ✓
Teen FictionSeumur hidup Sarah mencium aroma asing yang menenangkan ini, ia baru tahu jika aroma tanah basah yang muncul saat hujan turun ternyata punya nama. Namanya Petrichor. Ia masih tak menyangka jika harus mendengar hal unik ini dari pria di hadapannya. S...