Matahari sore bersinar lembut ketika Arella dan Reyhan tiba di lapangan basket terbuka yang sudah ramai dengan anak-anak muda yang sedang bermain dan menonton. Suara bola memantul di aspal bercampur dengan tawa riang dan teriakan semangat para pemain. Reyhan membawa tas olahraganya dengan santai, sementara Arella berjalan di sampingnya, memandang sekitar dengan ekspresi agak bosan.
"Arel, lu duduk aja di situ. Gue ganti baju dulu," ujar Reyhan sambil menunjuk bangku kayu di pinggir lapangan.
"Serah lu lah, Han. Tapi kalau gue ngantuk, gue pulang sendiri," balas Arella sambil duduk dan mengeluarkan ponselnya.
Reyhan tertawa kecil. "Santai aja. Gue bakal balik sebelum lu sempet kabur."
Dia berjalan ke ruang ganti yang terletak di sudut lapangan. Arella, yang merasa tidak terlalu tertarik dengan olahraga ini, membuka media sosial di ponselnya sambil sesekali memperhatikan lapangan.
Saat itulah segerombolan anak laki-laki memasuki lapangan. Mereka datang dengan gaya mencolok: beberapa mengenakan jaket kulit, salah satu dari mereka, yang berada di tengah, tampak seperti pemimpin. Tingginya hampir sama dengan Reyhan, tetapi sikapnya terlihat lebih agresif.
Arella memutuskan untuk mengabaikan mereka, tapi salah satu dari anak itu mendekatinya. "Hei, cewek. Nungguin siapa?" tanyanya dengan nada yang terlalu santai.
Arella mendongak dengan malas. "Temen gue."
"Temen atau pacar?" tanya anak itu sambil terkekeh, membuat teman-temannya ikut tertawa.
Sebelum Arella sempat menjawab, laki-laki yang berada di tengah kelompok itu melangkah maju. Dia memiliki rambut hitam yang disisir rapi dan sorot mata yang tajam.
"Maaf ya kalau temen-temen gue agak kasar," katanya dengan nada yang jauh lebih sopan. "Nama gue Revano. Lo siapa?"
Arella memandangnya sejenak sebelum menjawab. "Arella."
"Arella? Nama yang bagus," katanya sambil tersenyum tipis. "Lo nungguin siapa di sini?"
Arella ragu sejenak, tapi akhirnya menjawab, "Reyhan."
Begitu nama itu keluar dari mulut Arella, ekspresi Revano langsung berubah. Sorot matanya mengeras, senyumnya menghilang, dan rahangnya tampak mengencang.
"Reyhan?" ulang Revano dengan nada penuh arti.
Arella mengangguk, merasa ada sesuatu yang aneh. Sebelum dia sempat bertanya lebih lanjut, Reyhan muncul dari ruang ganti dengan seragam basketnya.
Begitu Reyhan melihat Revano, langkahnya langsung terhenti. Tatapan tajam Reyhan dan postur tegangnya langsung menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
"Revano," ujar Reyhan dengan nada dingin.
"Reyhan," balas Revano, suaranya penuh dengan ejekan halus.
Arella merasa ketegangan di antara mereka seperti angin yang tiba-tiba berhenti berembus. Kedua lelaki itu berdiri saling berhadapan, seolah-olah sedang mengukur kekuatan masing-masing.
"Kalian kenal?" tanya Arella, mencoba memecah suasana yang canggung.
Reyhan melirik ke arah Arella. "Arel, balik duduk. Jangan dekat-dekat orang ini."
Arella memutar matanya. "Kenapa sih? Lu berdua musuhan, ya?"
"Ini bukan urusan lu, Arel. Balik duduk," tegas Reyhan.
Revano terkekeh kecil. "Santai, Rey. Gue nggak bakal ngapa-ngapain dia. Gue cuma ngobrol kok. Apa salahnya kenalan sama temen baru?"
"Kalau lu cari masalah, Revano, cari yang lain," balas Reyhan dengan nada tajam.
"Masalah? Gue cuma main basket, Reyhan," ujar Revano sambil menyeringai.
Arella merasa suasana semakin tegang. Reyhan, yang biasanya santai, sekarang tampak seperti bom waktu yang siap meledak.
"Ada apa sih? Lu berdua kayak punya sejarah gelap atau apa?" tanya Arella lagi, kali ini dengan nada lebih penasaran.
Reyhan menghela napas panjang, mencoba mengendalikan emosinya. "Arel, serius. Gue nggak mau lu terlibat. Duduk aja, oke?"
Merasa Reyhan tidak akan menjawab lebih jauh, Arella kembali duduk, meski rasa penasarannya semakin besar. Dia memperhatikan dari kejauhan saat Reyhan bergabung dengan teman-temannya di lapangan.
Sementara itu, Revano tetap berdiri di pinggir lapangan, menatap Reyhan dengan tatapan yang sulit diterjemahkan. Ada sesuatu dalam pandangan itu—bukan hanya persaingan biasa, tapi sesuatu yang lebih dalam.
Ketika permainan dimulai, Arella mencoba fokus pada jalannya pertandingan. Reyhan bermain dengan penuh semangat, seperti biasa. Tapi dia memperhatikan bahwa Reyhan sesekali melirik ke arah Revano, seolah-olah menjaga jarak atau bersiap menghadapi sesuatu.
Revano, di sisi lain, hanya berdiri di sana dengan tangan disilangkan, memperhatikan Reyhan seperti seekor elang mengamati mangsanya.
Arella tidak tahan lagi. Dia bangkit dan berjalan mendekati Revano. "Kenapa sih lu sama Reyhan kayak ada dendam gitu?"
Revano menoleh, ekspresinya berubah menjadi lebih lembut. "Lu peduli sama dia?"
"Tentu aja. Dia temen gue," jawab Arella tegas.
Revano tersenyum kecil, tapi senyumnya itu tidak mencapai matanya. "Kalau gue bilang ini masalah lama, lu nggak bakal ngerti."
"Masalah apa? Lu utang duit sama dia atau apa?" canda Arella, mencoba mencairkan suasana.
Revano tertawa kecil. "Nggak sesederhana itu, Arella. Tapi satu hal yang harus lu tahu, Reyhan bukan orang yang lu pikir."
Arella mengerutkan kening. "Apa maksud lu?"
Sebelum Revano sempat menjawab, Reyhan tiba-tiba muncul di samping mereka, napasnya masih terengah setelah bermain.
"Jangan dengerin dia, Arel," ucap Reyhan tajam sambil menarik tangan Arella menjauh.
"Reyhan, gue cuma ngobrol kok," ujar Revano dengan nada mengejek.
Reyhan tidak menjawab, hanya menatap Revano dengan penuh peringatan sebelum membawa Arella menjauh.
"Han, lu bisa jelasin nggak apa yang barusan terjadi?" tanya Arella begitu mereka cukup jauh dari Revano.
Reyhan menghela napas panjang. "Arel, ada beberapa hal yang lebih baik lu nggak tahu. Gue cuma minta satu hal dari lu—jangan pernah percaya Revano, oke?"
Arella ingin memprotes, tapi dia tahu Reyhan tidak akan memberinya jawaban lebih dari itu. Namun, rasa penasarannya kini semakin besar. Apa sebenarnya hubungan Reyhan dan Revano? Dan kenapa Reyhan begitu defensif setiap kali Revano ada di dekatnya?
Sambil berjalan pulang, Arella memutuskan satu hal: dia akan mencari tahu, apapun caranya.
Makasih yang udah baca,maaf masih berantakan dan banyak typo nya
Oh ya cast nya rel and han bakal nyusul nih udh dapet juga visualnya so stay disini ya,tungguin aku up in syaa allah up nya 2x tiap hari
Jangan lupa tinggalkan jejak follow dan vote
Makasih 🧡ketemu di part selanjutnya
Alenaf19 🍓
Publikasi:28 Juni 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
REL & HAN (END)
Teen FictionReyhan Alexander adalah cowok tampan dengan kepribadian yang bikin banyak cewek terpikat. Sebagai anak dari seorang pengusaha sukses, Reyhan sering terlihat menikmati hidup dengan caranya sendiri. Dia suka melakukan hal-hal spontan seperti keliling...