Suasana malam itu terasa berbeda. Arella sudah memutuskan, dia tidak bisa hanya diam dan terus bertanya-tanya. Rasa ingin tahunya semakin memuncak, terutama setelah apa yang terjadi sebelumnya dengan Revano dan Reyhan. Arella tidak bisa membiarkan semuanya tetap menjadi misteri. Dia harus tahu lebih banyak, dan kesempatan kali ini tidak akan disia-siakan.
Dengan semangat yang membara, Arella mendekati Reyhan yang sedang duduk di ruang tengah markas, menyendiri dan menatap layar ponselnya. Tanpa banyak basa-basi, Arella langsung berkata, "Han, gue mau ikut ke balapan."
Reyhan langsung menatap Arella dengan mata terkejut. "Gak bisa, Arel. Lu nggak tahu apa yang bakal terjadi di sana."
"Tapi Han, kalau lo bawa gue, gue nggak akan nanya lagi soal Revano dan segala hal yang berhubungan dengan itu. gue janji," ujar Arella dengan tegas, matanya penuh harap. Dia tahu Reyhan pasti akan menolak, tapi dia juga tahu ini satu-satunya cara untuk mendapatkan jawabannya.
Reyhan menghela napas panjang, tampak ragu. "Lu nggak tahu apa yang bakal terjadi di sana, Arel. Balapan itu berbahaya."
"Tapi gue mau ikut, Han. Gue nggak akan tanya lagi kalau Gue ikut. Gue cuma... pengen tahu nonton balapan tuh kaya gimana," kata Arella, hampir memohon.
Reyhan akhirnya menyerah, meski masih tampak tidak sepenuhnya setuju. "Oke, kalau itu yang lo mau. Tapi kalau ada apa-apa, jangan nyalahin gue," jawabnya dengan nada yang agak keras, meskipun jelas dia peduli.
Dengan langkah cepat, mereka berangkat ke tempat balapan. Malam itu terasa semakin tegang, dan Arella bisa merasakan ketegangan yang menyelimuti Reyhan. Perasaan penasaran dan cemas semakin bercampur dalam pikirannya. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa balapan ini begitu penting?
Sesampainya di tempat balapan, suasana langsung berubah. Area itu dipenuhi dengan motor dan mobil, para penonton balapan yang ingin menonton balapan Reyhan dan Revano. Reyhan langsung menuju ke salah satu sudut untuk bersiap-siap. Arella mengikuti di belakang, matanya mengamati dengan penuh perhatian.
Namun, tak lama setelah itu, Reyhan memegangi perutnya dengan ekspresi kesakitan yang mendalam. "Han, lu kenapa?" tanya Arella khawatir, mendekat.
"Perut gue sakit lagi..." Reyhan mengeluh pelan, wajahnya memucat. "Kayaknya gue nggak bisa ikut balapan."
Arella terkejut. "Rey, kalau lu nggak balapan, gimana? Temen-temen lu juga belum sampe, Mereka semua udah nungguin."
Reyhan menggigit bibir, tampak bingung. "Gue nggak tahu harus gimana. Gue nggak bisa balapan dalam kondisi kayak gini."
Arella yang melihat situasi itu tidak tinggal diam. Tanpa banyak berpikir, dia mendekati Reyhan dengan tegas. "Gue yang akan gantikan lo," katanya dengan suara mantap.
Reyhan menatap Arella dengan mata lebar. "Arel, jangan konyol. Lo nggak ngerti apa yang lo lakuin."
Tapi Arella sudah memutuskan. "Gue serius, Han. Gue bakal bantu lo, ini satu-satunya cara buat ngejelasin semuanya nggak bisa tinggal diam, dan gue nggak akan nanya soal Revano lagi kalau gue ikut."
Dengan ragu, Reyhan akhirnya mengangguk, meskipun jelas dia tidak ingin Arella ikut dalam bahaya. "Okee, tapi hati-hati. Kalau apa-apa, gue yang tanggung jawab."
Arella merasa jantungnya berdetak lebih cepat, tetapi dia tahu, ini adalah momen yang penting baginya.
Di tengah kerumunan, Arella melihat sosok Revano yang tampaknya menunggu dengan senyum penuh percaya diri. Arella mendekatinya dengan langkah mantap. "Revano," panggilnya, suaranya keras dan jelas.
Revano menatapnya dengan sedikit keheranan, lalu senyum sinisnya muncul. "Jadi, lo yang bakal gantikan Reyhan, ya?" katanya, tatapannya tajam dan penuh tantangan.
"Gue bukan Reyhan, Revano," jawab Arella dengan suara datar, tapi matanya penuh tekad. "Tapi Gue punya satu kesepakatan."
Revano terkekeh. "Kesepakatan apa, Arel?"
"Kalau Gue menang, gue akan dapat uang yang lo janjiin, plus permen lolipop yang lo ambil dari gue," kata Arella dengan penuh keyakinan, menatap Revano dengan tajam.
Revano terdiam sejenak, kemudian dia tertawa kecil. "Oke, kalau lo menang, gue akan kasih itu semua. Tapi kalau gue yang menang, lo harus jadi pacar gue."
Arella merasa hati itu berdebar, namun dia tidak menunjukkan keraguan sedikit pun. "Deal."
Suasana tiba-tiba terasa lebih tegang, para penonton mulai mengelilingi mereka, menantikan balapan yang penuh tantangan ini. Arella melirik Reyhan, yang kini hanya bisa menatap dari kejauhan, wajahnya cemas dan khawatir.
Balapan dimulai, dan Arella merasakan jantungnya berdegup kencang. Suara mesin motor yang bergemuruh mengisi udara, sementara dia dan Revano bersaing dengan kecepatan yang tak terbayangkan sebelumnya. Saling salip-menyalip, hampir seperti tak ada ruang untuk bernafas, tetapi Arella tetap fokus pada lintasan. Dia harus menang, apapun yang terjadi.
Detik demi detik berlalu, dan Arella merasa semakin dekat dengan garis finish. Namun, Revano tidak memberi celah begitu saja. Ia terus berusaha mengejar dan menyalip, tetapi Arella bertahan dengan kecepatan yang tak kalah cepat. Pada akhirnya, dengan satu tikungan tajam yang penuh risiko, Arella berhasil memimpin dan melintas garis finish pertama.
Keringat dingin mengalir di wajah Arella, tapi dia tidak peduli. Dia menang.
Revano tampak terdiam beberapa detik, lalu tersenyum penuh kekaguman. "Lo... luar biasa, Arel," ujarnya, tatapannya kini berbeda-lebih lembut, seolah ia melihat Arella dengan cara yang baru.Arella menahan napas, masih merasa gemetar karena ketegangan yang baru saja dialaminya. "Lo janjiin gue kan?" katanya dengan nada santai, meskipun hatinya berdebar.
Revano mengangguk pelan, tanpa berkata-kata. Arel menang, dan tampaknya itu membuat Revano mulai menghargai Arella lebih dari yang dia duga sebelumnya.
***
Hallo guys maaf lama up nya udah mulai masuk sekolah jadi agak sibuk sama tugas sekolah
Gimana sekolahnya masih online?atau udh offline nih
Maaf jika masih banyak typo dan ceritanya yang masih bentakan:(
Semoga menghibur ya😘
Terimakasih yang udah baca semoga suka Jagan lupa vote,komen di setiap paragraf dan follow 🌈😉
Alenaf19 🍓
-11 Agustus 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
REL & HAN (END)
Teen FictionReyhan Alexander adalah cowok tampan dengan kepribadian yang bikin banyak cewek terpikat. Sebagai anak dari seorang pengusaha sukses, Reyhan sering terlihat menikmati hidup dengan caranya sendiri. Dia suka melakukan hal-hal spontan seperti keliling...