Part 4A (POV Mark)

44 6 0
                                    

--Kating Idaman--
(Part 4A)

POV Mark

--

Aku Mark Jerome Wiguna. Anak tunggal dan mungkin anak satu-satunya untuk kedua orangtua ku. Karena mereka kini tidak lagi bersama. Ya, aku anak broken home. Mama dan papaku pisah sedari aku kecil.
Aku tidak tahu keberadaan papaku. Setiap kali aku bertanya, mama selalu mengalihkan pembicaraan ke hal lain. Sepertinya, luka hati mama belum bisa terobati. Mungkin itu juga yang menjadi alasan mengapa mama belum punya pengganti papa sampai sekarang.

Aku bukan seorang anak dari keluarga kaya. Kehidupanku jauh dari kata mewah. Sejak kecil, aku terbiasa bantu mamah untuk sekedar membersihkan rumah karena mama Bekerja dari pagi hingga petang. Kadang bisa sampai larut jika ada lembur.

Keadaan seperti itulah yang membuatku tidak ada niat untuk pacaran. Jangankan pacaran, tiap kali aku suka seseorang, aku memikirkan bagaimana perasaannya jika bersama denganku yang serba kekurangan? Aku bahkan selalu mengurungkan niatku untuk menyukai seseorang. Jadi, aku alihkan perasaan ku itu ke pelajaran atau bidang akademik lain. Akupun tidak mau mengecewakan mama yang bekerja untuk membiayai kuliah ku.

--

Suatu hari, aku di tunjuk untuk menjadi salah satu panitia ospek di kampusku. Akupun menerima. Tapi, sayangnya di hari H aku terjatuh sakit. Aku tidak bisa hadir di acara kampus kami tersebut. Di hari terakhir, aku memaksakan diri untuk ikut menghadiri acara ospek tersebut.

Teman-temanku yang masih khawatir dengan kondisi badanku menyuruhku untuk istirahat saja. Akhirnya dengan berat hati aku hanya istirahat di ruang UKS.

--

"Mark, Lo baik diem di UKS deh. Gue takut kondisi badan Lo ini belum stabil"

"Tapi gue mau bantuin kalian Jen.. "

"Gausah bantah Lo. Daripada nanti Lo tumbang terus nyusahin temen-temen lain! Gausah ngeyel kaya cewek Lo ah!"

"Okey okeyy.. Chill laahh.. "

"Sial Lo..! Yaudah. Lo baik-baik disini. Gue mau lanjut lagi"

"Okeyy.. "

Jeno Deandra. Sahabatku sejak SMA dan kami masuk di universitas yang sama juga karena janji terus bersama. Dia kebalikan dari aku. Dia punya orangtua lengkap, dan hidup berkecukupan. Wajahnya pun tergolong tampan. Sehingga kadang dia memacari satu perempuan atau bahkan lebih. Tetapi satu hal yang aku kagumi, dia tidak pernah berbuat kelewat batas pada pacarnya. Karena, dia hanya sebatas mengisi kekosongan dan kurangnya kasih sayang yang dia dapatkan dari keluarganya.

Hari itu matahari lebih terik daripada biasanya. Suara bantingan pintu membuatku membuka mata.

"Taann.. Sadar dong Lo.."

Terlihat sekilas seorang gadis di bawa ke ruang kesehatan dengan teman perempuan nya yang sedari tadi terlihat kalut.
Diapun di baringkan di kasur bersebelahan denganku. Walaupun tersekat kain, tapi aku masih bisa melihat dari celah sambungan kain yang menutupi.

Sesaat setelah itu, teman-teman yang mengantar pergi satu persatu. Meninggalkan gadis itu beserta temannya tadi.

"Taann.. Lo kenapa sih.. bangun dongg"
Ucap temannya seraya menggenggam tangan temannya.

Tak lama, temannya tersebut bangun dan kaget melihat dirinya tengah berada dalam ruangan kesehatan.

Ku perhatikan wajahnya yang pucat tetapi tidak menutupi kecantikannya. Dia memakai seragam ospek. 'aahh.. adik tingkat' gumamku.
Dia yang tersadar bahwa ada yang memperhatikan, langsung mengajak kawannya tersebut untuk keluar dari ruang kesehatan. Meskipun temannya khawatir, tetapi dia tetap mau untuk melanjutkan ospek nya .

Setelah mereka berlalu, aku menjadi penasaran dengan gadis cantik yang memiliki bola mata hazel yang menawan.
Sempat terbuai, akupun segera menepis niatanku untuk dekat dengannya.

Setelah kejadian hari itu, aku mencoba menolak perasaanku untuk sekedar berkenalan dengannya. Ku sibukkan diriku untuk belajar, atau mengikuti kompetisi melalui kampus ku.

--

Setahun berlalu. Aku kembali melihat gadis berbola mata hazel yang kulihat di ruang kesehatan tahun lalu. Kulihat sepintas dia tertawa bersama temannya.
'ahh.. she's so beautiful , can I be with her?' namun lagi-lagi, pikiran tentang mama melintas dalam benakku, menjadikan ku menghapus semua asa yang ada dalam hatiku.

--

Aku menyibukkan diri dengan segala mata kuliah dan kompetisi yang ada. Semua kegiatanku menyita waktuku. Seringkali bulan sabit menerangi jalan pulangku.

Usahaku membuahkan hasil. Seringkali gambar diriku terpampang di papan pengumuman kampus. 'Mom, I did it! It's all for you'
Semua aku lakukan untuk bisa membanggakan mama.
Sembari tersenyum dari kejauhan dengan pencapaianku, gadis bermata hazel juga ada di depan papan pengumuman tersebut. 'Ahhh.. what should I do ? Can I be closer with her?' baru saja kulangkahkan kaki, suara sahabatku memanggilku merusak lamunan dan membuat aku terpaksa menghentikan langkah kaki ku. Dan pada akhirnya, ku urungkan niat untuk mendekati nya.

"Oyy Mark.. di cariin dari tadi Lo yaa.. taunya disini. Ngapain Lo ? Lagi banggain diri Lo sendiri?"
Jeno terkekeh karena candaannya sendiri.

"Eyy bro.. sorry, gue liat hasil gue itu biar semangat lagi gue ngejar next project nya"

"Haha.. iya deh iyaa.. yokk kantin"

Akupun berlalu dan menuruti permintaan sahabatku. 'aahhh... Someday I must be brave' .

--

Kating Idaman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang