"Mark, Lo tau ga cewek cantik fakultas sebelah yang namanya Juwita? Katanya dia naksir Lo tau ga?"
"Really? So?"
"Ya elah Lo nanya gue. Kalo gue jadi Lo udah gue sikat kali !"
"Haha.. ambil aja Jen kalo Lo mau"
"Masalahnya dia nya yang ga mau sama gue! Katanya gue playboy! Ck, gatau aja dia kalo Lo itu kaku kaya kanebo!"
"Gue belum ada niat pacaran Jen. Suruh dia fokus aja ke kuliah nya. Sayang kan kalo waktunya di buang buat pacaran"
"Nahhh kan.. kaku banget sih hidup Lo! Lo hitung ga berapa jumlah cewek yang Lo tolak?"
"Yaaa Lo tau sendiri kan gue ga tertarik"
"Iya iyaa.. terserah paduka pangeran Mark Jerome Wiguna. Hamba hanya melaksanakan titah pangeran"
"Haha.. apaan sih Lo basi"
"Hahahaha yokk cabut"
---
Duhhh.. gara-gara bis mogok aku terlambat masuk kampus. 15 menit lagi mata kuliahku akan di mulai. Aku pun berlari kecil di koridor karena kuliahku akan segera di mulai. Karena terburu-buru aku tidak sadar aku sudah menabrak seseorang.
Braaakkk!!
Seorang gadis keluar dari ruang profesor tanpa terlihat oleh mata dan langkahku yang terburu-buru. Langsung ku hentikan langkahku, mendekat ke arahnya untuk memastikan kondisinya. Aku amati dia dari rambut hingga kaki takut-takut ada bagian yang terluka. But.. Oh Damn! Is her ?!
Aku sadar jika jantungku sudah berdebar hebat, aku mengatur nafas dengan baik dan menanyakan kondisinya.
"Kamu Gapapa? Ada yang luka? Mau aku anter ke UKS?"
Dia bergeming. Apa suaraku terlalu pelan karena Nervous ? Ku ulangi pertanyaanku padanya.
"Hey.. Are you okey..?"
"Ahh.. yes i'am.."
"Sorry, aku buru-buru tadi"
"Iya gapapa, lain kali hati-hati ya.. "
"Kamu yakin kamu Gapapa? Ga ada yang luka?"
"I-iyaa aku gapapa kak. Maaf yaa"
"It's okey. Yaudah, aku duluan ya"
"Iya kak"
Aku yang memang terburu-buru langsung berjalan meninggalkan gadis bermata hazel dan langsung ke kelasku. Sh*tt padahal kesempatan tadi ! .
--
Pertemuan tidak sengaja dengannya membuatku semakin tidak karuan. Aku pun mencoba untuk mendatangi tempat yang lumayan sering dia kunjungi di kampus.
Hari itu, aku tau bahwa dia dan sahabatnya sering belajar di perpus sekedar untuk mencari materi . Aku pun memutuskan untuk kesana karena memang ada buku yang mau aku baca untuk bahan belajar ku.
Jackpot!
Sekilas aku melirik dia yang berada di dalam perpustakaan. Meskipun aku tau tidak akan ada interaksi yang intens, tapi setidaknya dia berada dekat dalam jangkauan pandangan mataku.
Ku ambil buku yang memang aku perlukan itu, sambil ku baca, kulihat dia akan bersiap untuk kembali ke kelasnya.
Hmm.. baiklah, waktunya memang tidak tepat.
--
"Mark, gue sama Jay ada acara nih. Lo mau ikut gabung?"
Jeno datang menyambangi ku dengan Jay. Lelaki tampan yang memang bad boy dari sananya.
"Ngga. Kalian berdua aja"
"Bro, sekali-kali Lo ikut kita lahh.."
"No Jay. Thanks"
"Okeeyy.. tapi Lo jangan nyesel yeee"
"Ga akan. Gue titip Jeno aja ya. Jangan Lo apa-apain"
"Yaelah. Kaya gue masih anak TK aja deh Lo"
"Haha. Oke oke. Have fun ya kalian"
"Okey.. bye"
Jeno memang ku anggap seseorang yang berharga bagiku. Tidak hanya sahabat, aku sudah menganggap nya saudara. Sehingga aku pun terkadang protective dengan keselamatan dia. Ahh.. tapi dia juga berhak menjalani apa yang dia mau.
--
Karena Jeno sudah ada acara sendiri, terpaksa aku belajar di rumah dan pulang cepat hari ini. Padahal di rumah sepi. Mama pulang larut. Tapi disini juga tidak ada siapapun yang bisa aku ajak bertukar pikiran.
Akhirnya aku memutuskan untuk pulang.
Kulihat halte bus lengang. Tidak seperti biasanya yang ramai . Ku lihat jadwal bus ku akan datang lumayan lama. Yahhh its not bad, aku bisa bersantai sejenak dengan melihat lalu lalang kendaraan.
Beberapa menit berlalu. Aku sendirian sampai ada seseorang yang datang. Dia mengambil duduk berjarak denganku. Aku meliriknya sekali. Seakan tidak percaya, ku ulangi pandanganku. God ! Dia gadis bermata hazel itu! Ya Tuhan.. what should I do? --
"Hei.. kamu juga mau pulang?"
Aku memberanikan diri untuk menyapa nya. Mencoba menghancurkan awkward moments yang menjadi dinding tebal tak terlihat.
"Emm.. kakak ngomong sama aku?"
"Iyalah, sama siapa lagi? Disini kan cuma ada kamu sama aku" .
"Eheh.. i-iya kak. Kakak juga mau pulang? Tumben naik bus?"
"Aku selalu naik bus kok"
"Benarkah? Aku kok ga pernah liat kakak sih?"
"Aku balik lambat. Biasanya aku kerjain sesuatu dulu"
"Terus Sekarang ngga?"
"Hmm.. iya, hari ini mau pulang cepet. Gatau nih kenapa. Hehe"
Jawabanku terlihat natural kan ? Apa dia sadar kalau aku ini sedang kacau di depannya? Ahh aku kenapa gini sih. Bukankah sudah terbiasa bicara di depan banyak orang? Kenapa bicara sama satu orang seperti ini saja aku ga bisaa...
"Oh iya, nama kamu siapa ? Kamu adik tingkat ya?"
"Eh, iya kak. Nama aku Tania. Tania Wirawan"
"Heum... Aku Mark Jerome Wiguna. Salam kenal ya Tania"
"Iya kak, aku sudah tau nama kakak kok"
"Ehh.. tau dari mana?"
"Yaa siapa sih kaakk yang ga kenal sama kakak di kampus ini.. secara kakak kan jadi inceran cewek-cewek satu kampus"
Apa dia bilang? Inceran cewek-cewek satu kampus? Darimana dia dapat julukan itu untukku? Apa mungkin dia mendengar hal yang 'tidak baik' tentangku? Tapi, apa yang dia dengar?
"Kak, aku duluan yaa.. "
"Eh, iyaa.. kamu hati-hati yaa.."
"Iya kak, thanks"
"Your welcome. See ya"
Ahh.. belum juga aku tanya dia sudah pergi. Kira-kira apakah ada desas-desus buruk tentangku? Hal ini akan aku tanyakan pada Jeno atau Jay nih. Aku langsung mengecek ponselku untuk langsung menelpon mereka. Tapi nihil. Aku tidak menemukan ponselku dimanapun. Aku teringat aku letakkan ponselku di ruang mata kuliah terakhir ku tadi. Ahh males banget bolak-balik gini !
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Kating Idaman (END)
Novela JuvenilTania Wirawan. Mahasiswa semester 4 yang tidak tertarik dengan pacaran suatu ketika tidak sengaja menabrak senior tampan pujaan cewek di kampus. Mark Jerome Wiguna. Laki-laki semester 6 yang rela mengorbankan masalah percintaannya demi sang ibu terc...
