part 46 (POV Mark Last)

14 7 5
                                    

Aku menemui ibuku bersama dengan ayahku. Butuh sekita 3jam untuk sampai rumah. Sepanjang perjalanan, aku dan ayah tidak banyak bicara. Rencananya, hari ini aku mau mengungkap niat ku untuk melamar Tania.

Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, kami tiba di Bandung.

"Mommy..."

"Mark..."

Aku segera memeluk ibuku, cinta pertamaku yang masih saja menawan walaupun usianya hampir setengah abad. Tak lupa ayahku juga menyalami ibuku.

"Mark mandi dulu ya mom.."

"Iya sayang"

Setelahnya, aku membiarkan ayah dan ibu ku berbincang berdua. Saat ini, bisa di pastikan kalau ayahku mengutarakan niatnya untuk melanjutkan hubungan mereka seperti suami istri dulu.

**

Selepas makan malam, aku mengajak kedua orang tuaku ke ruang tengah untuk bersantai dan juga tempat dimana aku akan menyampaikan niatku.

"Mommy.. Daddy.. ada yang mau Mark sampaikan"

"Kenapa Mark ?"

Tanya ayahku dengan penasaran. Suasana tiba-tiba berubah menjadi lebih berat. Aku mengatur detak jantung ku, ini merupakan obrolan yang berat dan tentu ini adalah hal yang aku pun tidak pernah pikirkan.

"Kenapa sayang?"

"Mom.. dadd.. aku mau melamar Tania"

"Tania ? Yang waktu itu ke rumah mommy sama Jeno yaa?"

"Iya mom.. bagaimana menurut mommy?"

"Selain cantik parasnya, dia juga baik. Mommy suka"

"Kalau menurut Daddy bagaimana?"

"Kalau Daddy cuma mau bertanya satu hal padamu. Apa kamu siap menjadi kepala keluarga? Kehidupan kamu tidak bisa sama lagi. Akan ada seseorang yang menjadi prioritas kamu, ada seseorang yang kadang keberatan dengan pergaulan kamu, ada seseorang yang harus kamu tuntun. Apa kamu yakin? Menikah bukan hanya sekedar men-sahkan apa yang kamu lakukan padanya, tetapi, tanggung jawab kamu menjadi dua kali lipat"

"Daddy, aku sudah memikirkan ini. Aku yakin dengan pilihan ku"

"Apa kamu yakin perasaan yang kamu punya saat ini tidak akan berubah? Mark, setelah dia menjadi istri mu, akan ada banyak sifat asli dia yang keluar, akan ada kebiasaan-kebiasaan dia juga yang nanti muncul, bahkan jika kalian mempunyai anak, akan ada perubahan dari fisik dan mental dia. Apa kamu siap akan semua itu? Apa kamu yakin perasaan kamu tidak akan berubah?"

"Aku tidak tahu bagaimana nanti. Tapi, aku akan selalu mencintai dia. Aku mau melewati waktu ku dengan dia. Aku mau berbagi kebahagiaan dengan nya. Aku tidak akan membuat dia kecewa, aku tidak akan menyulitkan dia, sebisa mungkin, aku akan membahagiakan nya dulu, saat ini atau seterusnya"

"Baiklah, sepertinya kamu sudah yakin dengan keputusan mu. Bawalah Tania kesini, perkenalkan kepada Daddy dan mommy"

"Terimakasih dadd, mom.. aku akan membawa Tania kesini"

**

Aku menghubungi Tania segera setelah ayahku mengembalikan ponselku.

"Kak Mark.."

"Hallo Tania.."

"Kakak sudah boleh pegang ponsel lagi ?"

"Iya sayang. Kamu lagi apa? Aku ganggu waktu kerja kamu ngga?"

"Ini kan lagi jam makan siang.."

"Ahh iyaa. Hmm tebak aku lagi dimana?"

"Hmm ? Bukan di kantor ?"

Kating Idaman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang