"Tan, pulang ya.. temui kedua orang tua kamu. Mereka khawatir dengan keadaan mu"
"Terimakasih Jaeshen. Aku akan mencoba menghubungi mereka"
"Baiklah. Kamu baik-baik saja?"
"Hmm. Aku baik-baik saja"
"Good job Tania. Kamu ternyata bisa bertahan dan menjalani hidup kamu dengan baik. Aku minta maaf karena ke-egoisanku kamu jadi bekerja keras seperti ini"
"Sudahlah Jaeshen, aku sudah memaafkan mu. Anyway gue canggung banget Lo tiba-tiba pake 'aku-kamu' hahaha"
"Hihh ni cewek satu.. ga bisa banget di alusin. Hahaha"
"Lo juga udah kerja keras Jay. Eh sekarang Panggil nya Jeff yaa . Hahaha"
"Santai aja. Lo bisa panggil gue dengan sebutan apa aja. Panggil sayang juga boleh. Hahaha"
"Mulai lagi deh Lo ! Haha"
"Hari ini gue yang traktir Tan, Lo makan dulu gih"
"Beneran nih? Waahh hari ini gue di traktir model. Hahaha"
"Lo lucky banget hari ini di bayarin plus di temenin makan bareng model terkenal kaya gue. Sekalian Lo minta tanda tangan gue ga? Hahaha"
"Sombong banget ini anak. Hahaha"
"Ck.. Lo mau apa sih ? Mau tas branded juga gue kasih Tan. Jangan kan tas branded, nyawa gue aja gue kasih buat Lo ! Haha"
"Lebay banget ampun ni orang. Haha"
Kami menikmati waktu bersama, memperbaiki persahabatan kami yang sempat retak. Beruntung, Jaeshen menjadi sosok yang lebih dewasa dan tetap ceria seperti dulu, sehingga tidak ada kecanggungan antara kami.
Jaeshen kembali ke session pemotretan nya. Sementara aku kembali ke kantor dengan Presdir Jo.
"Jeff itu teman kamu, Tan?"
"Oh iya Presdir. Orang tua kami juga berteman. Jadi hubungan kami pun cukup dekat"
"Baguslah, saya sempat berpikir bagaimana untuk menggenggam Jeff sebagai ambassador kita. Rupanya, Tuhan mempermudah urusan ku melalui kamu"
"Pak presdir..."
"Sorry"
Terlihat satu garis senyum simpul di wajah Presdir. Membuat aura ketampanan nya meningkat. Astagaaa.. sadar Tania. Ingat kak Mark.
**
Aku menceritakan semua kejadian Jaeshen kepada sahabatku, Mira. Dan Mira juga ikut merasakan perjuangan Jaeshen yang keluar dari zona nyaman nya.
"Aaahh Jay.. aku jadi pengen puk puk Jaeshen.."
Reaksi Mira setelah aku bercerita semua padanya.
"Ihh apa sih Lo Mir. Yaudah sana Lo puk puk diaa. Hahaha"
"Pasti ga bisa sih. Apa lagi sekarang doi model. Huh. Harus lebih hati-hati nyentuh dia. Takut lecet sist.. hahaha"
"Iyee, muka dia kan buat cari makan. Hahaha"
"Seneng banget akhirnya Lo sama Jay bisa baikan. Jadi kangen ngumpul bareng deh"
"Yahh.. tapi kak Jeno kan di Sydney. Kak Mark juga ga tau ada dimana sekarang"
"Sabar Tan.. suatu saat kita bisa ngumpul berlima lagi kok"
Setelahnya, kami memutuskan tidur untuk bersiap bekerja besok pagi.
**
"Tania, apa jadwal saya hari ini?"
"Oh, hari ini ada rapat pak dengan manager produksi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kating Idaman (END)
Teen FictionTania Wirawan. Mahasiswa semester 4 yang tidak tertarik dengan pacaran suatu ketika tidak sengaja menabrak senior tampan pujaan cewek di kampus. Mark Jerome Wiguna. Laki-laki semester 6 yang rela mengorbankan masalah percintaannya demi sang ibu terc...