Part 19

32 7 2
                                        

--Semua perkataan dan perbuatan pembully-an di Chapter ini dimohon untuk tidak di tiru--

--

"Hai Tania, kantin yuk.."

"Okeeyy.. boleh deh.."

Aku dan Mira bergegas menuju kantin untuk makan siang. Setelah mengambil makanan dan kami duduk di meja yang berdekatan dengan jendela, kami mulai menikmati makanan.

"Hai girls.. boleh kan gabung.."

"Boleh.. udah duduk ajaa.."

Suara Jaeshen meminta izin kepada kami yang di jawab langsung oleh kak Jeno, dan mereka berdua pun langsung duduk tanpa izin dariku ataupun Mira yang masih mematung karena kedatangan mereka.

"Heeyy kalian berdua, yang punya meja belum jawab loh, main duduk aja. Iya kan Tania ? Mira ?"

Mataku dan Mira sama-sama melotot melihat kak Mark membawa nampan makanan dan tersenyum mendatangi kami.

"Ehh kak Mark.. duduk kak"
Jawab ku refleks dan menggeser tempat duduk .

"Eeyy.. Tania.. kamu ini pilih kasih banget sih. Aku sama Jaeshen aja ga di jawab. Mark yang baru dateng langsung Lo ajak duduk"

Protes kak Jeno kepadaku, sementara Jaeshen hanya tidak mempedulikan aku dan hanya fokus dengan makanan nya.

"Thank you Tania"

Kak Mark langsung duduk di sebelahku. Sekarang posisi kami, kak Mark duduk berdampingan denganku dan Mira. Sedangkan kak Jeno dan Jaeshen duduk di seberang meja menghadap kami.

Tentu saja, meja kami menjadi pusat perhatian. Mengingat ketiga Kating ini memang populer di kampus. Aku merasa mata perempuan di meja lain tajam menatap aku dan Mira.

"Udah ga usah peduliin tatapan orang. Kamu cuek aja tuh kaya Mira"

Jaeshen seakan mengerti apa yang aku pikirkan. Dan dia memberi saran seolah itu tidak ada apa-apa nya. Padahal, bisa saja setelah ini jalanku dan Mira tidak semudah biasanya. Bisa saja salah satu dari fans mereka menyerang aku atau Mira.

Mira hanya tersenyum kecut. Aku pun tahu apa yang Mira khawatirkan. Tetapi, ini sudah terjadi. Mau tidak mau memang harus kami hadapi.

Aku melanjutkan makan ku yang sempat terhenti karena kedatangan Kating rese ini. Tiba-tiba, aku merasakan rambutku di pegang seseorang, seolah takut jika rambutku menghalangi makanku. Aku terhenti, sontak aku melempar pandanganku ke arah tangan yang memegangi rambutku.

Yaa.. siapa lagi kalau bukan kak Mark. Dengan santainya dia memegangi rambutku dan tersenyum melihatku makan.

"Lanjutin aja makan nya. Aku pegangin rambut kamu"

"Woahh.. apa nih? Gue lagi liat drama romantis atau gimana nih?"

Kak Jeno kaget. Begitupun yang aku rasa dari tatapan mata sekitarku. Bahkan aku sendiri tidak tahu harus berbuat apa. Ini begitu cepat sampai aku merasa ini mustahil.

"Ehemm.. gue duluan yaa.. kalian lanjutin aja makannya"

"Woy Jay.. Lo mau kemana?"

Kak Jeno masih berusaha memanggil, tetapi Jaeshen hanya melambaikan tangan tanpa membalikkan badannya.

"Ahh Jay akhir-akhir ini emang aneh. Jarang keluar, jarang jalan sama cewek. Ga asik lagi dia"

"Kak Jeno.. kan bagus kalo kak Jay gitu.."

"Mira, gue sebagai temennya emang bersyukur sih dia bisa berubah. Tapi bukannya aneh kalo dia tiba-tiba gitu berubah nya?"

"Iya sih kak.. emang kak Jay ga cerita apa-apa sama kakak?"

Kating Idaman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang