Part 10

32 7 2
                                    

--

'Tania, gw balik duluan ya. Emak gw telfon mendadak soalnya'

Baru selesai aku dengan mata kuliahku, pesan dari Mira langsung membuatku menghembuskan nafas pelan. Sepertinya hari ini aku harus pulang sendirian lagi.

Ahh iyaa.. buku kak Mark!
Bagaimana aku lupa dengan buku ini.. ya Tuhan.. semoga kak Mark tidak kesusahan karena buku catatannya ada padaku.
Apa aku harus coba nunggu kak Mark di halte bus ? Aku gatau kak Mark dimana, fakultas apa juga aku belum tanya. Sepertinya, satu-satunya cara agar bisa mengembalikan buku ini memang harus menunggunya di halte bus.

Aku pun meninggalkan kelas dan menuju halte bus untuk menunggunya.
Ku lihat kampus lumayan sepi, mungkin karena kelasku ini adalah kelas dari Professor killer yang di takuti oleh siswa kampusku yang lain. Maka dari itu, jarang yang mengambil kelas nya .

Aku berjalan menyusuri anak tangga, karena kelasku berada di lantai 3. Sampai di anak tangga terakhir di lantai 2, kulihat kak Mark sedang terduduk memejamkan mata dengan earphone terpasang di telinganya.

Aku ragu untuk menegur. Akhirnya, aku putuskan untuk ikut duduk di sampingnya dengan jarak yang cukup di lewati seseorang.

Lama aku menunggunya, aku pun ragu untuk menegur nya. Aku melihat ketenangan di wajahnya. Sepertinya dia lelah. Aku urungkan niat untuk sekedar menepuk bahu atau menyapa nya.

Aku jadi terbawa oleh ketenangan sekitar, aku ikut memejamkan mata karena keheningan. Tiba-tiba aku mendengar suara nyanyian yang berasal dari sebuah earphone di telinga kiri ku.

-- 'So take my hands up, see me
'Cause you've made me into this man
I promise I'll treasure you, girl
You're all that I've needed
Completing my world

You
You're my love, my life, my beginning
And I'm just so stoked I got you
Girl, you are the piece I've been missing
Remembering now

All the times I've been alone, showed me the way
Led me here, led me home
Right through that door straight to you
You're my love, my life, my beginning
It's you' --

~It's you by Sezairi Sezali

Lalu aku membuka kedua mataku, terlihat senyum kak Mark yang menenangkan hati.

"Ahh kak Mark.."

"Hey.. kenapa kamu disini? Kenapa ga bangunin aku tadi?"

"Habis aku lihat kakak kaya kecapean, ga tega aja bangunin kakak"

"Haha.. Gapapa Tania, harusnya kamu bangunin aja, biar kamu ga ikutan sama aku kaya gini"

"Gapapa kok kak, aku juga suka, disini ternyata tenang, ga gaduh"

"Gimana lagu tadi ? Bagus kan?"

"Ahh iya kak"

Kak Mark hanya tersenyum dengan jawabanku. Entah apa maksud dari kak Mark dengan memperdengarkan lagu tadi padaku. Jika di dengar dari liriknya, siapapun yang mendengar pasti akan merasa terbang karena lyrics yang romantis, seperti mengungkapkan kepada seorang gadis, jikalau dia adalah satu-satunya orang yang dicinta.

"Ah iya, kak. Aku mau kembaliin buku catatan kakak"

Aku segera mengeluarkan buku catatan itu dari dalam tasku. Dan menyerahkan nya pada kak Mark.

"Udah selesai?"

"Udah kak. Thanks ya kak"

"It's okay Tania. Mau pinjem lebih lama juga boleh kok"

Kating Idaman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang