--
'Tania, are you okay?' - 🐯
'Tan, Lo dimana?' - 🍑
'Mira, kamu lagi sama Tania?' - 🐶
'iyaa, Tania lagi di tempatku. Dia lagi istirahat, nanti aku kabari lagi kalau dia udah mendingan' - Mira
'oke. Thanks ya Mira' -🐯
'jangan lupa nanti kabari yaa' - 🐶
Semua itu isi pesan obrolan grup yang aku baca setelah aku sadar. Tetapi, bukan cuma obrolan grup. Sosok seseorang yang kini tengah menjagaku merupakan pemandangan yang asing bagiku. Entah sejak kapan Jaeshen menungguiku tertidur dengan posisi terduduk di kursi samping ranjang. Keberadaan Mira pun tidak aku temukan. Kepalaku terasa pusing. Tapi aku sudah enggan untuk tidur lagi.
Tanpa sengaja, Jaeshen terbangun dari tidurnya. Kulihat dia langsung panik dan segera menyerangku dengan berbagai pertanyaan.
"Tania, Lo Gapapa? Ada yang sakit ga ? Sudah makan ? Mau gue ambilin minum?"
"Jaeshen.. calm down.. gue gapapa. Duduk, duduk lagi"
"Tania, sorry ya.."
"Huh? Kenapa Lo minta maaf?"
"Lo ngalamin ini semua karena gue"
Jaeshen tertunduk dalam. Baru kali ini aku melihat dia dengan ekspresi penyesalan dan air mata serta kemarahan yang tertahan.
"Kenapa jadi salah Lo sih?"
"Mereka pasti kesal sama Lo, karena Lo Deket sama gue, Jeno dan Mark. Gue tau kok Tan apa aja yang mereka omongin ke Lo. Gue bener-bener minta maaf sama Lo. Gara-gara gue Lo sampe di fitnah kaya gini"
"Jaeshen, ini semua bukan cuma salah Lo kok. Kan gue juga yang mutusin buat berteman sama kalian"
"Iya, tapi tetep aja gara-gara gue.."
"Udah Lo diem. Mending Lo jawab pertanyaan gue"
"Pertanyaan apa?"
"Lo ngapain bisa sampe sini? Terus Mira kemana?"
"Ohh.. gue tadi, begitu tau Lo di tempat mira, gue langsung call Mira dan kesini. Terus kalo masalah Mira, katanya dia ada kelas sore. Makanya dia titip Lo ke gue"
"Titip. Kaya barang aja gue!"
"Ini orang bukannya terimakasih malah kaya gini!"
"Berisik banget Lo. Mending beliin gue ketoprak. Gue laper"
"Kayaknya Lo udah beneran mendingan deh. Udah bisa ngelunjak soalnya. Haha"
"Lo gamau yaudah, gue bisa beli sendiri !"
"Eitt.. Lo ga boleh kemana-mana. Kata siapa sih gue ga mau beliin ? Iya nih.. gue berangkat"
"Gitu dong.. hehe"
Setelah kepergian Jaeshen, aku kembali membuka ponselku. Aku membalas chatt grup untuk sekedar memberi kabar kepada mereka.
'hmm.. aku baik-baik aja kok. Hehe. Sorry ya udah bikin kalian khawatir'
'Tania, Lo beneran baik-baik aja?' - 🐶
'beneran baik-baik aja kak..'
'bilang kalo ada sesuatu yang mengganjal di hati kamu ya.. aku selalu ada buat kamu Tan' - 🐶
Tiba-tiba, ponselku berdering, tertulis nama 'Kak Mark' di layar ponselku.
"Hallo.. kak Mark"
"Heeyy.. Tania, are you okay?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kating Idaman (END)
Teen FictionTania Wirawan. Mahasiswa semester 4 yang tidak tertarik dengan pacaran suatu ketika tidak sengaja menabrak senior tampan pujaan cewek di kampus. Mark Jerome Wiguna. Laki-laki semester 6 yang rela mengorbankan masalah percintaannya demi sang ibu terc...
