"Tan.. Tan.. woy.. ngelamun aja Lo ?! Kenapa sih?"
"Eh.. ngagetin aja"
"Lo kenapa? Kadang senyum, kadang ngga. Sambil ngelamun lagi. Kenapa sih sebenernya?"
"Mir.. berlebihan ga sih kalo gue ngarepin hubungan gue sama kak Mark bisa lebih dari temen?"
"Maksud Lo ?"
Aku pun menceritakan kejadian antara aku dan kak Mark mulai dari kejadian buku catatan, sampai yang terakhir dinner berdua setelah dari perpustakaan. Aku bercerita dengan detail kepada sahabatku. Tanpa ada satu moment pun yang tertinggal.
"Tan, kalo Lo ngerasa yakin, Lo ungkapin aja perasaan Lo ke dia"
"Yaa gue juga mau nya gitu sih. Tapi Lo tau kan kalo kak Mark sendiri yang bilang lebih prioritasin pendidikan daripada masalah asmara"
"Iya sih.. yaudah gini aja, mending Lo ungkapin nunggu moment yang pas. Atau tunggu sampe selesai ujian deh. Ujian bentar lagi tau ngga"
"Ada bener nya sih omongan Lo"
"Yaudah.. fokus lagi ya sayang"
Ahh iya, ujian sebentar lagi akan datang. Seharusnya bukan waktu nya aku memikirkan masalah ini. Ada hal yang lebih penting. Aku ga mau nilaiku di bawah rata-rata. Aku harus tunjukkin juga sama kak Mark, kalau tidak ada hal yang berubah sama nilaiku walaupun aku suka dia.
**
"Hai Tania"
"Eh, kak Mark.."
Hari itu, entah mengapa aku di pertemukan lagi dengan Kating idamanku ini. Seakan semesta mendukung, semuanya lancar seperti yang aku inginkan. Perpustakaan, dengan suasana damai aku bertemu dengannya, walaupun yang kita bahas pastinya tentang materi akuntansi, tetap saja itu membuat suasana hatiku bagus.
"Hari ini ga ada rencana belajar sampai ketiduran di perpus lagi kan?"
"Ihh kakak.."
Aku mendengus sebal, tentunya diikuti tawaan kecil kak Mark. Aku sengaja bertingkah seperti itu karena tau, dia akan mengelus kepalaku untuk menenangkan ku. Dan benar saja, tidak lama dia mengelus pucuk kepalaku.
"Jangan manyun gitu. Kan ilang cantik nya"
"Jadi maksudnya aku jelek nih kak.. gitu?"
"Sssttt.. kamu ini gemesin banget sih"
Aku tidak tahan juga untuk tidak tersenyum. Akhirnya, aku dan kak Mark kembali duduk bersama, dan kami pun melanjutkan aktivitas kami. Sesekali, aku memang meminta bantuan kak Mark untuk menjelaskan materi yang aku kurang mengerti. Dengan sabar kak Mark menjelaskan kembali materi itu, tetapi bukan nya mengerti, fokusku hanya tertuju pada wajah tampan dia dan juga aksen dia menjelaskan dengan bahasa Inggris dan Indonesia secara bersamaan.
"So, You just need to... Tania.. heeyy.."
Tiba-tiba, kak Mark menghentikan penjelasannya, dia melambaikan tangannya berkali-kali di depan mataku, membuat aku sadar dari lamunanku.
"Ehh.. iya kak"
"Jadi, kamu ngerti ga tadi apa yang aku jelasin?"
"Emm.. ngerti.."
"Coba ulangi, tadi apa yang aku jelasin?"
"Itu.. eeee.. mmm.."
"Haha.. kamu ini ga fokus yaa.. mikirin apa sih?"
"Mikirin kakak"
"Huh ?"
Upss.. kok kamu bilang gitu sih Taniiaaa.. ngga.. belum saatnya kak Mark tau soal ini. Aku langsung panik. Mencoba untuk mengalihkan pembicaraan .
KAMU SEDANG MEMBACA
Kating Idaman (END)
Teen FictionTania Wirawan. Mahasiswa semester 4 yang tidak tertarik dengan pacaran suatu ketika tidak sengaja menabrak senior tampan pujaan cewek di kampus. Mark Jerome Wiguna. Laki-laki semester 6 yang rela mengorbankan masalah percintaannya demi sang ibu terc...