--
Ku rebahkan tubuhku di ranjangku. Ku ambil gawaiku lalu menekan notifikasi pesan masuk.
'right! 100 deh buat kamu!'
'Nomormu? Ahhh tidak sulit untuk mendapatkan nomor kamu Tania. Kamu tidak perlu tau'
'Btw, bener nih kamu ga mau gabung party bareng gue sama Jay?'
Aku menghembuskan nafas pelan. Aku tak tahu lagi harus berkata apa untuk menolak ajakannya. Jadi, ku biarkan saja pesan nya. Sengaja tidak aku balas .
Tapi ternyata, dia tidak mudah menyerah. Setelah aku meletakkan handphone ku, beberapa menit kemudian nomor kak Jeno menelepon ku.
Aku tak menggubris telfon nya. Tapi rupanya, dia lebih gigih dari yang aku kira. Dia terus menerus telepon membuatku mau tak mau mengangkat nya.
"Ya, hallo"
"Hai cantik.. kenapa chatt aku di read doang sih?"
"Maaf kak, aku capek nih. Pengen istirahat"
"Kamu Gapapa? Sakit?"
"Nggak kok kak.. cuma kecapean biasa aja"
"Ohh gituuu.. jadi kamu ga bisa gabung nih sama kita?"
"Nggak kak. Maaf yaa"
"It's okey.. yaudah, kamu istirahat aja yaa"
"Oke kak. Thanks ya"
"Sama-sama cantik"
Setelah itu aku langsung menutup telepon dari kak Jeno. Baru saja ku letakkan, tiba-tiba ponselku berdering kembali. Langsung ku jawab telpon tersebut,
"Iya kak kenapa lagi? Aku mau istirahat nih"
"Kak ? Lagi ? Lo ngomong apa sih Tan?"
Hah?! Kok suaranya beda ! Langsung ku lihat layar ponselku, tertera nama disana 'Jaeshen ganteng ♡ ' . Haaahhh ? Apa ini ?!
"Hallo.. hallo... Tania ?"
"Heh ! Lo ini namain kontak yang bener dong! Apaan ini pake tanda love segala di kontak gw!"
"Hahahaha. Gue tau Lo akan bereaksi kaya gini Hahaha"
"Ga lucu ! Berenti ga Lo !"
"Galak banget sih Lo ! Perasaan tadi pas pertama angkat telepon ga kaya gini deh"
"Ya beda lahhh"
"Kok beda ? Dia lebih spesial dari gue?"
"Mau Lo atau dia, kalian ga ada yang spesial!"
"Jadi maksud Lo ada yang lain yang spesial buat Lo ?"
"Kepo deh.."
"Gitu amat sih neng.. "
"Bodo"
"Ga baik ngambek Mulu. Untung gue sabar"
"Nyebelin tau ga Lo ! Udah ahh gue mau istirahat"
"Haha. Okeyy.. selamat istirahat yaa cantik"
Lalu, aku menutup telepon nya. Jika kalian berfikir mengapa sikap ku berbeda dengan Jaeshen, itu karena dia ku anggap teman. Aku tidak perlu jaga image di depan dia, buat apa ? Toh aku ga punya perasaan apapun kepadanya. Dan juga, itu adalah kebiasaan ku untuk mencegah lelaki tertarik padaku.
Ya, aku memang selama ini tidak berniat untuk memulai hubungan asmara dengan siapapun. Sejak aku sekolah sampai kuliah saat ini, aku masih belum bisa memulai sebuah hubungan dengan lelaki. Terkecuali kak Mark. Aku tidak tau, mengapa dia istimewa, mengapa dia membuat jantungku berdebar kencang, mengapa ada rasa egois yang muncul untuk menahannya agar tetap berada di sisiku, agar ia selalu ada dalam jangkauan pandangan mataku, agar ia tidak meninggalkan ku sendiri. Sepertinya benar, jika aku jatuh cinta.
Kata orang, cinta itu hubungan yang egois. Yang dimana kita menginginkan seseorang agar dia selalu bersama kita, agar dia juga bisa mempertahankan kita, agar dia juga menginginkan kita. Padahal, bisa saja dia tidak menginginkan hal tersebut. Rasa ini memang egois. Bagaimana bisa aku berharap bisa bersamanya di dalam kapal yang sama, sedangkan aku pun tidak tau apa dia mau untuk menaikinya. Ahh sudahlah..
Tanpa sadar, aku tertidur dengan pikiran yang kalut. Memikirkan akhir dari perasaan ini, apakah bisa happy ending? Atau malah sebaliknya?
**
Aku menanti di halte bus dekat rumahku, aku sengaja berangkat lebih awal hari ini. Karena aku tau akan macet jalanan jika pagi. Tidak hanya di ibukota, tetapi, Bandung pun punya titik macet yang tidak kalah parah.
Beberapa menit aku menunggu bus, tetapi nihil. Entah mengapa hari inj terasa jarang sekali bus lewat.
Lalu, sebuah mobil berhenti di hadapanku. Mobil yang kemarin mengantarku pulang. Ya, Jaeshen.
"Tan, ayok bareng"
"Kerajinan amat Lo jemput gue"
"Gausah bawel, cepet masuk"
Aku memutar bola mataku. Tetapi, tetap saja aku menuruti kemauannya.
"Gue ga ngerepotin Lo nih?"
"Yaelah, kaya sama siapa aja sih. Mama gue juga seneng kalo gue anter jemput Lo"
"Hm.. gimana kabar tante Tina?"
"Sehat. Kata mama, dia nungguin banget loh Lo sama tante Anita ke rumah"
"Loh.. maksudnya?"
"Lo ga tau? Ibu Lo katanya mau ke rumah gue weekend ini"
"Lahh gue ga tau"
"Haha.. yaudah, Lo pura-pura ga tau aja ya.. tunggu ibu Lo ngomong"
"Ck.."
Sesampainya di parkiran kampus, aku segera keluar dari mobil Jaeshen.
"Thanks ya, sorry gue ngerepotin Lo"
"It's okey Tania.. lagian kita juga kuliah di kampus yang sama"
Tunggu! Bener! Kok gue lupa ya mau nanyain soal ini sama dia.
"Yaudah, gue duluan ya Tan. Byee"
"Ehh.. tung.."
Si*l dia cepet banget lagi jalannya!
Baru saja aku melangkahkan kaki, tiba-tiba terdengar suara melengking memanggil namaku.
"Taniiiiiaaaaaa"
Ku tolehkan wajahku ke arah sumber suara yang tak asing. Ya, Mira sahabatku memanggilku.
"Berisik banget Lo Mir! Apaan sih!"
"Tan.. Lo, tadi sama siapa?"
"Tadi? Ohh.. Jaeshen? Emangnya kenapa?"
"Lo tau ga dia siapa?"
"Yaa dia Jaeshen. Emang kenapa?"
"Selain itu apa lagi yang Lo tau? Lo tau ga dia kakak tingkat kita?"
Mataku terbelalak mendengar perkataan Mira.
"Apaa kata Lo? Kakak tingkat?"
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Kating Idaman (END)
Teen FictionTania Wirawan. Mahasiswa semester 4 yang tidak tertarik dengan pacaran suatu ketika tidak sengaja menabrak senior tampan pujaan cewek di kampus. Mark Jerome Wiguna. Laki-laki semester 6 yang rela mengorbankan masalah percintaannya demi sang ibu terc...
