Part 22

19 7 7
                                    

Setelah kejadian hari dimana aku di bully langsung oleh mantan pacar Jaeshen, kini keadaan kampus lebih tenang bagiku. Tidak kudengar lagi ejekan atau umpatan yang di tujukan untukku terkait kedekatan ku dengan trio Kating pujaan kampus, itu karena berita tentang hari itu sudah menyebar dengan cepat. Seluruh perempuan di kampus ini pasti tau apa yang terjadi dengan Echa yang di jatuhkan oleh Jaeshen, mantan pacar nya sendiri setelah dia berani membully ku.

Dari kejadian itu, perempuan di kampus ini menjadi takut untuk menyerangku. Mereka takut akan di permalukan seperti Echa, atau mereka takut citra mereka buruk di hadapan trio Kating itu.

Tetapi, bukan hanya tatapan ejekan dari teman-teman yang hilang. Kabar Jaeshen pun ikut menghilang, setelah kejadian itu, sampai sekarang pun kami belum menerima kabar apapun dari dia. Keberadaannya pun tidak di ketahui.

"Tania, bisa kita bicara?"

Kak Mark menghampiriku ke kelas setelah mata kuliah ku berakhir. Aku melihat sekeliling sebentar, melihat bagaimana reaksi para perempuan yang melihat.

"Tania, jangan peduliin mereka. Boleh aku meminta waktu kamu sebentar?"

"Ahh.. iya kak. Baik"

Aku dan kak Mark segera meninggalkan kelas. Aku juga sudah tidak sabar, menerka apa yang akan ia bicarakan kali ini.

"Tania, sorry.. apa kamu keep contact sama Jay ?"

"Eh ? Ngga kak.. aku pernah chatt dia, tapi ga dia balas kak. Telfon dia juga ga aktif"

"Apa kamu dekat dengan ibunya?"

"Yaa.. ga terlalu dekat juga sih kak"

"Apa kamu pernah tanya ke ibunya tentang Jay akhir-akhir ini?"

"Belum kak"

"Tania, tolong tanyakan sama ibunya Jay tentang keadaan Jay sekarang. Aku sama Jeno bener-bener khawatir"

"Gimana kalo kak Mark sama kak Jeno Dateng aja ke rumah Jay ?"

"Kami ga tau rumah dia Tan"

"Eeehh? Seriously? Maksud aku, kalian kan sahabatan"

"Iya, tapi aku sama Jeno ketemu Jay waktu masuk kampus aja. Dan lagi, dia ga pernah ngajak kami ke rumah dia. Dia lebih sering menghabiskan waktu buat party atau event lain yang aku atau Jeno jarang tau"

"Hmm.. baiklah, nanti aku coba tanyakan pada ibu Jaeshen ya kak"

"Thanks ya.. sorry juga udah mau di repotin"

"Iya kak.. sama-sama"

**

Setelah permintaan kak Mark, aku mulai memikirkan Jaeshen. Aku mulai mengkhawatirkan dia. Bagaimana tidak, sudah empat hari sejak kejadian tersebut, Jaeshen tidak nampak lagi di kampus, atau bahkan sekedar chatt pun dia tidak aktif seperti biasanya.

Hari itu, aku memutuskan untuk ke rumah tante Tina sepulang dari kampus. Aku sengaja membeli beberapa buah-buahan segar untuk tante Tina. Butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai ke rumah Jaeshen yang terbilang cukup besar untuk ukuran orang biasa sepertiku.

Aku memencet bel rumah, setelah tiga kali terlihat tante Tina datang setengah berlari menghampiriku yang kini ada di halaman depan rumahnya.

"Sayaaaangggggg"

Tante Tina segera mendaratkan ciuman pada kedua pipiku. Aku hanya membalas nya dengan senyuman.

"Hai tante.. nih ada hadiah kecil buat tante"

"Kamu ini repot-repot banget kesini bawa kaya ginian segala"

"Ngga kok tan, mana ada kaya gini repot. Hehe"

Kating Idaman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang