Part 39 (POV Jaeshen)

16 6 5
                                    

Seminggu setelah aku ke Netherland, aku kembali ke Indonesia melanjutkan study ku dan juga kehidupan ku. Dalam waktu tersebut, cukup untuk ku merenungi kesalahan dan berjanji tidak akan mengecewakan kedua orang tuaku lagi.

Pagi itu, setelah mendapat informasi dari mama, jika Tania sempat mencariku ke rumah membuat ku bersemangat. Walaupun aku tahu semua itu pasti atas dorongan dari teman-teman ku juga .

Kudapati Tania di perpustakaan kampus. Aku sedikit menjahilinya dan juga menggodanya. Sampai akhirnya dia mengantarku ke tempat sahabatku.

Sesampainya di sana, tidak ku sangka sahabatku masih mendukung dan memepercayaiku. Itu semua menjadi kekuatan bagiku yang memang tidak cukup baik-baik saja.

"Eh, emm.. aku duluan balik ke perpus ya kak. Hehe.. lanjutin aja ngobrol nya"

"Serius? Cepet banget. Mau aku anter?"

Seperti biasa, Mark menawarkan bantuan kepada Tania.

"Kelamaan, udah anterin aja Mark"

"Atau Lo mau gue anter Tan ?"
Tetap saja, aku mencoba bersikap wajar dengan sedikit menggodanya. Walaupun aku tahu orang yang di harapkan Tania adalah Mark.

"Ngga!"

"Buseett.. cepet banget nolak nya neng. Haha. Jay, Lo baru di tolak. Haha langka banget nih"

Teman-teman yang lain langsung menertawakan Kejadian tersebut. Aku yang sudah mengira hal ini akan terjadi pun ikut tersenyum.

"Ma-maksud aku, aku ga mau di anter Jaeshen kan tadi aku udah anterin dia kesini, nanti bolak-balik dong dia. Hehe. Gitu kok beneran"

"Santai aja Tan. Gih balik. Mark nungguin tuh"

Setelah itu, Tania dan Mark menghilang dari hadapan kami. Menyisakan Jeno dan juga teman-teman lain.

"Jay, gue udah denger apa yang terjadi sama Lo. Tapi walau gimanapun, Lo jangan sampe terpuruk juga dong. Kan Lo juga enak dapet tidur sama cewek. Haha"

Harry, teman satu jurusan di kampus membuka obrolan di antara kami.

"Sialan. Iya kalo gue suka. Lah ini gue ga suka sama itu cewek bro"

"Duhh.. biasanya juga gonta ganti. Ini pake acara suka ga suka segala"

"Sialan emang kalian ini. Hahaha"

Kami tertawa melepas beban di pikiran. Aku bersyukur masih mempunyai teman yang setia menemani ku.

"Eh Jay, kemaren Satria nyariin Lo. Kayaknya dia mau minta maaf sama Lo deh. Tadi gue udah kabarin dia sih via chatt kalo Lo udah masuk"

"Okey, thanks ya Ry"

Baru saja di bicarakan, panggilan masuk dari Satria langsung membuyarkan tawa kami.

"Hallo, Jay"

"Iya Sat.."

"Lo di mana ? Bisa ketemu gue sebentar?"

"Emang kenapa Sat?"

"Ada yang mau gue omongin. Bentar aja kok Jay"

"Oke. Lo dimana?"

Setelah itu, aku pamit kepada teman-teman ku dan bergegas menuju tempat yang di janjikan aku dan Satria.

Tidak sengaja, dalam perjalanan itu, aku melihat Tania bersama Mark di tangga kampus. Aku mencuri dengar confess dari Mark. Seketika hatiku sakit, apalagi aku tau jawaban dari Tania. Semakin hancur rasanya ketika melihat Mark mencium Tania di depan mata . Tapi, aku memang sudah mempersiapkan akan hal ini. Termasuk rasa sakit hatiku.

Kating Idaman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang