The Day After Tomorrow (Epilogue)

34 6 7
                                    

"Good Morning my lovely wife"

"Good morning sayang. Mandi gih, aku udah siapin sarapan di meja"

"Honey.. aku sudah bilang buat istirahat, aku tidak mau kamu sampai kecapekan"

"Tidak mengapa by, lagian emang kemauan ku juga pagi-pagi bikin sarapan buat kamu"

"Oh ya, Jaeshen mana sayang?"

"Masih tidur dia by"

"Aku mau liat Jaeshen dulu yaa"

"Tidak! Kamu akan ganggu tidur dia!"

"Ngga. Aku janji"

"Yasudah. Aku tunggu di meja makan ya by"

"Iyaa Tania sayang.."

Beberapa saat setelah Tania duduk di meja makan untuk menunggu sarapan bersama suaminya, Mark Jerome Wiguna. Tiba-tiba terdengar suara tangisan dari dalam kamar.

"Sudah ku bilang jangan ganggu diaaaa!!!"

Dengan cepat Tania berlari ke arah sumber suara.

"By... Kamu apain Jaeshen?!!"

"A-aku tidak ngapa-ngapain Tania.. aku cuma sentuh pipi dia aja sumpah"

Tania langsung mengangkat Jaeshen dari dalam ranjang bayi lalu segera ia gendong untuk menenangkan nya.

"Aaahh.. anak ayah kenapa rewel nya cuma sama ayah sih.. kenapa pas sama bunda langsung diem?"

"Hihihi.. dia emang manja nya sama aku aja by.."

"Padahal cuma pengen ngelus pipinya doang loh"

"Coba deh by, kamu gendong pelan-pelan. Mungkin tadi karena kaget aja"

Tania pelan-pelan mencoba mengulurkan gendongan anaknya kepada Mark. Mark yang antusias segera dengan lembut menggendong anaknya yang baru berumur 7 bulan tersebut.

"Honey, Jaeshen terlihat tenang.."

"Iyalah by.. kan gimanapun juga kamu ayahnya"

"Hello Jaeshen Willy Wiguna. Jagoan ayah, hari ini kamu siap-siap untuk jalan-jalan dan ketemu banyak orang yaaa"

Setelah nya, Mark menaruh lagi Jaeshen di tempat tidur nya.

"Tania, kita juga bergantian ya siap-siap nya"

"Baiklah, aku bersiap dulu ya, by. Kamu tolong jaga Jaeshen"

Setelah itu, secara bergantian mereka bersiap untuk pergi ke suatu tempat. Tak lupa juga anak mereka ikut serta di bawa, karena mereka masih tinggal berdua dan tidak punya ART ataupun Baby Sitter.

"Sayang, sudah siap semuanya?"

"Iya, by. Sudah"

"Ehh anak ayah juga sudah siap ya. Ganteng banget sih anak ayah.."

Mark menghujani ciuman kepada anaknya, membuat Tania sedikit menghentikan tingkah suaminya tersebut.

Segera mereka melajukan mobil mereka meninggalkan rumah minimalis mereka, menuju tempat pemakaman keluarga Effendi.

Sesampainya disana, terlihat banyak sekali karangan bunga di depan area pemakaman, diketahui itu semua merupakan kiriman dari para fans Jaeshen yang tiap tahun rutin mereka kirim sebagai bentuk dari rasa sayang mereka kepada Jaeshen.

Mereka bertemu dengan keluarga Effendi yang telah lebih dulu berada disana.

"Mamah Tina.."

Semenjak Jaeshen meninggal, Tina dan juga Januar meminta kepada Tania agar memanggilnya mamah, seperti yang biasa Jaeshen lakukan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kating Idaman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang