Part 14

27 8 0
                                    

Ting!!

Ku ambil gawaiku yang terletak di sebelah bantal tidur ku ketika aku bersiap untuk tidur.

Terlihat aku di undang di sebuah ruang obrolan, yang jika ku tekan detail para anggota, cuma berisikan empat orang termasuk denganku. Kulihat kak Jeno mengundangku ke ruang obrolan yang berisi Jaeshen dan tentu saja kak Mark.

'hai cantik' - 🍑(Jaeshen)

'Jay, bisa ga Lo jangan kaya gitu ke Tania' - 🐶 (Jeno)

'apaan sih Lo Jen, di bandingkan Lo, gue lebih dulu kenal sama Tania!' - 🍑

'heyy.. sudah. Kalian mau ribut terus ? Bahkan di ruang obrolan juga mau ribut?' - 🐯(Mark)

'Tania, maaf ya Jeno ngundang kamu ke obrolan ini tanpa izinmu dulu' 🐯

'iyaa Gapapa kok. Btw, aku mau tidur nih. Selamat malam semuaaa'

'Night cantik, sleep tight yaa' 🍑

'mimpi indah ya neng geulis' - 🐶

'night Tan, jangan lupa berdoa ya, supaya di hindarkan dari mimpi buruk' -🐯

Ku tersenyum melihat pesan yang mereka kirim. Terlebih lagi, pesan dari kak Mark sukses membuatku semakin tersenyum dan berdebar, memang yaa kak Mark! Perhatian nya sungguh beda sekali ! Aku seperti merasa sedang di tuntun ke arah yang lebih baik! Aaahhh mimpi indah nih malam ini !

**

"Whatt ??! Jadi Lo, Mark, Jeno sama Jay kemaren ngumpul?! Terus Lo di undang Jeno ke ruang obrolan grup yang isinya kalian berempat??!"

"Iya Mir beneran! Nihh kalo Lo ga percaya, Lo liat aja nih grup obrolannya!"
Aku memperlihatkan ponselku kepada Mira, yang disana terpampang jelas obrolan grup chatt yang ku maksud.

"Gilaaa... Gilaaa... Ini kalo anak cewek yang lain tau, habis deh Lo Tan di keroyok mereka!"

"Lahh.. emang gue salah apa ?"

"Ya ampun.. Lo ini pinter atau pinter nya lewatin batas sih? Ya jelas mereka ngeroyok Lo lah! Orang mereka yang suka sama salah satu kating itu aja sampe ngejar-ngejar. Lah Lo dengan mudahnya bisa di rebutin sama tiga orang itu sekaligus!"

"Ahh Lo ini suka di lebihin deh! Mana ada gue di rebutin? Nih ya, gue sama Jaeshen baru ketemu gara-gara orang tua kita sahabatan. Kak Jeno ga sengaja Deket gara-gara nabrak. Kalau kak Mark, ga mungkin dia suka gue"

Ira mengerutkan keningnya, yang bisa ku tebak apa arti dari ekspresi wajah nya itu .

"Kak Mark pernah bilang ke gue, kalo dia bangga sama gue, karena gue lebih utamain pendidikan daripada pacaran. Lo tau ga rasanya. Kaya kak Mark tu lagi beri aba-aba buat gue suruh mundur tau ga!"

Mataku berkaca. Lalu aku dongakkan kepala ke atas, aku menahan agar bulir bening tidak sampai jatuh. Angin seolah tak peduli pada keadaanku, ia berhembus kencang membuat mataku kembali pedih dan mau tidak mau bulir bening itu menetes jua.

"Lo yang sabar ya..  apapun keputusan Lo, asal Lo bahagia, gue akan dukung kok Tan"
Ucapan Mira sungguh menenangkan. Ia mengusap pundak dan punggung ku. Seraya terus memberikanku kata-kata penyemangat.

**

'Taniiaa cantik, hang out bareng yukk, sekalian ajak sahabat Lo juga gapapa, siapa namanya? Mira kan ya?' - 🐶

'wahh boleh tuh. Gimana Tan ? Mau ga Lo ?' - 🍑

"Mir, Jeno ngajak hang out nih. Lo mau gabung ga?"

"Emang gue juga di ajak?"

"Iya, nih Lo baca sendiri"

Aku menyodorkan pembicaraan di grup chatt bersama Kating rese.

"Gue sih ayo aja Tan. Tapi Lo nya gimana?"

"Ga tau Mir. Mana kak Mark juga ga nimbrung lagi di chatt"

"Dia jarang liat handphone kali Tan"

"Gue tolak aja kali yaa..."

"Terserah Lo cantik.. gue mah asal Lo bahagia"

Aku tersenyum dengan jawaban Mira, lalu segera ku balas pesan grup dari mereka.

'maaf ya, aku ga bisa kayaknya' -

'yahhh.. yaudah, weekend aja gimana?' -,🐶

'weekend aku ada acara kak' -

'hmm.. yaudah deh.. next time pastiin kita bisa ngumpul yaa' - 🐶

Setelah itu, tiba-tiba satu pesan masuk dalam handphone ku.

'weekend ini Lo ikut ibu Lo ke rumah mama gue kan?'

Ternyata pesan dari Jaeshen. Ia menanyakan hal yang malas aku kerjakan.

'kalo boleh ga ikut, gue mending ga ikut!'

'ga boleh judes kaya gini sayangg, kamu nih sama aku kok gitu ( ˘ ³˘)'

'geli banget gue !'

Tutup ku, meskipun berkata begitu, Jaeshen sukses membuat aku tertawa karena tingkah nya. Seakan tidak mau yang lain tahu. Dia sengaja direct message padaku perihal rencana ibu kami.

**

"Tan, bentar lagi kita ujian yaa.."

"Iya Mir.. ga kerasa ya.."

"Lo ngambil S1 kan Tan ?"

"Iyaa.. berarti setelah ini, 4 semester lagi kamu berjuang"

"Iya.. kita akan berjuang bersama"

"Kayaknya nggak deh Tan.."

"Maksud kamu apa Mir?"

"Aku.. setelah ini, aku berhenti kuliah"

"Loh.. nanggung banget deh Mir"

"Iyaa.. rencananya aku mau merantau di ibukota. Disana aku mau kerja, sekaligus nerusin kuliah kalo aku bisa"

"Mir.. Lo kenapa ngedadak gini sih? Gue ga mau di tinggal sama Lo.."

Mataku tidak bisa tegar. Orang yang dari dulu ada di sampingku. Aku sudah menganggapnya lebih dari sekedar sahabat, akan meninggalkan ku disini.

"Jangan nangis. Kita ambil positifnya. Suatu saat, kalo Lo mau merantau, Lo udah punya gue. Lo ga akan sendirian"

"Tapi gue disini yang sendirian Mir.."
Ucapku sambil terisak pelan. Mira memelukku, dan kami berpelukan bersama.

--

Kating Idaman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang