Aku Jaeshen William Effendi. Anak dari keluarga Effendi satu-satunya . Ayahku, Januar Effendi pengusaha tambang batubara yang cukup sukses. Membuatku hidup berkecukupan sejak aku lahir. Bukan, di banding berkecukupan lebih ke arah berlebihan. Bagaimana tidak, setelah kelahiran ku, rahim ibu ku di angkat, ibu tidak bisa mempunyai anak lagi selain aku. Karena itu, apapun yang aku mau kedua orang tuaku akan memenuhi nya.
Hidup seperti di negri dongeng. Apapun yang aku mau, maka aku dapat. Bukan hanya barang mewah, perempuan cantik juga bisa aku dapatkan hanya dengan satu kali kedip.
Yaaa.. teman-teman ku sudah tau bagaimana kelakuan ku yang kerap kali berganti wanita setelah satu kali kencan. Bagiku, semua wanita sama saja. Mereka hanya mau uangku. Sekali aku ajak kencan, mereka akan meminta aku untuk membelikan mereka sesuatu. Belum sekalipun aku menemukan perempuan yang benar-benar tulus padaku. Karena itulah, aku sering mempermainkan mereka.
"Jaeshen, kamu akan masuk universitas pilihan mama"
"Haah? Mama, aku mau kuliah di Jakarta.."
"Tidak! Kamu harus tetap di Bandung! Kalau kamu tetap mau ke Jakarta, maka mama atau papa tidak akan membiayai kuliah mu dan kebutuhan mu !"
"Ck.. okey okeyy.."
Itulah awalnya. Aku masuk ke universitas yang sudah di tentukan mama. Aku masih belum bisa jika harus hidup sendiri tanpa bantuan biaya dari kedua orang tuaku.
Yahh.. tidak akan terlalu berbeda. Disini aku masih bisa clubing, masih bisa party dengan teman-teman ku. Walaupun harus main rapih di depan kedua orang tuaku.
Aku tidak mengikuti ospek kampus. Aku masuk ketika ospek sudah selesai. untuk fakultas yang aku ambil, untungnya mama tidak ikut campur. Aku memilih untuk mengambil fakultas Sastra. Walaupun aku begini, tapi untuk IQ aku di atas rata-rata.
Hari itu aku memasuki kelas akuntansi. Aku sengaja memasuki kelas ini untuk melihat bagaimana atmosfer di ruang ini.
"Hai.."
Seseorang menyapaku. Suara asing yang seperti baru aku dengar. Aku menoleh padanya dan melempar senyum. Ku lihat dia membalas senyumku. Laki-laki yang cukup tampan dengan senyum indah dan mata bulan sabit.
"Oh hallo.."
"Gue Jeno. Lo kakak tingkat atau.."
"Haha, gue baru tahun pertama. Nama gue Jaeshen. Lo bisa panggil gue Jay"
"Oh.. sama dong. Gue juga tahun pertama. Hallo Jay! Kenalin, gue Jeno Deandra. Lo bisa panggil gue Jeno"
Setelah perkenalan itu, kami bertukar nomor dan lebih sering bertemu. Sepertinya, dia teman pertama ku di kampus ini.
"Jay. Gue kenalin Lo sama sahabat gue ya? Dia orang nya asik juga kok. Walaupun dia anak yang kaku, ga bisa banget di ajak keluar. Kerja nya belajar Mulu"
"Haha. Lo yakin dia mau temenan sama gue? Kan Lo tau gue ini gimana. Kebiasaan gue sama dia bertolak belakang bangett"
"Santai ajaa. Lagian dia type orang yang ga suka ikut campur kok"
"Yaudah. Kalo Lo udah bilang gitu yaa gue setuju aja"
"Yeesss.. kan seru kalo kita bisa bareng bertiga. Haha"
Tidak lama setelah hari itu, Jeno membawa temannya untuk diperkenalkan kepadaku. Sebenarnya, aku tidak keberatan dengan siapapun gue bergaul. Tetapi aku malah takut jika mereka yang tidak nyaman berada di sekitarku.
"Hai what's up.."
"Eh.. Jen. Udah Dateng Lo.."
"Yoi. Oh kenalin. Ini Mark Jerome Wiguna. Lo bisa panggil dia Mark"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kating Idaman (END)
Подростковая литератураTania Wirawan. Mahasiswa semester 4 yang tidak tertarik dengan pacaran suatu ketika tidak sengaja menabrak senior tampan pujaan cewek di kampus. Mark Jerome Wiguna. Laki-laki semester 6 yang rela mengorbankan masalah percintaannya demi sang ibu terc...
