Part 29

21 5 44
                                    

"Tania, ayah sama om Januar sudah sepakat, pertunangan kalian akan di adakan bulan depan"

"Ayah! Tania ga pernah setuju atas pertunangan ini yah! Tania ga mau!"

"Tania !! Apa kamu mau melawan ayah?!"

"Ayah, selama ini Tania selalu nurutin mau nya ayah . Tapi tidak untuk kali ini ! Ini masa depan Tania. Tania ga bisa bersama Jaeshen yah.. ga bisa !"

"Tania, Jaeshen itu anak yang baik kalau sama kamu! Dia kurang apa? Tampan, mapan, kaya raya. Kurang apa dia?"

"Tapi Tania ga suka dia! Tania ga cinta sama dia yah"

"Lalu kamu lebih cinta sama Mark? Iya?"

"Ayah tau? Ayah tau kalau Tania suka sama kak Mark?"

"Ayah tau !"

"Lalu ayah masih mau jodohin Tania sama Jaeshen walaupun ayah tau ini semua?"

"Tania, ayah tau apa yang terbaik untuk masa depan kamu!"

"Ngga! Ayah hanya memaksakan kemauan ayah sendiri bukan kebahagiaan Tania!"

Plakk!!

Ayah menamparku kuat, membuat darah mengalir dari hidungku.
Mendengar suara tamparan ayah, ibu keluar dari dapur.

"Ayah cukup! Apa-apaan ayah sampai menampar Tania?"

"Ibu.. ayah ga sengaja. Tania, sayang.. maafkan ayah nak.."

Ayah mendekatkan diri padaku, tapi, aku langsung lari masuk kamarku.
Keras ku banting pintu dan lekas menguncinya. Terdengar suara pertengkaran antara ayah dan ibu di luar. Aku tidak mau dengar semuanya. Aku terduduk bersandar di pintu. Menangisi atas perlakuan ayah kepadaku. Juga karena aku tidak mau menjalani pertunangan ini.

Seketika, ide-ide dari kak Jeno tempo hari kembali teringat. Memang ekstrim. Tetapi, sepertinya aku akan mengambil jalan terakhir dari apa yang kak Jeno usulkan padaku.

Lekas aku membuka ponselku, dan ku cari nama Mira di daftar kontak ku. Setelah ku temukan namanya, segera aku menelepon sahabatku itu. Setelah menunggu beberapa detik, terdengar suara sahabatku yang sudah lama aku rindukan.

"Hallo, Tania"

"Mi-Miraa.."

"Eh.. kenapa Lo nangis? Lo gapapa kan?"

"Mir, bisa bantuin gue ga?"

"Bantu apa? Lo kenapa?"

"Mir, gue mau ke tempat Lo ya.. boleh ya.. gue.. gue gatau lagi harus kemana. Gue juga gatau gue harus gimana"

"Hey.. Tania, rileks.. Lo ceritain sama gue pelan-pelan okey?"

"Mira.. gue di jodohin"

"Hah? Serius? Beneran? Ga bohong kan Lo?"

"Ga mungkin kan gue bohong masalah kaya gini"

"Iya sih.. terus?"

"Gue ga mau. Gue mau nolak perjodohan ini. Tapi ayah gue malah mempercepat perjodohan gue"

"Lahh.. gimana sih ortu Lo.. Lo udah tau sama siapa Lo di jodohin?"

"Jaeshen William Effendi"

"Hah?!! Jaeshen? Jay ? Wahh.. rezeki tuh! Haha"

"Miraa.. bisa serius ga sih"

"Eh. Iya sorry. Menurut gue sih rezeki. Terus Lo udah kasih tau ke Mark ?"

"Setelah ujian selesai, kak Mark ikut ayahnya. Dan sampai sekarang ga ada kabar sama sekali"

"Ya Tuhan.. malang banget kamu Tan.."

Kating Idaman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang