Part 5

37 8 0
                                        

"Miraaa... Lo dimana ?"
Kuhubungi sahabatku lewat telfon pagi sesaat sebelum mata kuliah pertama kami dimulai.

"Taniaa.. tolong absenin gue yaa.. hari ini gue ga bisa ke kampus"

"Loh.. kenapa emang? Lo sakit? Atau gimana?"

"Sorry yaa.. biasa.. tamu bulanan gue Dateng. Ga bisa bangun dari kasur gue.. rasanya semua tulang gue patah Tan.."

Kudengar rengekan nya di seberang telepon juga rasa sakit yang bisa ku tebak itu amat sangat melalui suaranya.

"Yaudah. Lo istirahat aja, nanti selepas kuliah gue ke rumah Lo yaa.."

"Thanks ya cantik. Baik-baik Lo di kampus. Kalo ketemu Mark lagi, pegangin jantung Lo biar ga loncat lagi"

"Sial Lo! Lagi sakit masih sempet nya ngecengin gue! Awas Lo ya!"

Mira terkekeh dan memutuskan sambungan telepon. Aku pun kembali mempersiapkan bahan materi kuliah hari ini.

--

Tak di sangka, ku lihat Kating pujaanku pun ikut memasuki kelas yang aku ambil ini. Kulihat dia memasuki kelas di belakang profesor.
Dia melewatiku, sembari melempar senyum simpul padaku. Akupun membalas senyumnya. Lalu dia mengambil duduk tepat di belakangku.

Jika kalian menjadi aku, apakah akan fokus di sepanjang pelajaran ? Antara ingin pergi, atau menoleh ke belakang. Apa yang lebih baik di lakukan? Aku gugup. Tidak fokus dengan materi yang di berikan profesor. Alhasil, aku tidak mencatat apa-apa.

Aku bingung dengan materi apa yang profesor sampaikan padaku. Bukan apa, kelas ini adalah kelas yang penting bagiku. Aku harus lulus jika tidak mau mengulang tahun depan.

Seolah mengetahui kegelisahanku. Kak Mark menghampiri dan bertanya sesuatu padaku.

"Hei, what happen?"

"Ahh.. tidak apa-apa kak"

"Are you sure? Aku lihat kamu gelisah sepanjang kelas tadi"

"Ah um.. aku.. aku pusing kak tadi, jadi ga fokus Sama materi yang profesor jelasin"

"Jadi kamu ga catet apapun tentang apa yang profesor tadi sampein?"

"I-iiyaa kak.."

"It's okey. Kalo kamu mau, kamu bisa pinjam catatanku"

"Tapi kan kak.."

"Sstt... Udah ga ada tapi. Nih bawa aja. Balikin nya ga usah buru-buru ya"

"Makasih kak"

"Iyaa.. kamu sendirian? Temen kamu mana ?"

"Dia lagi sakit kak. Jadi ga masuk"

"Mau gabung ga ? Belum makan kan? Yuk ikut makan sama aku"

"Nggak kak, makasih. Nanti aja"

"Beneran? Nanti kamu sakit lagi"

"Ngga kak.. gapapa"

"Yaudah. Take care yaa.. aku duluan"

"Iya kak. Thanks"

Setelah ku pastikan sosok kak Mark menghilang . Aku langsung memegangi dadaku. Benar kata Mira ! Aku harus pegang jantungku kalo deket-deket sama kak Mark. Oh God.. damage nya nembus ke jantung!

--

Ku salin catatan dari buku kak Mark, ku perhatikan tulisannya. 'hmm.. rapih juga untuk ukuran cowok' . Entah mengapa, buku catatan itu terlihat istimewa buatku, seperti ada Kilauan cahaya mengelilingi buku itu. seringkali buku itu aku peluk. Aku juga sering senyum-senyum sendiri jika mengingat perlakuan kak Mark padaku.

Sebentar!
Apa aku sudah gila? Kenapa aku senyum-senyum sendiri sampe memeluk buku kaya gini sih?!
Apa kewarasanku sudah hilang?
Ahh.. aku harus segera mengembalikan buku catatan ini pada pemiliknya!.

--

Kating Idaman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang