Ujian dimulai.
Sebelum ujian, aku dan kak Mark bersepakat untuk tidak bertemu dahulu. Walaupun seringkali ada rindu yang mengguncang, tetap kami memutuskan untuk tidak bertemu.
Sesekali kami hanya bertukar pesan. Itu pun tidak intens seperti sebelumnya. Kami hanya mengirim pesan jika saat akan tidur malam. Kami sengaja mengurangi waktu untuk bisa fokus dalam ujian ini. Kami tidak mau akan ada yang kecewa karena nilai kami menurun. Apalagi ayah dan ibuku . Mereka sudah tau perihal hubunganku dengan kak Mark, jadi aku tidak mau mempertaruhkan hubunganku jika sampai nilai ku merosot.
**
Seminggu berlalu, masa ujian hampir selesai. Mira, sahabatku tengah sibuk mengurus wisuda nya yang sebentar lagi akan datang. Mira memang hanya mengambil program study 6 semester. Dia akan merantau ke ibukota. Memulai kehidupan kerja disana.
"Tan.."
"Miraa.. Lo yakin mau ke ibukota? Ninggalin gue ?"
"Hehe.. kan nanti juga gue balik. Walaupun gatau sih berapa tahun sekali. Hahahaha"
"Iihh.. tuhkan.. gue sama siapa dong disini"
"Tania, coba Lo berbaur dengan yang lain. Coba buka hati Lo buat berteman sama teman lain juga. Sebenarnya, banyak juga dari mereka yang mau berteman sama kamu"
"Tetep aja gue mau nya Lo.."
"Ihh lebay deh. Haha"
"Beneran taauu.."
"Yaudah, Lo ikut gue aja ke Jakarta. Hahaha"
"Hihh.. gue masih pengen lanjutin study gue"
"Yaudah, Lo yang tenang disini. Lagian juga 2 semester lagi kan Lo bisa dapet S1 kalo Lo rajin belajar"
"Iya sih.. tapi nanti janji yaa Lo harus sering-sering kabarin guee.."
"Iya iya.. bawel ahh"
"Isshh.. by the way, Lo disana gimana ? Udah ada wacana kerja dimana atau tinggal dimana gitu?"
"Oh udah dong.. gue kemaren daftar kerja via e-mail. Terus gue juga udah wawancara tahap awal secara online. Setelah gue wisuda, gue tinggal kesana buat seleksi sih"
"Wuiihh bener-bener niat ya Lo... Terus tempat tinggal?"
"Gue ngekost lah. Udah juga gue booking online. Hahaha"
"Serba online ya sekarang. Gimana nanti kalo ternyata ga seperti di gambar itu kost-an Lo?"
"Udah sempet gue video call sama pemiliknya. Lumayan bagus lah. Bisa juga kayaknya kalo tinggal berdua"
"Serius? Asik dong kalo gue mau ke tempat Lo.."
"Kaya Lo yang berani ke Jakarta aja deh.. haha"
"Ihhh berani lah. Udah gede.."
"Iya deh iyaaa.. Tania udah gede.."
Ada rasa berat untuk melepas Mira, sahabatku dari SMP. Dan sekarang, kami terpisah karena keadaan yang memang saatnya untuk menghadapi 'real life' . Belajar bagaimana mandiri, belajar bagaimana mencari uang, belajar bagaimana bertahan hidup.
**
Hari ini wisuda sahabatku. Aku berfoto bersama dengannya dan juga keluarganya.
Keluarga Mira memang tidak kaya, tetapi keluarga Mira selalu hangat. Mereka mendidik Mira untuk selalu mandiri dalam hal apapun. Terkadang, jika aku menginap di rumah Mira, aku harus ikut peraturan yang berlaku di rumah mereka. Seperti bangun pagi, menyiapkan sarapan, membersihkan rumah, dan lain sebagainya. Kadang aku tidak mau jika Mira mengajakku untuk tidur di rumahnya, karena aku malas dengan peraturan di rumah mereka. Tetapi, berkat peraturan itu, Mira tumbuh menjadi seseorang yang mandiri, supel, dan ramah ke semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kating Idaman (END)
Teen FictionTania Wirawan. Mahasiswa semester 4 yang tidak tertarik dengan pacaran suatu ketika tidak sengaja menabrak senior tampan pujaan cewek di kampus. Mark Jerome Wiguna. Laki-laki semester 6 yang rela mengorbankan masalah percintaannya demi sang ibu terc...
