79. Harapan

699 95 0
                                    

꧁𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆 𝕸𝖎𝖑𝖎𝖐 𝕭𝖚𝖒𝖎꧂

Lalu saat fajar datang menggantikan senja yang menghilang
Aku berharap untuk segera terlupakan
Seperti debu, yang hilang tersapu angin

Menjelang jam 8 pagi, hujan baru saja reda saat Mars dan Nora sampai di sebuah tempat tidak jauh dari taman.

"Kenapa lo ajak gue ke sini?" Nora sempat membeku saat mobil Mars berhenti di bahu jalan. Ia menatap ke kanan kiri dan mendapati banyak gundukan tanah hijau. Ada banyak sekali nisan, bertuliskan nama seseorang yang bersemayam di dalamnya.  Sebagian tampak terawat, sebagian lagi tampak kusam oleh tanah dan jamur.

"Bukannya lo mau ajak gue ketemu Senja dulu, ya? Ini kok ke-- EHHHH lo mau ke mana?!" tanya Nora dengan panik.

"Jangan banyak tanya." Lelaki itu berjalan ke jalanan sempit di antara gundukan tanah, membawa sebuket bunga daisy.

"Iya, tapi..." Nora menggantungkan kalimatnya, karena dia sadar Mars tidak akan menjawabnya. Maka dengan langkah pelan, gadis itu mengekori Mars di belakang sambil mengamati sekeliling.

Jalan setapak mereka pijaki hingga sampai di puncaknya. Di samping sebuah nisan kayu dengan tanah setengah basah. Taburan bunga yang masih terlihat segar. Rasanya seperti dilempar keluar dari bumi, Nora tidak bisa bernapas hanya dengan melihat gundukan tanah yang ternyata bertuliskan nama Aurora Senja Keysandra. Sebelum membuka mulutnya untuk bertanya, Nora memperhatikan Mars yang terlihat mengangguk pelan. Seakan mengiyakan semua pertanyaan yang ingin dia lontarkan.

"Kemarin, dia dimakamkan kemarin. Sepulang dari ketemu Bumi, kondisi Senja drop sampai akhirnya harus masuk ICU. Senja dari kecil punya kelainan jantung, walaupun sempat operasi tapi tetap aja nggak ada kemajuan apa-apa. Dan akhirnya dia divonis dokter menderita gagal ginjal. Tapi Tuhan punya rencana lain, kemarin waktu dia ulang tahun, dia pulang."

Untuk sesaat, Mars menunduk. Wajahnya tiba-tiba memucat. Kemudian lelaki itu berjongkok, mengusap pusara Senja pelan.

"Jangan bilang kalau--"

"Iya, mata itu matanya Senja. Dia donorin matanya buat lo."

Mendadak, otak Nora tak mampu mencerna apa-apa. Gadis itu praktis terdiam, lalu sedetik berikutnya air mata jatuh membasahi pipinya.

"Ini alasan lo bilang kalau lo nggak bisa ketemu dia lagi?" tanyanya. Setelah menghapus sisa-sisa air matanya, ia berjongkok. "Maafin gue..."

Mars menarik napas dalam-dalam saat melihat Nora menangis. Lalu lelaki itu menyerahkan sesuatu kepada Nora, sebuah surat dari Senja.

Tidak ada yang bisa Nora katakan selain menerima surat itu. Dan perlahan-lahan, gadis itu mulai membuka surat itu dengan perasaan bergemuruh.

Kak Nora, kamu apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja, ya. Aku minta maaf, aku berharap setelah kamu lihat surat ini... kamu udah nggak menganggap aku sebagai perusak lagi.

Pasti sekarang udah bisa melihat lagi, kan? Aku turut senang. Jangan nangis, aku kasih mata itu cuma dibolehkan buat melihat keindahan sama kebahagiaan aja. Jaga kesehatan, Kak! Perjalanan kamu masih panjang di dunia ini. Temenin Kak Mars, biar dia nggak kesepian lagi. Jagain Kak Bumi juga, cuma kamu satu-satunya harapan supaya aku bisa selalu melihat dia.

Senja Milik Bumi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang